Mohon tunggu...
Nessma Zweina Majid
Nessma Zweina Majid Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

4. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.\r\n5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari.(Qs.Ash Shaffat:4-5

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jalur Gaza: Penjara Terbesar di Dunia?

21 Agustus 2013   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:01 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.haaretz.com Membicarakan jalur Gaza atau Gaza Strip ibaratnya membicarakan sebuah wilayah di mana orang seolah-olah merdeka,tapi pada kenyataannya mereka terisolir..terisolir bukan karena letak gheografisnya ada di pedalaman puncak Himalaya macam wilayah Tibet,tapi terisolir karena semua gerak-gerik warganya di awasi oleh Pasukan Zionis Israel. Bayangkan Jalur Gaza yang luas wilayahnya cuma secuil semua dalam kendali Israel meliputi kontrol terhadap wilayah udara,perairan dan perbatasan dengan Mesir. Wilayah Jalur Gaza meliputi(dari Wikipedia): -berbatasan dengan Mesir di sebelah barat daya (11 km) -dan Israel di sebelah timur dan utara (51 km) -Jalur Gaza memiliki panjang sekitar 41 kilometer -dan lebar antara 6 sampai 12 kilometers -dengan luas total 365 km² -Populasi di Jalur Gaza berjumlah sekitar 1,7 juta jiwa.[2] Mayoritas penduduknyaMuslim Sunni Masih luasan wilayah Jakarta saya rasa. Jadi apalah artinya semua ini bagi warga Jalur Gaza..? mau kemana-mana sulit,hendak pergi ke Luar Negri di curigai,mau cari ikan saja sulit karena nelayan boleh melaut hanya beberapa mil saja,setelah itu akan di tangkap oleh aparat Israel. Belum lagi wilayah yang berbatasan langsung dengan Israel,pagar berduri  dan Sniper siap menembak penduduk Jalur Gaza yang mencoba melewati batas wilayah yang diduduki Israel. Jadi memang kalau di fikir-fikir penduduk paling malang dan menderita didunia adalah penduduk wilayah Jalur Gaza,tak ada kebebasan bagi warganya untuk beraktivitas dan berhubungan dengan Dunia luar,semua harus izin dari Penguasa Isreal. Bagaimana penduduk Jalur Gaza harus exis dalam mempertahankan hidupnya..?entahlah.. dengan kondisi yang terisolir seperti itu,sangat sulit membayangkan bagaimana mereka bisa bertahan di wilayah gurun yang gersang seperti itu..?paling-paling bertani di wilayah yang tidak seberapa luas ini. Hendak menjadi Nelayan,dapat apa jika hanya boleh berlayar beberapa mil dari garis pantai..?mengandalkan sektor pariwisata dan industri jelas tidak mungkin,selain birokrasinya yang harus berhubungan dengan Israel,selain itu wilayah ini dalam kontrol penuh Israel,meliputi wilayah udara,perairan serta perbatasan dengan Mesir Orang akan sulit memasuki wilayah ini tanpa persetujuan dari pemerintah Mesir dan Israel(mohon dikoreksi jika salah).walau hanya sekedar berniat membantu kebutuhan pokok bagi rakyat Jalur Gaza ini.

www.20min.ch - Jika saja mereka bukan orang Islam sudah pasti berputus asa dan  hidup segan mati tak mau,menghadapi dilema masa depan mereka dan tak tahu sampai kapan akan berakhir. Belum lagi nasib Rakyat Palestine lainnya yang diduduki Israel macam wilayah West Bank,Rammallah,Jerusallam,Nablus,Hebron dll. Tidak tahu nasib mereka apa yang terjadi, karena akses ke sana pasti sangat sulit,warga setempat mau ngomong apa ?pasti akan dibungkam  dan dipantau keberadaannya oleh Militer Israel. Jadi sudah pasti,kontrol penuh dari Israel atas warga wilayah tersebut ,jadi jangan berharap bisa mendengar keluh kesah suara mereka,yang ada pasti hanya informasi versi Pemerintah Israel. Jika ini terjadi atas Saudi Arabia orang akan mengecam bahwa tindakan itu tidak demokrasi,tapi jika Israel yang melakukan maka dunia hanya diam seribu basa. fairobserver.com Ketidak adilan memang selalu menimpa Warga Palestien sejak Israel menduduki wilayah mereka,lucu saja ya..?? kok wilayah yang sudah ribuan tahun menjadi Haq Rakyat Palestine,bisa tiba-tiba di rebut oleh bangsa yang merasa paling berhak atas wilayah tersebut. Bagaimana status kepemilkan tanah atau sertifikat jual beli tanah,yang dulu atas nama si pulan  sekarang semua sudah tidak berlaku lagi dan ganti nama atas nama warga pendatang Isreal. Ibarat kata begini,maukah Tanah anda yang sudah di kuasai ribuan tahun lamanya,secara turun temurun dan dibeli dengan susah payah,tiba-tiba diklaim sebagai Haq Milik Israel..? Orang waras manapun pasti tidak terima,itulah yang terjadi dengan Rakyat Palestine saat ini,tepatnya sejak Era 1948-an. Kalau di pikir-pikir sebetulnya Negara Israel itu negara yang aneh,ibaratnya dia tuan tanah yang kaya raya sehingga tempat tinggal dan rumahnya harus di kelilingi oleh kawat berduri beraliran listrik. Kaya raya  tapi hasil dari merampas warga sekitar,jadi mereka tidak aman hidupnya dan untuk mempertahankan hidupnya,mereka harus mempersenjatai diri dengan peralatan yang canggih,Sementara tetangganya hidup dalam garis kemiskinan. Lalu si orang kaya ini, seperti mafia yang punya loby yang kuat dengan dunia luar(baca Negara Barat/USA,Inggris,PBB dan Cs-nya)jadi seolah-olah apa yang dilakukan adalah syah-syah saja,termasuk kontrol keamanan atas Seluruh Wilayah Palestine,yang notabene adalah wilayah yang di rebutnya. Iya jika sudah dalam  kontrol keamanan dari Israel,mestinya wilayah yang dikontrol tersebut diperhatikan ke-sejahtera-annya,misal dapat subsidi,macam layanan air bersih,listrik,sandang papan pangan,infrastruktur jalan raya ,pendidikan,kesehatan dll. Nah ini Rakyat Jalur Gaza-Palestine sudah di isolir tapi harus menghidupi dirinya sendiri dengan Sumber Daya Alam yang minim dan gersang..,bagaimana mereka bisa hidup layak..?sementara akses berhubungan dengan dunia luar tidak boleh sama sekali alias tertutup sama sekali,rasanya ini tidak adil bagi siapapun yg punya nurani apapun  agamanya. Kalau sudah begini,berat sekali melawan ketidak adilan bagi Bangsa Palestine,berani melawan sedikit saja atas ketidak adilan tersebut,langsung saja diacak-acak wilayah tersebut. Dan ketidak adilan ini berlangsung selama bertahun-tahun,saya ada melihat Rakyat Palestine yang lahir dan besar di Saudi Arabia,hidup mereka sepertinya hampa,walau mereka di Saudi Arabia tercukupi sandang pangan dan papan,tapi mereka tidak punya Tanah Air. Dan status mereka tetaplah sebagai warga pendatang dari Palestine,mereka tidak bisa pulang ke kampung halamannya,bisa jadi hubungan mereka sudah terputus karena mungkin sodaranya yang ada di Palestine sudah mati atau tidak tahu dimana rimbanya. Apalagi jika hendak pulang ke Palestine mereka sangat kesulitan,banyak juga dari mereka yang bermukin di Jordania tapi statusnya tetap sama sebagai warga negara asing. Entah sampai kapan penderitaan mereka akan berakhir,yang pasti saya tahu walau mereka bisa tertawa di Saudi,sebetulnya hati mereka menangis,karena mereka tidak punya tanah air lagi. Tanah airnya sudah di rampas dan diduduki oleh Bangsa Israel dengan dukungan British dan USA serta Negara Barat lainnya. Apapun hidup harus tetap berjalan dan ketidak adilan itu telah menimpa Bangsa Palestine,Percayalah Allah masih bersama Bangsa  Palestine dan orang-orang Islam  diseluruh dunia Amin..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun