Mohon tunggu...
Gilang Parahita
Gilang Parahita Mohon Tunggu... Dosen - Hai! Saya menulis di sini sebagai hobi. Cek karya-karya saya!

Feminis, romantis, humoris.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Golput, Periksa Situs Web Parpol

2 Maret 2014   07:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DUA bulan lagi pemilihan legislatif. Sudah terpikir mau pilih partai apa? Dengan banyaknya berita di media arus utama tentang 'kekhilafan-kekhilafan' parpol, mau mikir tentang pemilu saja mungkin tidak berselera, apalagi disuruh mikir pilih parpol yang mana. Tapi ingat, banyak pemilik media arus utama itu berafiliasi dengan parpol tertentu jadi pemberitaannya sudah pasti tidak objektif. Jika ingin mengetahui subjektivitas semua parpol secara lebih adil, lihat situs web masing-masing parpol tersebut.

Kita harus berhenti bersikap apolitis, tidak peduli pada perkembangan politik, dan ogah berpartisipasi dalam politik. 'Golput' atau tidak memilih parpol mana pun memang sikap politik juga. Mungkin pemilih golput bermaksud menunjukkan betapa payahnya dan mengecewakannya kinerja parpol dan pemerintahan selama ini sehingga mereka tidak berhak dipilih lagi. Jika memang kualitas politik dan parpol secara umum di negeri ini begitu memprihatinkan, apakah menjadi 'golput' bisa menjadi solusi? Selain itu, toh dengan menjadi golput kita pun tetap akan 'terkena dampak' pilihan mayoritas. Terkenda dampak negatif mencak-mencak, dampak positif tidak berterimakasih.

Menurut saya lebih baik maju perang daripada cuma menonton saja dengan sesekali tertawa, sesekali sedih, seperti orang gila. Sebab, setidaknya pemilih aktif menunjukkan ia punya warna, punya keyakinan dan harapan. Ia menjadi sosok yang peduli dengan -paling tidak- kepentingan dirinya sendiri. Nasib kita adalah sejauh mana kepentingan kita itu terwujud atau tidak sehingga kita harus memperjuangkan kepentingan itu. Lewat mana diperjuangkan? Lewat politik, minimal dengan menjadi pemilih pada hari pileg dan pilpres. Apalagi kita adalah warga negara Indonesia. Masa sih tidak ingin menjadikan Indonesia lebih baik dengan memilih pemimpin yang (paling mendekati) terbaik?

Informasi politik tidak dengan mudah didapat. Kita memang tidak bisa mengandalkan media massa (terutama televisi yang saat ini masih menjadi primadona media warga) untuk mendapatkan informasi politik. Pun kesempatan bertemu langsung dengan para caleg juga kecil karena beragam alasan. Satu cara yang paling mungkin untuk mendapatkan informasi itu adalah melalui situs web parpol masing-masing. Seberapa banyak sih warga Indonesia selain wartawan, peneliti, akademisi yang membuka situs web parpol? Mungkin jawaban statistiknya belum ada, tetapi sifat dari new media adalah membutuhkan keaktifan dari netizen untuk mengakses informasi. Jangankan buka situs web parpol, mikir politik dan ingin tahu saja tidak ada, kecil kemungkinan orang itu membuka laman web parpol.

Berdasarkan pengamatan sekilas saya, situs web parpol Indonesia umumnya menyediakan segala macam informasi satu arah mengenai parpol tersebut, mulai dari visi misi organisasi, kepengurusan, agenda kegiatan, daftar caleg tetap per dapil, berita-berita tokoh parpol, hingga laporan keuangan. Situs web parpol juga menyediakan fitur-fitur lain seperti tautan-tautan menuju organisasi-organisasi pendukung parpol (kepemudaan, kewanitaan) maupun media pers. Sebagian situs web parpol malah ada yang menjual pernak-pernik identitas parpol. Yang agak jarang adalah situs web parpol memberi kesempatan bagi konstituen untuk membuka forum tanya jawab yang interaktif dan transparan. Lebih jauh lagi penilaian saya mengenai situs web 12 parpol peserta pileg 2014 perlu saya tulis di kesempatan lain.

Situs web parpol juga penting untuk diperiksa sebab rincian-rincian visi, misi, dan strategi parpol terkait dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Jangan sampai ke-golput-an kita itu menjadi alasan bagi parpol untuk melepaskan diri dari akarnya, kita, civil society, dan lebih berpihak pada uang dan kekuasaan belaka yang disadap dari aset negara yang sesungguhnya adalah milik kita bersama. Saya tidak seratus persen yakin para caleg itu adalah cakor (calon koruptor) juga. Mungkin ada yang benar-benar baik. Inilah pekerjaan serius kita sebagai warga negara: memilih yang terbaik dari yang mungkin terburuk daripada kita datang ke bilik suara dan memilih caleg yang paling ganteng dan paling cantik saja. Pekerjaan penting itu harus dimulai sejak sekarang.

***

Baca Inilah Rating Situs-situs Web Parpol Terbaik Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun