Kepada yth : Tuan Pemimpin Nusantara
Â
Hari ini kembali lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dimulai dari seonggok perbedaan beberapa tahun lalu.
Disini, Tuan, aku tidak berkapasitas apa-apalah untuk berkomentar tentang ilmu yang Tuan punya.
Disini, aku hanya ingin berkeluh kesah;
Sebagai rakyat jelata, yang lelah dengan segala omong kosong;
Yang lelah dengan segala perbedaan yang dibungkus oleh keangkuhan
"Aku yang paling benar," dibungkus oleh kata "Marilah kita hargai perbedaan,"
Aku? Kembali hanya tertawa getir. Miris.
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!