Ekploitasi anak. Kata-kata yang akhir-akhir ini sering kita dengar dipemberitaan telivisi. Baik acara berita maupun acara gosip. Dari anak pinngir jalan sampai golongan artis ekploitasi anak ini melanda. Tentu masih ingat dibenak kita tentang kasus arumi bachsin yang melaporkan ke KPAI tentang meminta perlindungan dari ibu nya yang katanya mengekploitasi. Kisah arumi mungkin belum seberapa dibandingkan dengan kisah-kisah anak lainnya. Kenalkah kalian dengan Nabila? Seorang anak berumur 10 tahun yang kabur dari rumahhnya karena selalu dipukuli orang tuanya. Dia tinggal bersama ayah kandungnya dan ibu tirinya setiap hari dia disuruh bersihin rumahnya jika tidak maka dia akan mendapat pukulan dari bapaknya.  Dia kabur dari rumah dan ditemukan di tol jor tangerang km 17. Dan dia mengaku dia ingin kembali kepada ibu kandungnya. Padahal ibunya bekerja sebagai TKI di Arab Saudi. Sungguh kasihan anak itu. Tapi apakah hanya nabila saja yang mengalami seperti itu? Masih banyak nabila-nabila yang lain. Salah satu contoh ekploitasi anak adalah ekploitasi seks komersil bebas. Di indonesia banyak gadis yang memalsukan umurnya, dan diperkirakan 30 persen pekerja seks komersil wanita berumur dibawah kurang dari 18 tahun. Bahkan ada beberapa yang masih berumur 10 tahun. Diperkirakan setiap tahunnya ada 2 juta anak dijual diseluruh dunia yang diekploitasi secara seksual setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri diperkirakan pula ada 40.000-70.000 anak menjadi korban eksploitasi seks dan sekitar 100.000 anak diperdagangkan tiap tahun. Tujuan negaranya adalah malaysia, singapura, brunei, jepang dan arab saudi. Dan keuntungan dari meperdagangkan anak itu pun sungguh fantastis yaitu 12 miliar pertahunnya. Anak yang terjerat dalam ekploitasi anak yang diperdangkan ini adalah karena awalnya mereka diming-imingi mendapat uang jajan yang banyak sehinnga dia mau ikut oleh sang penjual untuk dijual. Cara penjualnya pun bermacam-macam ada yang dengan uang, dengan mainan ataupun dengan makanan. Dan masih banyak ekploitasi anak lainnya, di kota-kota besar anak-anak mengamen dilampu merah, jadi pengemis maupun jadi pemulung. Maraknya ekploitasi anak ini harus cepat dihentikan. Semua aspek harus ikut untuk menghentikan ekploitasi anak ini yang semakin hari, semakin bertambah. Karena anak adalah generasi penerus bangsa. Mereka merupakan bibit sebueh bangsa yang amat berharga. So kita mesti membimbing menjaga,mendidik dan tentunya memberi kasih sayang padanya. Mereka hanya seorang anak yang ingin dicintai dan disayangi serta diperhatika. Stop ekploitasi anak untuk Indonesia semakin terdepan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H