Mohon tunggu...
nur alfiyah
nur alfiyah Mohon Tunggu... -

masih belajar dan akan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Menulis bagi Mahasiswa

29 September 2012   10:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:30 6458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

TAK ADA TULISAN TAK ADA KRITIK SOSIAL

Menulis skripsi merupakan perspektif utama seorang mahasiswa khususnya S1 yang ingin cepat lulus dan menjadi sarjana. Berbagai penelitian dilakukan untuk melengkapi kajian dalam skripsinya. Hasil-hasil penelitian akan lebih akurat dengan membubuhi beragam landasan teori yang digali dari berbagai kajian pustaka. Namun semua data yang berhasil diperoleh tidak akan berkualitas tinggi tanpa struktur penulisan yang baik dan benar. Dari sinilah kemampuan menulis berperan penting bagi mahasiswa.

Pentingnya menulis dari kalangan mahasiswa bukan hanya diperuntukkan dalam proses penggarapan skripsi. Menulis juga menjadi hal yang harus ditelateni dalam pembuatan makalah, jurnal penelitian, laporan penelitian, proposal kegiatan dan penelitian, dan lain-lain. Hasil karya tulis seorang mahasiswa merupakan wujud dari kreativitas dan pengetahuan mereka, yaitu bagaimana mereka menyajikan tulisan mereka dalam bentuk makalah, skripsi, proposal penelitian, dan lain sebagainya.

Karya tulis telah menempati kedudukan yang fenomenal terutama bagi kalangan pelajar. Sebagian besar di antara mereka beranggapan menulis tidak hanya sebatas membuat skripsi, makalah, jurnal penelitian, dan tugas-tugas kuliah lainnya. Apabila menulis hanya dilakukan saat ada tugas kuliah, maka dimungkinkan adanya kesulitan bahkan kesalahan pada saat pembuatan tugas-tugas tersebut. Karena itu perlu adanya pelatihan menulis secara teratur bagi setiap individu yang ingin selalu memperbaiki sistematika karya tulis yang mereka hasilkan.

Menulis merupakan salah satu cara untuk menambah wawasan. Dengan menulis seseorang akan giat membaca beragam literatur guna memperkaya istilah kata dan menambah bahan pembicaraan dalam wujud tulisan. Khasanah lain yang bisa diperoleh dari gemar membaca yaitu meningkatkan kualitas membaca seseorang. Semakin cepat seseorang dalam memahami suatu bacaan maka akan semakin cepat ia menyelesaikan proses membaca. Dan semakin cepat seseorang membaca suatu literatur, maka akan semakin besar peluangnya untuk membaca banyak literatur dalam proses studi pustaka.

Menulis merupakan kegiatan yang menantang jiwa dan raga, khususnya otak. Seseorang yang menulis akan dibebani tanggung jawab untuk menyelesaikan tulisannya itu agar menjadi sebuah informasi yang utuh. Dengan menulis seseorang bisa mengeksplorasikan segala apa yang terselubung dalam benaknya. Termasuk mengkritisi lingkungan sosial tempat di mana ia tinggal.

Kehidupan sosial merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri adanya, karena tak ada satu pun orang yang mampu memenuhi kebutuhannya dengan tangannya sendiri. Meskipun ia seorang penguasa negara yang mempunyai banyak harta, karena harta itu tak akan bisa berubah jadi nasi tatkala ia lapar kecuali jika ia menukarnya pada para pedagang nasi, dan pedagang akan selalu membutuhkan petani sebagai produsen beras dan bahan-bahan pangan lainnya. Lebih dari sekedar urusan makanan, contoh lain yang representatif dari  kehidupan sosial yaitu hubungan kekerabatan antara pemerintah dan rakyatnya, apakah di antara mereka ingin saling melengkapi dalam segala hal atau sebaliknya hanya ingin memperoleh keuntungan untuk dirinya sendiri. Kehidupan sosial merupakan wahana unik yang patut untuk dikritisi. Dari sinilah peran menulis sangat diperhitungkan.

Dalam kawasan perkuliahan, bagi segenap mahasiswa menulis merupakan salah satu wahana untuk menyampaikan aspirasi baik mengenai lingkungan kampus ataupun perihal pemerintahan di negaranya. Kebanyakan tulisan mereka dimuat di berbagai media cetak seperti koran, majalah, dan buletin dalam kolom opini, artikel, dan lain-lain. Menulis tentang kondisi sosial yang mengitari skema kehidupan dapat disajikan dalam bentuk cerita yang konon akan lebih menarik bagi para penggemar novel, cerpen, dan lain-lain. Dengan kegiatan ini, kemungkinan besar para mahasiswa menjadi lebih peduli pada kondisi negaranya sebagai wujud rasa cinta pada tanah air.

Mengkritisi kondisi sosial dalam bentuk tulisan seharusnya dijadikan sebagai trend, khususnya bagi golongan mahasiswa dan kaum intelektual lainnya. Kritik sosial yang diwujudkan berupa tulisan dirasa akan lebih ramah ketertiban dari pada demonstarsi. Dan akan lebih tepat sasaran karena diungkapkan dalam bentuk bahasa kejujuran, sebagai luapan uneg-uneg dari sanubari.

Di era perjuangan untuk kemerdekaan, bangsa Indonesia bersatu bagaikan kumpulan sapu lidi yang sukar dipatahkan. Saat itu, kaum muda berperan penting memperjuangkan bangsa dan negaranya. Ir. Soekarno sebagai proklamator negara Indonesia sekaligus presiden pertama Indonesia berjuang sepenuh hati bersama para pemuda dan rakyat Indonesia demi meraih kemerdekaan (kebebasan dari kesengsaraan dan penjajahan). Karena peran pemuda sangat penting berpengaruh, maka sejak 28 Oktober 1928 dibentuk beberapa sumpah (janji) yang terangkum dalam “sumpah pemuda”. Sebagian besar bahkan seluruh bangsa Indonesia mengetahui sejarah tersebut. Itulah bakti sosial terhadap bangsa dan negara yang diwujudkan oleh para pemuda di era kemerdekaan. Namun saat ini sudah tidak ada perang berdarah, kepedulian para pemuda dapat diwujudkan dengan berbagai kreasi untuk mengkritisi berbagai kondisi sosial yang terjadi dalam negara.

Mahasiswa merupakan sekelompok golongan intelelektual yang mempunyai nilai dan sifat orisinil. Nilai dan sifat orisinil merupakan gagasan-gagasan yang muncul atas dasar pengalaman dan pengetahuannya. Mahasiswa mempunyai banyak cara untuk menyampaikan gagasannya antara lain dengan demonstrasi, dialog, ataupun menulis di berbagai media seperti koran, majalah, website, dan lain-lain. Namun di antara cara-cara tersebut, tulisan di media akan lebih representatif terhadap para pembacanya.

Tulisan mahasiswa terhadap kondisi sosial masyarakat akan lebih mengena isinya oleh para pembacanya dari pada karya-karya lain yang bersifat mengkritisi keadaan sosial. Mungkin karena ketepatan gaya bahasa yang digunakan dapat membuat para pembacanya seolah turut turun tangan dalam peristiwa yang diceritakan.

Menulis tentang kondisi sosial tidak hanya berguna sebagai wujud cinta pada tanah air dan bangsa, tapi juga akan menumbuhkan semangat seseorang untuk terus berkarya dalam berbagai hal. Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa yang kali pertama mengkritik tajam rezim orde baru, dia juga seorang pelopor gerakan mahasiswa tahun 1996, seorang pendiri mapala UI, sewaktu menjadi mahasiswa dia adalah seorang penulis opini di harian nasional kompas. Contoh lain, Ahmad Fuadi. Dia adalah seorang yang peduli terhadap negaranya, dia menulis “Trilogi Negeri Lima Menara”. Semasa kuliah dia juga seorang penulis di koran lokal.

Mengkritisi kondisi sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun menulis di media akan dapat mewakili semuanya. Karena di dalamnya tersirat berbagai nilai-nilai sosial yang disuguhkan dengan beragam ungkapan kata. Dari sekarang tumbuhkanlah dan kembangkanlah rasa cinta pada tanah air dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun