Masa pertengahan dan akhir anak-anak atau yang disebut dengan anak sekolah merupakan kelanjutan dalam masa anak prasekolah. Periode anak sekolah ini dimulai dari usia 6 tahun hingga saatnya seorang individu matang secara seksual. Permulaan masa ini ditandai dengan masuknya anak-anak ke kelas satu sekolah dasar.
Masa pertengahan dan akhir nak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lamban dan relative seragam sampai mulai terjadi perubahan pubertas. Sampai dengan usia 6 tahun terlihat badan anak pada bagian atas berkembang lebih lambat dari pada bagian bawah. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5 hingga 6 % dan berat bertambah 10 % setiap tahun. Ketika usia 6 tahun tingginya rata-rata adalah 46 inci dan berat 22,5 kg. dan ketika usia 12 tahun tingginya mencapai 60 inci dan berat 80 hingga 42,4 kg (Mussen, Conger, Kagan, 1969).
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar. Peningkatan bert badan pada masa ini terjadi karena bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pertambahan kekuatan otot dikarenakan factor keturunan dan banyaknya olahraga.
Dengan bertambahnya nerat dan kekuatan badan seorang anak, maka selama masa anak sekolah ini perkembangan motoric menjadi lebih haus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa anak prasekolah. Anak-anak terlihat lebih cepat berlari dan pandai melompat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan badan berkembang semakin pesat. Sejak usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan yang dibutuhkan utuk membidik, menyepak, melempar dan menangkap juga berkembang. Pada usia 7 tahun, tangan lebih kuat dan lebih menyukai pensil dari pada krayon untuk melukis. Dari usia 8 sampai 10 tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat. Koordinsi motoric halus brkembang, dengan diperlihatkan dapat menulis dengan baik dan rapi. Ketika usia 10 sampai 12 tahun, mulai mempelihatkan ketrampilan manipulative dan mulai memperlihatkan gerakan yang komplek, rumit dan cepat.
Untuk memperhalus ketrampilan motoric anak, mereka melakukan berbagai aktivitas fisik. Aktivitas ini dilakukan dalam bentuk permainan baik dalam bentuk formal maupun informal yang melibatkan ketrampilan motoric mereka.
Referensi : Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H