Aku berlari sekuat tulang keringku
Aku bermimipi seindah pelangi yang kian mewarni menari-nari disekeliling mentari
Karena jiwa telah percayai penjatian bulan pagi rebah
Meski terkadang jatuh dan lelah menghampiri
Walau terkadang rapuh dan patah menghantui
Tapi Tak akan semua melengserkan diri!
Mata ini belum buta!
Telinga ini belum tuli!
Tulang ini belum retak!
O... betapa masih bisa kulihat padang hijau nan luas itu
Melambai-lambaikan peranakannya tuk sambutku berada disana
O...masih dapat kudengar bisikan kicauan burung yang seakan selimuti aura semangat disetiap hari
Dan semua masih terus berlanjut!
Aku terus berlari, aku terus bermimpi!
Menggapai asa yang belum ditenggelamkan oleh Mentari
Merebut semua cita yang Tuhan telah semayamkan dalam diri.
Tak perduli!
Takusah kumengerti!
Sosok meanusia seperti apapun yang kan nodai setiap niat suci
Aku tahu Tuhan mengiringi langkah menuju tujuan suci!
Tuhan tak pernah mati iringi mimpi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H