Mohon tunggu...
Rofiyani -
Rofiyani - Mohon Tunggu... -

mahasiswi yang sedang menyusun masa depan. Pemilik blog barakallahulana.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

22 Desember, Benarkah itu hari Ibu?

21 Desember 2013   06:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:41 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13875827231593995554

Kebanyakan kita orang Indonesia memaknai tanggal 22 Desember itu adalah “Hari Ibu”. Intinya ketika tanggal 22 desember kebanyakan orang memaknai hari itu adalah untuk menghargai peran seorang ibu. Tidak didunia nyata maupun dunia maya banyak orang-orang berbondong-bondong mengangkat tema “Ibu”. Kita bisa melihat disekitar kita terutama biasanya disekolah-sekolah,sebelum pelajaran dimulai seorang guru pasti meminta muridnya satu persatu untuk membacakan puisi bertema “Ibu”. Atau bahkan di kampus-kampus,dengan mengadakan kegiatan atau seminar dengan mengusung tema “Ibu”. Dan tak lain pula disosial media (facebook,twitter,blog dan website) akan banyak kita jumpai puisi dan artikle yang bertemakan “Ibu”. Atau ungkapan seorang anak kepada ibunya dengan memberi kado dan bunga.

Kenapa sih kita harus menunggu tanggal 22 Desember untuk menghargai peran ibu kita? Atau jangan-jangan kita hanya latah atau ikut-ikutan?

Kalau kita melihat tanggal momentum pasti kita akan menenggok dan membuka lagi catatan sejarah buku kita. Ada apa sih sebenarnya tanggal 22 Desember itu? Apa kah benar itu Hari Ibu? Rasa-rasanya tidak mungkin kalau tanggal 22 Desember itu adalah hari ibu,hari kasih dan sayang hanya untuk Ibu sekali dalam setahun? Sangat aneh. Dan lagi pula tidak mungkin setiap ibu lahir pada tanggal yang sama yaitu tanggal 22 Desember.

Ayoo.. Kita buka lagi sejarah Hari Ibu di indonesia. Ternyata sejarah di Indonesia telah tertuliskan dan telah ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara Nasional hingga kini. (sumber wikipedia)

Kenapa Presiden Soekarno menetapkan demikian bukan tanpa adanya suatu alasan. Soekarno menetapkan Dekrit Presiden itu bukan karna Ibu beliau lahir tanggal 22 Desember. Sehinga beliau menetapkan tanggal 22 Desember itu Hari Ibu. Karna Hari Ibu itu dibuat dalam dekrit presiden karna adanya para pejuang wanita dalam Kongres Wanita Indonesia. Jadi sepertinya tidak ada kaitannya dengan tanggal 22 Desember itu adalah Hari Ibu atau hari kasih sayang ungkapan cinta seorang anak kepada ibu dengan pemberian kado dan karangan puisi seperti yang dilakukan masa kini.

Perlu kita ketahui,Kongres wanita Indonesia adalah suatu organisasi perempuan yang ada di indonesiayang dipelopori pahlawan wanita Indonesia antara lain Cut Nyak Dhien,R.A Kartini,Dewi sartika,Nyai Ahmad Dahlan dll. Kongres Wanita Indonesia itu sendiri terbentuk karna seluruh kaum perempuan di Indonesia ingin memperjuangkan nasib kaum perempuan untuk menuju kesuatu arah perbaikan,memperjuangkan kemerdekaan hak seorang perempuan demi kemajuan bangsa. Jadi sepertinya tidak ada lagi hubungannya tanggal 22 Desember itu adalah hari Ibu. Lebih tepatnya tanggal 22 Desember itu adalah hari peringatan pahlawan wanita Indonesia.

Kita bisa melihat secara tersurat maupun tersirat bahwa Presiden Sokarno menetapkan dekrit presiden tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu,karnabeliau hanya ingin mengenang semangat juang para wanita indonesia untuk kemajuan bangsa. Lebih mengingatkan kembali bagaimana perjuangan wanita indonesia untuk memperjuangkan hak dan kewajiban wanita. Dansangat disayangkan kita lupa hari sejarah itu dan sekaligus mungkin kita adalah anak durhaka karna hanya mengingat kebaikan ibu hanya setahun sekali.

Sangat jauh berbeda tujuan Hari Ibu yang Presiden Soekarno tetapkan untuk sekarang ini. Kini kita hanya ingat kalau tanggal 22 Desember itu hari ibu yang bermakna hari kasih sayang antara Ibu dan anak. Ironis sekali bukan. Ibu kita yang pengorbanannya sangat besar kepada kita,kita hanya bisa mengingat kebaikanya sehari saja pada tanggal 22 Desember dengan ungkapan atau ekspresi dalam puisi yang mendayu-dayu yang membuat kita pilu atau sebuah kado kecil untuk meluapkan balas budi kita.

Kenapa harus menunggu moment 22 desember untuk semua itu? Dan bagaimana dihari-hari yang lain selama setahun? Kita melupakan ibu kita,melupakan jasa ibu kita? Bukankah anak yang baik itu harus menyenangkan orang tua setiap hari tanpa harus menunggu setahun sekali. Dan bukankah kapanpun atau kalau perlu tiap hari kita ucapkan terimakasih kepada Ibu dan mendoakan ibu.

Lagi-lagi ternyata kita hanya latah tentang makna Hari Ibu tanpa mengetahui sebabnya. Kalau dalam agama islam kita Taqlid Buta atau boleh dibilang ikut-ikutan. Dan begitulah penyakit kronis kita “Ikut-ikutan”. Walaupun sebagian orang ada yang tahu tentang sejarahnya dan sebagian yang lain diberitahu,yang namanya kronis sangat sulit disembuhkan atau dihilangkan dari tradisi.

Seharusnya kita yang berpendidikan dapat mengubah mindset tersebut. Karna kita telah tahu dan paham apa yang telah disampaikan Presiden Soekarno. Bukan kita yang tahu malah ikut-ikutan Hari Ibu itu dimaknai dengan konotasi yang semakin sempit.

Dan untuk Ibu tiap hari adalah hari spesial untukmu. Tanpa kita harus menunggu 22 desember. Because you know you are the number one. There’s no one in this world that can take your place. I’m sorry for taking you for granted. I will use for every chance i get to make you smile. Whenever i’m around you. Now i will try to love you like you love me.

Semoga pembaca lebih bijak dalam memaknai hari ibu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun