Mohon tunggu...
Panji Jaya Kusuma
Panji Jaya Kusuma Mohon Tunggu... Bagian Arsip BPPT-Banyuwangi -

Semoga lewat kompas, semoga banyak hal positif yang akan saya tuliskan nanti, bisa menjadi hal bermanfaat untuk banyak orang. oh Ia, cita-citata juga ya, ketika memilih pilihan kota, ternyata kota Banyuwangi enggak ada (Nyakitin banget). Yah, malang juga deket deh. salam kenal. Panji Jaya Kusuma / Panjul Juyul Kusumul

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alay Itu Anugerah -___-"

11 Januari 2016   01:05 Diperbarui: 11 Januari 2016   01:25 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar guys.. ?? guys apa kabar ?? kabar apa guys ?? Guys kabar apa ?? -___-"

Tidak terasa, sudah sekian lama saya menulis. Dan tidak banyak juga yang bilang kalau saya ini bukan manusia ALAY (Manyun). Hemh... entahlah, bingung saya juga. Saat santai di kantor, saya melamun, pikiran mulai melayang. Mengingat 2-3-4 hari yang lalu, sebulan yang lalu. Terus mengingat kembali waktu yang sudah saya lewati selama ini. Mengingat pendapat banyak orang, penilaian yang terlontar dari mereka-mereka. Dari semuanya, "idiih alay". Itu yang terucap. Bahkan saat di parkiran kampus, kucing pun ngelihat saya seolah berkata, kalau dia ngomong, mungkin begini ya "Ya ampun, mas-masnya alay" (Nepuk jidat gue). Masih SD dulu juga jarang punya temen cewek, karna saya alay "katanya". Ia lah, mereka merasa saya lebay karena setiap kumpul sama temen-temen cewek yang saya omongin selalu tentang ultraman Yaro (Sambil nirui-niruin gayanya gitu pas lagi mau nembak musuh. "Nembak", nyerang maksutnya. Bukan "Nembak" yang nyatain cinta. *Nepuk jidat). Saat SMP tiba, beda sama SD (Jelas banget njol, buodoh banget sih. Yang gini ini jangan dijelasin.) Waktu SMP punya banyak temen cewek, dikala kelas satu. Kemana-mana sama mereka, cewek-cewek (Maaf, kemana-mana selalu bareng, itu kecuali kalau mau ke kamar kecil ya.) Namun, lama kelaman malah dikira bencong (Jedotin kepala ke keyboard). Dan saat SMP, itulah pertama kali saya pacaran. SD pernah suka sama temen cewek, tapi dia enggak suka, dia bilang "Kamu aneh, kaya ultramen sih" (Kala itu dalam hati, saya menjerit. Apa yang salah sama ultramen. Dia menolong kita dari serangan mosnter, helllooooooooooooo...") SMP saya pnya pacar. Pacaran enggak lama, dia minta putus (mengetahui hal itu, langit serentak menjadi gelap kala itu. Petir menyambar-nyambar, pohon-pohon menari ditiup angin. Angin kesedihan). Minta putus karena dia menyukai cowok lain. Sahabat saya tepatnya. Ia sih ya, saat SMP saya kerus kering kerontang-tang-tang-tang -__-. Kalah gemuk. Pacar barunya gemuk, nge-gemesin, keren, kalau lagi jalan bareng udah kaya artis, semua cewek terkesima lihat kegantengannya. Giliran saya yang lewat, "Woi songgoku... mana awan kingtonnya??". Itu dia. Alasan pacar saya... ups, mantan saya maksutnya, selain dia menyukai sahabat saya yang guendut itu, adalah karena dia tidak suka saat saya bercerita dan ngobrolin tentang dolagon ball (Sambil niru-niruin gaya goku pas ngeluarin jurus hamehamea. *mantan saya diem sambil nangis). Karna hampir setiap bertemu dengan teman SMP waktu disekolah, topik saya ngobrol awalnya selalu Goku. Anak-anak, alay, lebay, gak dewasa-lah. Itu komentar mereka, hanya Sudana kala itu yang betah sama saya, karena dia juga hobby buat komik pas di kelas, seperti saya. Dan dia juga selalu heboh setiap kami ngobrol tentang Goku. Kemon-man.. apa yang salah sama goku dan keluarganya...?? Goku baik, dia berusaha mati-matian menyelamatkan bumi kita dari serangan alien. Iya alien, yang bernama "Freezah". Dan berjuang supaya kita tidak dijajah manusia buatan yang dipanggil manusia "Andoroid". Namun sayang, kurangnya dukungan, sekarang kita semua pakai system handphone berbasis andorid. Kita benar-benar dijajah. Kita jadi lupa waktu karena andoroid. Lupa waktu buat sholat, belajar, makan juga bahkan ogah-ogahan sekarang, lupa sama orang. Bahkan parahnya lagi, mau beranjak buat pergi pipis aja kita ogah. Alasannya.."Aduh.. kebelet pipis nih, sialan. Ah bodo dah, udah PW ini." Padahal pipis enggak pernah jahat sama kita. Pernahkah pipis nusuk kita dari belakang ?? kenapa malah kita katain sialan ?? omaegot.. (Huuaaarrrggghhh... !! makin enggak jelas nih tulisan, kenapa alay ini kian meresap dalam hatikuuu !!!!) Maaf maaf, maaf soal pipis. Beranjaklah menuju masa yang kata banyak remaja adalah masa yang paling seru. Paling banyak kenangan yang begituuuuuuuuuuuuuuu indah (Enggak buat saya). Saat SMA saya punya pacar, kita putus karena saya masih sama kurusnya ketika SMP. Alasan yang kedua kami putus adalah karena kumis saya yang tumbuhnya nanggung, malah berkesan kaya remaja yang enggak tegas. Beda sama kakak kelas yang kumisnya enggak nanggung. Kumisnya penuh, sampek nutupin bibir (Nepuk jidat). Sudah bukan lagi tentang Goku dan ultramen. Saya masih tergolong remaja alay, yang masih tidak bisa populer karena hobby ngobrolin Narutoooo !!. Saat dikelas niatnya mencari perhatian, karena kurang perhatian (Cieeeeeeeeee curhaat cieeeeeeee. Tolong alay, jangan kau tinggal didalam jiwa dan pikiran ini, haaaaaaargh !!!). Saat itu sedang ada pelajaran, seorang Guru bertanya kepada saya. "Apa cita-cita kamu di kemudian hari nanti ??" Dengan lantang, gagah seraya saya menjawab "Cita-cita saya adalah, saya pasti akan menjadi seorang Hokage !!". Jadi hokage enggak, dihukum berdiri di depan kelas iya. Kakinya diangkat satu (Kalau dua-duanya, itu terbang), pegang telinga, disuruh nunduk lagi pandangan saya. Cakep.

Disamping itu, mereka menilai saya alay karena setiap kali saya bercanda, candaan saya katanya lebay. Ekspresinya lebay. Terlalu heboh kalau lagi bercanda. Padahal mereka semua tidak sadar. Ketika itu terjadi, mereka betul-betul tertawa loh. Benar-benar mereka menikmati kelebay-an saya. Saat didepan kaca pun saya berfikir, sambil ngaca saya berfikir. Lantas apa yang membuat mereka tertawa bahagia begitu kalau bukan karna kelebay-an ekspresi saya. Saya akui saya tidak tampan, bisa gemuk kaya sekarang saja Mama saya sudah bersyukur banget.

Dan pertanyaan itu masih terus berlanjut. Sampai pada akhirnya saya bisa duduk di bangku sebuah universitas di kampung saya ini, akhirnya pertanyaan itu terjawab. Dari sekian perjalanan hidup saya. Sebetulnya tanpa sadar mereka-mereka yang menilai saya lebay adalah orang-orang yang begitu merasa mendapat sebuah kebahagiaan dari betapa tolol dan konyolnya saya menurut mereka. Mereka yang sedang galau ternyata terhibur dengan hadirnya saya di depan wajah mereka. Saya makin bersyukur lahir dengan wajah yang tidak begitu banget gantengnya. Begitu saja, cukup saya bertingkah konyol dan lebay, mereka sudah tertawa sampai menangis. Sejak SD, SMP, SMA itulah banyaknya orang-orang yang bisa bahagia lewat tertawa. Tertawa dan menertawakan saya, mereka bahagia, berarti saya manusia yang mulia, membuat banyak manusia tersenyum (Walaupun ditahan-tahan). Bhuahahahahahahahah !! Akhirnya saya sadar, mengapa R.A-ditya Dika terkenal dan sukses sebagai komika dan komedian ??

Karena tidak gantengnya beliau. Jelas semua orang terpingkal-pingkal, bahkan sebelum beliau ngomong, orang ngelihat beliau saja sudah mau kekamar kecil (Antara nahan ketawa sama mual ya??) Bhuahahahahahha. Jadi menurut saya alay itu anugrah. terlihat konyol di depan banyak orang itu menjadi ibadah ketika bisa membuatnya tersenyum. Just tersenyum, itu sudah cukup. Apalagi sampai "Huahahahahhah... Panjl kamu ituh ya alaaaay banget, aku sampek ketawa lho,, kamu lucu yaaaa... " -__- saya pingin buat nama untuk fans saya, para ALAY-ers (Nepuk jidat pakai monitor). So, saya bersyukur sekali, saya mengerti apa yang menjadi salah satu anugrah buat saya.

Kalau saya tampan, mungkin kealay-an saya tidak akan berfungsi. Dan akhir-akhir ini, banyak temen kampus yang kalau sedang galau selalu mendatangi saya, harapan mereka cuma satu. Bisa senyum dan tertawa, sehingga kegalauan dan kebaper-an mereka musnah...musnah..wooo. Yah semoga saya terus bisa membuat mereka tertawa. Walau mereka tidak tahu kalau saya juga sesekali, sedua kali, berkali-kali baper (Mimisan). Saya juga merasa galau. Kalau sudah begitu saya menghibur diri dengan ngomong sendiri dan bertingkah lebay sendiri (Kucing peliharaan saya, Moza dan Mony hanya bisa bengong menyaksikan saya kalau sudah begitu. Dari tatapan mata mereka saya tahu, mereka begitu sedih melihat majikannya begitu.)

 

Setelah mengerti itu semua, setelah paham kalau ternyata alay saya itu anugerah, saya semakin percaya diri. Biarpun enggak ganteng, yang penting alay !! hidup alay !! (Walaupun terkadang saya suka ribut, ketika alay masuk kedalam pikiran. Mengacaukan tulisan yang ingin saya tuliskan).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun