Mohon tunggu...
Oktavian Eugene Alcapone
Oktavian Eugene Alcapone Mohon Tunggu... -

Hidup adalah tertawa dan tertawa itu semangat hidup .

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Ahkirnya, Aksesoris Ospek itu Berahkir di Tong Sampah"

8 Agustus 2011   21:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

suatu hari .. . . . . .

Adek :  bang, bsk temenin ane  cari bahan-bahan buat ospek besok yah,

Ane   :  ah, bikin repot aje sihhh !!! emank apa aja sih yang harus di siapin ?

Adek :  Bola plastic, kartoon berwarna , kaos kaki warna biru satu,tali, bla bla bla dan bla sampai bebusa deh doi ngomongnya ...

Ane : ya elah, ternyata masih aja di suruh bawa SAMPAH !!!  ckckckckkckck

Sebuah Ritual classic pengenalan kampus, yang selalu di gelar untuk mahasiswa baru yang akan memasuki perguruan tinggi, sejujurnya, opsek itu sangat bermanfaat untuk beradaptasi pada lingkungan baru, teman baru, bahkan gebetan baru :p . tetapi terlepas dari situ semua timbul lah  pro dan kontra pada kegiatan Ospek ini !!

tapi, yang sampai ane ngak abis fikir, kenapa bisa para panitia ospek ini menyarankan  harus membawa bahan-bahan yang tidak lazim di pakai pada umumnya untuk sebagian orang normal . Mulai dari timeline Twitter,dan status facebook semua ber isikan keluh kesah mereka tentang tugas untuk membawa aksesoris yang membuat mereka seperti badut kampus !!

mulai dari tampang kelihatan konyol dengan memakai kaos kaki panjang se betis yang beda warna, belum lagi dengan topi kerucut berwarna pink sembari menyedot empeng bayi di setiap momentnya , sembari berjalan mengelilingi kampus dan menjadi korban ejekan para senior-senior kita, hahaha, dan di saat berahkirnya masa suram tersebut, berahkir juga lah aksesoris itu di Tong sampah, bahkan ada juga maba yang meninggalkan aksesoris  itu di sembarang tempat ,  sebenarnya, bila di tinjau dari segi ekonomis, semua itu sama halnya membeli barang yang tidak berguna, bukankah masih ada cara lain untuk membawa aksesoris tersebut ? contohnya ,  menghijau kan kampus dan daerah sekitarnya dengan bibit-bibit pohon, kegiatan amal, dan hal-hal yang bermanfaat lainnya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun