Mohon tunggu...
Nurul Chotimah
Nurul Chotimah Mohon Tunggu... -

Lihatlah dunia dalam kacamata yang berbeda, maka kita akan tahu tentang kebesaran Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pelajaran dari Secercah Doa

1 April 2014   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Semoga kebaikan yang mbak lakukan berkah dan mendapat pahala dari Allah.Aamiin” sms singkat dari salah satu ibu yang sudah saya anggap sebagai kerabat sendiri , saat itu langsung membuat hati saya nyess. Jujur mendapatsms seperti itu sebenarnya membuat saya malu, pasalnya saya hanya menolong menghubungkan saudaranya yang sakit agar mendapat bantuan dari salah satu lembaga zakat. Kebetulan karena saya mempunyai jaringan dengan pegawainya sehingga langsung ditanggapi berkas bantuan yang saya ajukan. Tidak dengan proses yang berbelit-belit bahkan langsung direspon, satu hal yang patut disyukuri karena diberi kemudahan berupa jaringan yang luas.

Padahal beberapa menit sebelum sms itu masuk, saya merasa kecewa dengan salah satu mantan rekan kerja saya. sempat saya merasa diperalat dan hanya dimanfaatkan saja untuk memuluskan ambisi-ambisinya. Sedih dan marah pun mendera saya. merasa bahwa dunia ini keras pada kita. Sudah banyak kebaikan yang kita lakukan pada saudara seiman, akan tetapi justru kebaikan tersebut dimanfaatin orang. Namun, Allah rupanya ingin menegur saya. ketika saya membuat sebuah kebaikan kecil, balasan doa dari orang yang kita tolong sungguh tulus (apalagi dari Allah, tentu tak kalah besar bukan?). Dari sana kemudian saya merasa, ketika saya bersabar dengan musibah yang saya lakukan maka sesungguhnya balasan Allah sebenarnya jauh lebih besar dibanding berbuat baik dengan orang yang tidak akan menyakiti kita.

Karena itu ketika kita berbuat baikpada orang dan justru orang tersebut membalas menyakiti kita, justru kita mendapat peluang pahala dua kali. Dari kebaikan yang kita lakukan, juga dari bersabar dan tidak membalas perlakukan orang tersebut.

“sesungguhnya setiap perkara muslim itu baik, ketika ia menerima musibah maka ia bersabar dan pahala baginya. Ketika ia mendapat kebahagiaan ia bersyukur, maka pahala pula baginya. “

Sungguh sebuah hadist sederhana namun sarat makna. Namun kesederhanaan tersebut kadang membuat kita lupa, sudahkah kitamelakukan hal-hal yang terbaik dalam hidup kita. Bersegera memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang membutuhkan dan tidak terlarut dalam persoalan pribadi. Walau sebenarnya itu tidak mudah namun itu  merupakan kandungan dari ayat” seseorang tidak dikatakan orang yang beriman,sampai ia diuji”. Karena sesungguhnya ketika Allah menguji kita menjadi bukti bahwa Ia sayang pada kita. Ingin mengetahui seberapa besar iman kita , kalau kita belum naik tingkat maka kita belum lulus dan akan diuji dengan sesuatu yang mirip dengan yang barusan kita alami.

“Allah tidak akan membebani seseorang sesuai dengan kemampuannya”

Ketika seseorang memiliki kelemahan dalam hal tertentu,maka ia akan diuji dengan hal tersebut sampai lolos dan naik tingkat untuk mendapat ujian yang lain. Seseorang yang dia orangnya pemarah maka ia akan diuji dengan hal yang akan mudah menyulut kemarahannya, orang yang mudahkecewa juga akan senantiasa dihadapkan dengan hal yang akan menyulutkan kekecewaan.Ketika kita kemudian dihadapkan dengan kondisi demikian maka kita hendaknya berusaha menghindari hal-hal yang akan memicu kekecewaan kita, tentunya ini dibarengi dengan terapi hatiagar hati tidak terus merasa sakit dan menjadi orang yang malang di dunia ini.

Saya sendiri saat ini juga masih dalam proses belajar. Belajar memaknai hidup, karena sesungguhnya ketika kita masih diberi anugrah kehidupan maka kita akan mengalamiujian hidup.

Wallahuallam bishawab.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun