Mohon tunggu...
Panji Jaya Kusuma
Panji Jaya Kusuma Mohon Tunggu... Bagian Arsip BPPT-Banyuwangi -

Semoga lewat kompas, semoga banyak hal positif yang akan saya tuliskan nanti, bisa menjadi hal bermanfaat untuk banyak orang. oh Ia, cita-citata juga ya, ketika memilih pilihan kota, ternyata kota Banyuwangi enggak ada (Nyakitin banget). Yah, malang juga deket deh. salam kenal. Panji Jaya Kusuma / Panjul Juyul Kusumul

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Manusia, Ingin Ini Ingin Itu, Banyak Sekali

4 Oktober 2015   15:52 Diperbarui: 4 Oktober 2015   16:22 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Selamat pagi fiksianer, kalian semua yang berada di kampus, di rumah, atau yang masih bangun tidur dan yang masih bermain air di kamar mandi, salam sejahtera, barakallah untuk semua. Teruntuk engkau yang kuliah pagi hari ini, semangat, pasti lancar untuk hari ini, esok dan seterusnya kuliahnya. Salam kangen, Barakallah. Cieeeeeeeeee... , woyo woyo woyo. . . (HUarghh !!! kenapa kamu muncul lagi sih.cieee !!).

Yup, kita semua bertemu dengan hari senin kembali. Dimana hari dimulainya kembali semua aktifitas, dan kesibukan yang sudah menunggu di persimpangan jalan. kesibukan yang sudah tersenyum dari tadi menatap kita seolah berucap... "Bhuaahahahaha, kemari kau pekerja kantoran, kemari kau para pelajar SMA yang hobi galau, kemari mahasiswa dan mahasiswi, siapkan mental kalian untuk pusing delapan keliling, Zheahahahahahaha.. !! (Ketawa setan, kalo katanya R.A-ditya Dika) " Kata beberapa dari mereka hari senin itu menjemukan, hari senin itu adalah hari yang berisikan kalimat "Hu.ufff.. males banget deh hari senin, sekolah lagi, ketemu tugas-tugas menggunung lagi, aduh ketemu sama atasan yang senyumnya kecut, dan tersenyum manis ketika kita lagi salah... hu.uufth.... " Itu beberapa dari banyak orang yang pernah saya tahu. Sempat juga sih berfikir sama seperti mereka-mereka. Apalagi ketika hari senin, pelajaran yang pertama kali saya hadapi adalah Matematika.

Seperti duduk, atau berdiri dan tepat dibelakang kita adalah genderuwo !! seperti itu Matematika buat saya. Eits, itu hanya sekedar lelucon. Hari senin sebetulnya harus disambut dengan semangat dan kepercayaan diri. Seorang Kakak saya yang lumayan enggak galak sering berpesan. "Seharusnya kamu jangan takut ketika besok adalaha hari senin. Entah kamu sudah kerja, atau masih menimba ilmu lewat sekolah. Setiap awal pagi di hari senin kamu seharusnya mengafirmasikan diri, Panjul. Bukan untuk hari senin saja, paham ?? , bla..bla...bla...bla.... (Kalau diteruskan, tulisan ini menjadi berubah judulnya. Yakni, "Curahan hati remaja dungu, dan Kakaknya yang luamayan enggak galak".)

Begitulah, setelah kejadian itu saya jadi mengerti. Bukan seharusnya lari dari sesuatu yang kurang kita sukai. Semisal tadi, hari senin. Apa alasan kita coba membenci hari senin ?? Pernahkah ia menyakiti perasaan kita, menduakan cinta kita ?? enggak kan ?? jelas banget. Dan hari senin pun tidak pernah menyalahkan kita, pernahkah ia berucap ?? "Aku benci sama manusia di dunia, mereka benci aku. huuuuu..... huuuuu.... hiks.. hiks.... (Dan si hari selasa pun menemaninya, malam itu).  Hadooooooh.... kenapa !! kenapa !! Tuhan, alay ini susah dikendalikaaaaan... !!! (Jedotin kepala ke bantal, biar enggak sakit. Dan enggak muncul efek berdarah). Maaf, maaf... begitulah ketika alay saya sudah datang. Suka ngawur saya nulisnya malah.

Maksut saya sih, di hari Senin seharusnya kita bersemamgat. Jika memang dirasa nantinya akan menghadapi aktifitas yang melelahkan dikala hari itu tiba, kita bisa lebih sering mengafirmasikan hati dan pikiran kita. Seperti saya dulu ketika akan ada ujian Alpro. Walau belajar cuma sebentar (Sebentar-sebentar ketiduran. Sebentar-sebentar malah lupa apa yang di pelajari, walau belajar cuma sedikit (Sedikit-sedikit ngantuk, sedikit-sedikit malah nonton One Piece episode Dress Rossa) saya semakin pusing, ngantuk dan pada akhirnya tidak melanjutkan belajar. ketika dalam keadaan setengah terlelap kala itu, hati saya tetap berguman, "Sial, kenapa aku malah tertidur ?? Baiklah, nanti shubuh saya akan bangun, akan saya balas dendam belajar Alpro ini !!".

Dan ketika waktu shubuh tiba, suara adzan sayup-sayup terdengar menyapa telingan ini. Saya terbangun, mengawasi sekeliling kamar tidur saya. 5 menit kemudian saya bobok ganteng lagi. ketika ujian dimulai, saya percaya diri, walau saya belajar hanya sedikit-sedikit dan sebentar-sebentar. Hasilnya pun cukup menyakitkan, saya dapet nilai C. Tapi walaupun begitu, saya tetap selalu mengafirmasikan kegagalan saya itu. "Dapat nilai C, itu tanda saya ini belum dikasih kesempatan dapat nilai B. Semangat Panjul. Sabar, pasti akan datang giliran untuk mendapatkan nilai B". (Sumpah sakit banget, pemahaman cacat tentang afirmasi. Bukan begitu maksut Kakak, Njuuuuul. Maaf Kak, ini pasti lagi-lagi karena alay saya semakin mengakar dalam jiwa. Semakin berkembang dalam otak saya. Sudah datang ke tempat pengobatan manapun !! Tapi alay ini tetap ada, dan semakin tumbuh didalam jiwa !!, hiiiks hiiks.. (Garuk-garuk hidung, ngupil) ).

Maksut saya sih, walaupun dengan mengafirmasikan diri, kita masih mendapati yang namanya kegagalan, kita tidak seharusnya menyerah dan putus asa. Semakin jatuh, semakin bangkit. Semakin gagal semakin berusaha. Semakin Afrimasikan diri kita dengan semua motivasi yang bisa membakar semangat. Intinya sih jangan putus asa dan ingat, kita harus selalu ikhlas, walau itu susah untuk dilakukan namun mudah untuk diucapkan, kita harus selalu ikhlas. Dengan begitu, hidup terasa lebih ringan dan tenag. Ia, tenang.... seperti itu tuh, judul lagunya kotak, "Tenang-tenang saja".

Bicara mengenai tenang. Ketengan, menurut saya tenang ialah suatu perasaan dimana kita mampu meminimalkan keresahan, kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran dan semua perasaan yang menggangu di dalam jiwa. Lantas di manakah kita mencari ketenangan ?? jawabnya ada di ujung langit, kita kesana dengan seorang anak, anaknya tangkas dan juga pemberani...... (Huaaaaaaaaaaaaaaarrrgh.... kenapa siiih kamu datang lagi alaaaaaaay !!!!! (Garuk-garuk kepala sampai botak) tolong jangan datang kembali. . .  !!!! (nangis gula pasir). Kata sang Guru, ketenangan ialah saat kita mengingat Tuhan. Mengingat siapa kita dan asal muasal kita. Kita tenang kan karena kita kehilangan rasa khawatir dan cemas, bukankah begitu ?? saat saya bertanya pada hati kecil, sebetulnya apa yang membuat hati ini tidak tenang ?? jawabnya ada di ujung langit... maaf maaf, bukan itu lagi, kasihan bolak balik kita panggil Goku kesini. Yang membuat kita tidak tenang itu adalah rasa takut.

Kenapa kita takut ?? ada banyak hal yang membuat kita takut, setiap insan punya ketakutannya sendiri. Apalah itu, yang jelas begitu meresahkan jiwa. Sehingga bertemulah dengan seorang Guru, yang berkata kepada saya, "Kita ini sering galau, gelisah, karena rasa takut yang muncul didalam diri sendiri. Kenapa takut ?? karena kita sering bersikap kurang ikhlas. Kurang ikhlas dari segi apapun. Kita lupa kalau kita ini hanya manusia. Seharusnya kita ikhlaskan saja semua kehidupan kepada Tuhan. Semua sudah digariskan. Ketika kita takut akan suatu hal dalam kehidupan, lekas kita pasrahkan saja. Pasrahkan semua yang kita tidak bisa terka. Pasrahkan semua yang begitu menjadi beban di punggung kita. Karena semua yang ada di kehidupan kita adalah kepunyaan-nya. Kita hanya dititipi. Kita hanya menjalankan. Dan teruntuk rasa takut menghadapi dan menjalani kehidupan, banyak-banyak mengingat Tuhan, dikala susah ataupun senang. Dikala sakit ataupun sehat. Dikala lapang ataupun sempit."

Begitu beliau menyampaikan kepada saya. Yah, hitung-hitung bisa dimuat disini, semoga bermanfaat dan menjadi tulisan yang bermuatan positif. Jadi, tidak ada lagi yang namanya hari senin yang menyebalkan, tidak ada lagi malam minggu kelabu, tidak ada lagi yang namanya kegalauan dan kesedihan. Tidak salah memang, jika kita kembali berfikir bahwasanya manusia pasti memiliki rasa takut. Jelas, wajar dan memang manusiawi. Tapi jangan kita terlalu dalam di dalam ketakutan dan kekhawatiran yang menyelimuti jiwa. Ketika susah baru kita mencoba mengingat Tuhan, kemudian ketika senang kita lupa. Saat susah inget, saat senang lupa. susah inget lagi, senang lupa lagi. Teruuuuuuuuuuuuuuus seperti itu. Jadi teringat tentang suatu pelajaran yang pernah saya dapat. manusia ketika takut dan susah, akan meminta bantuan Tuhan, ingat kepada Tuhan walau di dalam keadaan berdiri, duduk bahkan ketika terbaring. Kemudian Tuhan ringankan, lepaskan dan menjadikan hati kita menjadi tenang, lantas kita kembali lupa. Semoga kita termasuk hamba-hambanya yang selalu senantiasa diberi hidayahnya, untuk selalu mengingatnya.

Manusia memang banyak mintanya, ingin ini, ingin itu banyak sekali...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun