Mohon tunggu...
nuzulianda febrina
nuzulianda febrina Mohon Tunggu... -

State university of medan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mama, Kenapa Kamu Berbeda? (Part 1)

14 November 2013   22:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:10 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diam,melihat,memperhatikan lalu membandingkan , itulah aktifitas intens yg kulakukan sejak kecil . Melihat bedanya ibunya temanku dengan ibuku . Aku sisil , si anak yang merasa sekilas 'tertekan' dengan ibunya .

'nek,kapan mama datang ya?' ini kaliat tersering terucap olehku pada masa-masa aku tk . Tiap hari aku cuma bisa menonton bagaimana teman-teman tk ku di temani ibunya di taman kanak-kanak tempatku , cuma menonton lalu membandingkan 'mamaku kok gak begitu ya?'

Aku sudah dititipkan oleh ibuku untuk dirawat nenekku sejak umurku 2bulan . Kenapa begitu? karna karir adalah proritas ibuku .

Singkat cerita , ketika aku baru tamat sd , ibuku mengambil aku kembali dari nenekku . Senang memang , ibuku pasti sudah sadar kalau aku ini penting baginya , itulah pemikiran dangkalku . Lalu senyumku terbang dalam sekejap . Ternyata ibuku mengambilku hanya karna desakan ayahku dan karirnya ibu mulai hancur,dia butuh  benar-benar fokus ke pekerjaan kantornya,tak mengurusi rumah lagi . Jadi dia butuh aku untuk ya semacam kata kasarnya 'babu' . Kalau ditanya kenapa tak pakai pembantu,alasannya pasti cuma agar aku mandiri .

Tak masalah bagiku,walaupun kesannya babu,tapi aku benar-benar tulus menjalaninya , semata karna kecintaanku pada ibu . Terkadang ku bangga sendriri karna aku bisa ini itu gak seperti teman-teman perempuanku lainnya . Ya ya lagi-lagi fikiran dangkalku menyergap , yang akhirnya pupus setiap kali dengan teganya ibu memakiku dengan berbagai kalimat kasar jika aku sedikit saja salah dalam pekerjaan 'babu' ku itu . Terlalu kasar untuk seorang wanita .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun