Mohon tunggu...
D- Nyota
D- Nyota Mohon Tunggu... -

Tuhan akan selalu mencintai meski berkai kali dikhianati \r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jerit Kebebasan Seorang Muslimah

14 Februari 2012   09:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:40 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth



Saat pusaran waktu kini melesat menderu berpacu dengan semu nafsu. Kegoncangan jiwa, keresahan hidup selalu membuntuti dalam glamor kehidupan. Dan ketika roda kehidupan saat ini terhenti dibarisan tingkah laku orang baratsebagai barometer dalam melangkah, pun sekarang melebarluas hingga timur asia (korea waves).

Merebaknya infotaiment yang menggelar berbagai tampilan dalam segala bentuk yang mengundang kesenangan hati sering diistilahkan sebagai hiburan yang hanya menyodorkan kesenangan bagi seorang muslimah. Pun hal tersebut takkan menggoyahkan keteguhan hatinya dalam menjalankan perintah ilahi.

Kala segala aktifitas yang hanya menggurui seorang muslimah dalam khayalan yang dikhawatirkan akan menggerogoti hati dan jiwa insaniyahnya dihentikan. Ia mulai bingar, hendak meneriakkan kebebasan yang masih dianggapnya normal dan wajar. Himpitan kebebasan perlahan menyesak, menyeruak dan buncahannya pun meledak dalamhening fikirnya. Naluriyah seorang muslimah itu pun tak sepenuhnya salah karena ia masih menjaga diri dan batinnya. Ia masih memegang erat agamanya.

Namun haruskah teriakkan kebebasan didengung-dengungkan saat kebebasan yang diinginkan seorang muslimah tersebut hanyalah fatamorgana, yang hanya menyajikan keindahan semata, sekejap hilang dan tak bisa dinikmati lagi. Bukankah seharusnya kesadaran akan kebebasan yang mulai hilang bahkan tak terasa dinikmati oleh seorang muslimah itu harus digali kembali tanpa harus mencari kebebasan fatamorgana itu.

Bila seorang muslimah berusaha mencari akan arti dari kebebasan sejati, ia tak perlu mengerahkan berbagai bentuk usaha yang justru malah menjerumuskannya dalam jurang yang keluar dari koridor syareatnya.

Mungkinkah kebebasan sejati yang sangat berarti namun masih saja tak dimengerti dan terus dicari oleh seorang muslimah adalah kebebasan yang ada dalam nurani dirinya sendiri.

Kala seorang muslimah mulai memahami akan kebebasan sejati, ia mulai bangkit dari tidurnya dengan menengok kembali konsep-konsep perjuangan rasululloh jugasohabiyatdahulu dalam menjalani titah-titah rabbani agar mampu menjadi seorang muslimah yang kini sering didengung-dengungkan sebagai TONGGAK KEBANGKITAN NEGARA ( Annisa'ul imadul bilaad ).

Masih perlukah mengelu-elukan kebebasan yang tak layak dimiliki seorang muslimah sendiri?

*Jerit pinggiran muslimah dalam kurungan

Salam D_Nyota

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun