Mohon tunggu...
Nurlia Muslimah
Nurlia Muslimah Mohon Tunggu... Lainnya - Aktualisasi Diri

menyukai fiksi dan non fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjemput Wewangi

13 Februari 2022   12:52 Diperbarui: 13 Februari 2022   12:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku mencium debu dari basah tanah leluhur
mencermati setiap angin yang kuat mengepal seperti menampar

mengamit hati yang lusuh dan gerusuh
sebuah jalan panjang, pada arah yang berlainan

mengulang
terjatuh
kemudian terpana
tak ada satupun yang luput dari apa yang terbisik

sekiranya cahaya di atas cahaya menembus dhamir
mata berkaca, kaki gemetar

luasMu
ku kira tak seluasku

Tangerang, 07 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun