Anda sudah pasti pernah mendengar tentang penyakit typus bukan? Penyakit ini cukup sering kita temukan menyerang kerabat, teman, tetangga dan orang-orang disekitar kita. Itu wajar karena Indonesia adalah salah satu negara endemik typus, artinya Indonesia banyak terjangkit typus.
Cukup banyak warga kita yang meninggal karena typus karena warga sering menyepelekan penyakit ini saat gejala awal muncul dan baru mencari tindakan medis saat typus sudah parah. Penyakit ini juga menunjukkan gejala awal yang mirip dengan serangan demam berdarah dengue berupa demam tinggi beberapa hari. Namun untuk memastikan penyakit ini hanya bisa dilakukan melalui cek darah di laboratorium.
Tahukah anda bahwa typus pernah menjadi momok paling menakutkan di dunia karena sangat membunuh?
Epidemi typus telah terjadi secara rutin di seluruh Eropa dari 16 ke abad ke-19, termasuk selama Perang Inggris Sipil, Perang Tiga Puluh Tahun, dan Perang Napoleon. Dipercayai tifus telah membunuh lebih dari 10 persen dari total populasi Jerman, dan penyakit secara umum menyumbang 90 persen korban di Eropa.
Pada Abad ke-19, Selama perang Napoleon di Moskow pada tahun 1812, lebih banyak tentara Perancis meninggal karena tifus daripada dibunuh oleh orang Rusia.
Sebuah epidemi besar terjadi di Irlandia antara tahun 1816 dan 1819. Diperkirakan 100.000 Irlandia tewas. Tifus muncul lagi di akhir 1830-an , namun epidemi tifus besar lain terjadi selama 1846 dan 1849. The tifus menyebar Irlandia ke Inggris.
Berikut adalah gejala-gejala typus:
1. demam tinggi dari 39° sampai 40 °C yang meningkat secara perlahan mulai sore hari hingga dini hari
2. tubuh menggigil
3. denyut jantung lemah
4. badan lemah lunglai
5. sakit kepala hebat terutama di belakang kepala
6. nyeri otot, pegal, linu
7. kehilangan nafsu makan
8. konstipasi (tinja keras)
9. sakit perut
10. pada kasus parah muncul penyebaran vlek merah muda.
Tifus dapat berakibat fatal, operasi pemotongan usus atau bahkan kematian. Pengobatan medis umumnya menggunakan Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin. Yang perlu diperhatikan adalah bila suhu telah turun dan merasa segar, bukan berarti telah sembuh, karena usus masih tipis oleh karenanya makanannya harus bertahap mulai dari bubur saring, bubur, nasi lembek dan baru nasi. Selain makanan yang harus dijaga adalah tidak boleh bekerja berat, sebelum benar-benar sembuh, karena usus dapat robek/terluka dan suhu badan naik kembali seperti semula, walaupun bakterinya telah tiada.
Bila telah melewati masa inkubasi demam tifoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang terlambat perawatan. Vaksin untuk demam tifoid dapat melindungi sekitar 70 percent lebih orang yang telah divaksinasi, jika sudah divaksin dan masih terkena biasanya ringan dan dianjurkan untuk anak-anak dan dewasa setiap 3 tahun sekali. Vaksinasi jauh lebih murah daripada terkena Tifus dan harus istirahat total di tempat tidur. Penyakit ini biasanya berjangkit di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, dimana tingkat kebersihannya kurang.
sumber: www.obat.in
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H