Ditengah terik siang dan padatnya kantin sekolahan..
“Yang,bisa liat gak itu tuh kutu di rambut Hesty?persis loh kaya cintaku ke kamu” ungkap Rian dengan tawa malu . “ya ampun yang ih jorok banget perandaiannya” balasku . “iya loh saying,kalau kutu itu kan udah melekat ke kepala seseorang pasti susah lepas,gak mau lepas . Hatiku juga gitu loh,udah lekat di kamu,gak mau lepas kemana-mana lagi”terangnya .
Masih ingat betul aku bacotan konyol Rian 5 tahun yang lalu . Entah inspirasi dari mana dia membandingkan cintanya dengan perilaku kutu haha sudahlah , itu dulu .
Namaku Lili , Lili Adriana . Aku dan Rian bertemu untuk pertama kalinya pada masa SMA , kami satu sekolahan,satu angkatan . Kami memulai hubungan pacaran sejak SMA kelas 1 . Hubungan abg,yang terlihat manis saja pada masanya .
“Nunggu apaan li?” kata Intan , teman baruku sejak kuliah . “nunggu kabar dari Rian li,biasalah” balasku . “ih masih aja ya cowok kek gitu ditungguin . Halooo liliiiii , dia ngilang suka-suka ,ngabarin juga suka-suka”balas Intan yg lagi-lagi tingkat kegeramannya meningkat kalau udah bahas Rian . “Ya gak apapa kali tan,mungkin karna gak sekampus ya makanya kami agak renggang”aku yg mulai meyakinkan Intan dan diriku sendiri . “yaelah gak ada tuh alas an atau pembelaan apapun lagi ya li , sebulan aja sanggup sekali dua kali aja ngabarin , diajak ketemu ada aja tuh alasan , tapi kalau ada perlunya aja ya samamu baru datang,baru berkoar-koar ‘I love you’ lah apalah , basi”ketus Intan yg nampaknya sudah naik darah . “Ada perlunya gimana sih li,ya udah ya , aku unmood nih”kesalku . “iya-iya,nongkrong yuk pulang kampus!ngilangin unmood mu”ajaknya . “Oke”kataku .
Ah lagi-lagi kupi café . Sering benar aku kesini sama Rian , dulu . Segelimat kenangan dengan Rian melintas-lintas di setiap sudu,tiap detil café ini . Tiba-tiba hp ku bergetar,kegirangan , ini hal yg paling kusuka , pasti Rian pasti Rian . Benar saja , begitu smsnya terbuka, ada kalimat pemberi harapan disana , “dimana li,gak rindu?gak niat jumpa?ke rumah dong” katanya . Pipiku memerah . “tan,aku duluan balik ya,buru-buru”kataku sambil berlalu meninggalkan Intan yg masih terpelongo melihatku .
Sampainya diruah Rian..
“duit mana?bagi sejuta dong . Penting”ungkapannya yg tiba-tiba mebuatku terpelongo seperti Intan tadi . “yang,aku baru nyampe loh , tega bener”kataku . “yaudah duduk aja dulu,aku mau mandi”balasnya . Aku cuma bisa mikir kalau habis mandi,kami pasti jalan . dreeed dreeed , hp Rian yg tepat disampingku bergetar . Kubaca smsnya : yang buruan dong transferin,sepatunya limited edition yang. Hah.. jelas-jelas aku disini gak sms apapun , terus ini siapa?kubuka-buka lag isms yg lain,ternyata banyak wanita-wanita lain dengan motif yg sama ‘UANG’ . Oh jadi gini,Rian maintain duit ke aku yang katanya pentinglah , inilah , itulah , buat wanita-wanita baru dihidupnya. Kali ini bukian Intan lagi yang naik darah , aku pun jauh lebih naik darah .
“yang,mana duitnya . Aku mau keluar bentar ,tunggu aja disini ,ntar kalo lama baliknya,kamu pulang sendiri aja ya”katanya . “niiiih”kataku seraya menempelkan hp Rian yg masih terbuka folder smsnya ke wajahnya .
Lalu aku pun berlalu pergi secepatnya . Terasa air mata di pelupuk mataku lagi berlomba untuk keluar . Kuhapus air mataku , kutegarkan hatiku . Aku gak boleh cengeng,gak boleh kembali lagi ke dia . Cinta kutu , cinta yg melekat selalu memang,seperti kutu . Tapi satu hal,kutu itu parasit. Rian parasit . Kutu menghisap darah dan beranak-pinak menghancurkan rambut korbannya . Rian menghisap pundi-pundi keuanganku . Semoga besok wajahmu berubah jadi wajah kutu,ungkapku dalam hati . Lalu aku pun melewati jalanan malam sambil terkekeh membayangkan wajah kutunya Rian .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H