Mohon tunggu...
Gilang Parahita
Gilang Parahita Mohon Tunggu... Dosen - Hai! Saya menulis di sini sebagai hobi. Cek karya-karya saya!

Feminis, romantis, humoris.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Rumah Tangga adalah Unpaid Labour

8 Maret 2014   21:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebab, belum tentu pernikahan yang dijalani akan berlangsung selamanya sampai dipisahkan maut. Perempuan bagaimana pun tetap harus memiliki status publik dan penghasilan sesedikit apa pun dalam cara halal apa pun. Akan lebih baik jika memang spesialisasi dilakukan (laki-laki bekerja di rumah, perempuan di domestik) disertai dengan jaminan kesejahteraan bagi perempuan selama menikah dan bila terjadi perceraian. Menurut saya, jika seorang ibu rumah tangga full time ternyata bercerai dari suaminya, si mantan suami membiayai mantan istri sampai penghasilan mantan istri layak dan setara dengan mantan suami. Tetapi saya yakin para laki-laki banyak yang protes. Sudah mantan, ngapain dibiayai? Sebab, meski harta gono gini dibagi dua sama rata, toh si mantan suami punya status publik, sementara mantan istri tidak.

Oleh karena itu wahai para perempuan, jangan mau melepaskan pekerjaanmu meskipun kalian sudah menikah. Meski punya anak sekalipun. Anak itu milik berdua, asuhlah berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun