Mohon tunggu...
Novia Rahayu Utami
Novia Rahayu Utami Mohon Tunggu... -

mahasiswa psikologi UIN MALANG angkatan 2012, anak sulung dari 3 bersaudara,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikat dan Hantu, Itulah Kamu...

10 November 2014   01:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:13 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hubungan Mita dengan Dimas sudah berjalan Lima tahun. Mereka berpacaran sejak di bangku kuliah hingga kini mereka berdua sama-sama bekerja. setelah Lima tahun berjalan berpacaran, akhir-akhir ini Mita merasakan dan baru menyadari kalau pasangannya mempunyai mood yang cepat sekali berubah. Sempat Mita berfikir untuk mengakhiri hubungannya, namun ia juga berat untuk berpisah dengannya. Karena hubungannya sudah terlanjur jauh dan akan memasuki hubungan yang serius untuk ke jenjang berikutnya.

Terkadang Dimas sangat perhatian dengan Mita, selalu memberi kabar, bercerita, tertawa bersama, jail, humor, bahkan Mita menganggap Dimas sebagai malaikat terbaiknya. Namun, pada suatu saat tiba-tiba Dimas berubah total dari perilakunya yang sebelumnya tersebut menjadi sosok kekasih yang sangat kejam, seketika itu ditenganh-tengah kegembiraannya ia terdiam sejenak dan mulai mengeluarkan nada yang tidak enak. Dimas berubah menjadi pemarah, membentak, mengawali pembicaraan yang tidak enak, mencari kesalahan, bahkan melakukan suatu perbuatan dengan kekerasan misalnya memukul, dan Mita menganggapnya seakan-akan seperti hantu. Hal tersebut dirasakan Mita tidak hanya sekali tetapi berkali-kali dan hampir ketika mereka bertemu sikap Dimas selalu seperti itu. Mita sebagai seorang perempuan yang ceria, lemah dan terbiasa dengan kasih sayang, ia sangat kaget dengan perubahan sikap dan perilaku pacarnya tersebut. Karena saking sayangya Mita kepada Dimas, ia selalu khawatir dan panic ketika melihat perubahan Dimas.

Sebagai perempuan yang selama Lima tahun “mengenalnya” tentunya Mita sangat terpukul karena ia tidak terbiasa dengan sikap Dimas. Ia selalu menangis ketika sikap buruk pacarnya tersebut muncul tiba-tiba karena ia juga tidak tau sebab dari perubahannya tersebut. Namun sebaliknya, suatu ketika sikap buruk Dimas itu tidak ada, Mita dibuat seperti seseorang yang paling bahagia dan paling bersyukur di dunia, Dimas menjadi sosok yang begitu sempurna di mata Mita.

Ketika Mita bertanya kepada Dimas mengenai perubahan sikapnya yang dipengaruhi oleh moodnya tersebut. Mita merasa tidak percaya karena Dimas tidak menyadari sebenarnya apa yang telah ia lakukan. Karena Dimas menganggap hal yang dilakukannya itu adalah hal yang biasa, masih dalam batas wajar, dan khilaf. Ia seakan-akan menggampangkan semua persoalan yang dianggap serius oleh Mita mengenai sikap dan perilakunya itu. Tanpa memikirkan perasaan Mita, Dimas hanya berkata “maafkan saya sayang”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun