Menjadi si kaya atau si miskin, adalah pilihan.
Menjadi yang pertama atau yang terakhir, adalah pilihan.
Menjadi orang yang berharga atau dihargai, adalah pilihan.
Menjadi bahagia atau selalu dalam kesedihan, adalah pilihan.
Hidup dalam keimanan atau kekafiran, adalah pilihan.
Untuk tetap hidup atau tidak, itu pun adalah pilihan. dll
Ya. Semuanya adalah pilihan. Di setiap langkah maju mundur kehidupan, selalu erat akan pilihan-pilihan yang terkadang sulit tuk dipahami seperti apa, dan untuk apa. Manusia sering kali terkecoh oleh pilihan yang katanya bisikan dari hati yang pada kenyataannya adalah sebuah persepsi dari fikiran.
Sulit untuk dijawab semua teka-teki ini, jika pada akhirnya, hanya nada-nada kegusaran yang akan limpahkan sebagai sebuah fenomena kekalahan dalam sebuah prinsip. Berawal dari kata “mencoba”, maka akan di dapatkan sebuah hasil kesimpulan yang nyata nya itulah pilihan.
Bagaimana dengan takdir? Tidak kah itu semua pun termasuk takdir Tuhan??hm….
Andai kebenaran yang hakiki itu ada pada keseharian manusia. Mungkin, tidak akan sesulit ini juga menentukan apakah pilihan ini yang terbaik ataukah tidak. Bersama waktu juga, hidup dan kehidupan dalam proses ini akan menemukan jawaban yang terbaik, sebagai acuan menuju kebahagiaan dunia akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H