Menyaksikan acara televisi Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa malam, 8 Maret yang lalu di TVone tentu sangat berbeda dari tayangan ILC sebelumnya.
Tema ILC "Siapa Penantang Ahok" menjadi panggung bagi penangtang Ahok untuk menghakimi dan mencaci maki. Tidak hanya itu, menuduh, memfitnah dan menyerang juga terjadi di acara itu. Roy suryo bahkan mengeluarkan kata-kata tidak pantas yang seharusnya tidak boleh keluar dari mulut seorang negarawan. Sangat Miris menyaksaikan acara diskusi publik yang memiliki penonton setia cukup banyak ini. Saking kesalnya Anton Medan memilih walk out dari acara itu.
Tema yang dibahas pada malam itu sebenarnya sangat manarik bagi pemirsa televisi. Namun, harapan pemirsa untuk menyaksikan diskusi yang edukatif dan informatif harus tergerus oleh amarah, dendam dan apriori (seseorang memiliki asumsi sendiri tentang sesuatu dan akhirnya mengambil kesimpulan). Hal ini sudah terlihat sejak awal, dimana Haji Lulung menyerang Ahok dari berbagai macam sisi. Bahkan seolah mendahului kehendak dan suara rayat Haji Lulung dengan penuh KEYAKINAN (Yakin Haqul Yakin) menyatakan bahwa Ahok akan KALAH dalam pemilihan Gubenur DKI Jakarta tahun 2017 mendatang.
Seolah tak mau kalah, mantan menteri pemuda dan olahraga yang juga anggota DPR RI Roy Surya juga terlibat dalam penghakiman Ahok (liat di youtube). Kata-kata yang seharusnya tidak keluar dari mulut seorang negarawan yang di dadanya melekat simbol negara Burung Garuda.
Yang paling mengerikan adalah Ratna Sarumpait. Dengan intonasi suara yang tinggi dan gemetar, Ratna mengeluarkan pernyataan yang menyerang Ahok dan Partai Nasdem.
 Ratna mempersoalkan dukungan Partai Nasdem kepada Ahok karena menurut dia ada indikasi Ahok terlibat korupsi RS Sumber Waras. Kemudian pernyataan ini disanggah oleh ketua fraksi Nasdem DRPD DKI Jakarta Bestari Barus yang menyatakan bahwa belum ada bukti dan status hukum yang menyatakan Ahok terlibat korupsi RS Sumber Waras. Seakan tak peduli, Ratna kembali pada pernyataannya bahwa Ahok terlibat korupsi.
Hemat saya sanggahan ketua fraksi Nasdem ini masuk akal dan sudah sesuai dengan sistem hukum di negara. Status hukum kasus Sumber Waras di KPK belum dinaikan pada tahan penyidikan. Masih dalam tahap penyelidikan.
Mengapa saya katakan pernyataan ibu Ratna Sarumpain mengerikan: (1) Ratna Sarumpait dikenal sebagai aktivis pro demokrasi sejak lama. Bahkan dia pengaku lolosnya ide calon perseorang di DPR salah satunya karena perjuangan beliau. (2), aktivis di tuntut memiliki pengetahuan yang cukup, baik soal permasalah sosial maupun persoalan hukum. Â Dua hal itu yang saya tidak lihat dalam diri Ratna Sarumpai.
Akhirnya acara ILC malam itu benar-benar menjadi penghakiman bagi Basuki Cahaya Poernama...
Penulis Tinggal Di Anakalang, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H