Mohon tunggu...
Neni Rohmani
Neni Rohmani Mohon Tunggu... -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Problematika Kepemimpinan di Indonesia

17 Mei 2012   15:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:10 4906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir 67 tahun bangsa Indonesia ini merdeka. Tetapi sampai saat ini, pernyataan merdeka itu dirasa belum sepenuhnya tertanam dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang belum benar-benar merasakan kesejahteraan dalam kehidupannya. Terutama dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Bertambah lagi usia bangsa ini. Namun masa yang telah lewat itu belum mendekatkan bangsa ini kepada negara yang dicita-citakan seperti yang tertulis dalam alinea terakhir Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu yang berbunyi Negara yang pemerintahannya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Suatu cita-cita akan dapat terwujud apabila ada usaha dan tekad keyakinan yang menyertainya. Tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut dirasa hanya sekedar tulisan belaka tanpa ada usaha dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Dalam hal ini dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu menuntun dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia tersebut.

Kepemimpinan memang merupakan suatu topik bahasan yang klasik, sudah sangat tua usianya namun tetap sangat menarik untuk dikupas karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih tetap hot untuk diungkap karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin bobrok saja moral dan mentalnya.  Ibaratnya, kita semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader). Pemimpin yang baik sebenarnya pemimpin yang mau berkorban dan peduli untuk orang lain serta bersifat melayani. Tetapi, kenyataannya berbeda. Bila kita lihat sekarang pada para pemimpin kita di atas sana, dari lapisan bawah sampai lapisan tertinggi, dari pusat hingga ke daerah-daerah. Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya, malah terlihat adanya pemimpin-pemimpin yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan nasib rakyat bawah, dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani masyarakat. Karena kepemimpinan mereka lebih dilandasi pada keinginan pribadi dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok.

Kenyataan itu bisa kita ketahui bersama dalam potret keseharian masyarakat Indonesia, yang ada di surat kabar dan terekspose di kotak kaca televisi. Siapapun presidennya, rakyat selalu harus rela antre minyak tanah untuk kompor mereka. Siapapun gubernur di ibukota, macet dan banjir adalah penyakit akut yang entah kapan akan musnah dari kehidupan keseharian warga kota. Masih tingginya tingkat kriminalitas yang dilakukan masyarakat dengan alasan demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Masih rendahnya kesempatan masyarakat dalam mendapatkan pendidikan. Kenyataannya biaya pendidikan yang dirasa semakin mahal saja sehingga akan menghambat masyarakat untuk mendapatkan pendidikan terutama bagi masyarakat bawah. Penderita gizi buruk dan busung lapar pun masih kerap menghantui masyarakat Indonesia karena minimnya biaya hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Melihat kenyataan yang seperti itu, sangat memprihatinkan sekali dan sampai saat ini belum ada tindakan yang nayat dari para pemimpin-pemimpin kita. Mereka malah asyik mempertontonkan kebolehan mereka dalam menyampaikan janji-janji belaka. Kepemimpinan yang ada hanya sibuk membangun benteng kekuasaan dengan permainan citra. Semua masalah bangsa diselesaikan dengan retorika dan janji-janji, lewat iklan di media massa, atau setidaknya dengan kata “akan” lewat statemen di forum kenegaraan. Dengan mendasarkan kata “akan” itu seolah-olah semua permasalahan sudah dapat terselesaikan. Kenyataannya belum ada usaha dan tindakan nyata dari mereka untuk mewujudkan janji-janji mereka saat kampanye. Tak heran jika akhirnya masalah-masalah yang membelit bangsa ini jadi bertumpuk dan tidak pernah diselesaikan.

Lalu seperti apakah sosok pemimpin yang sebenarnya ada di Indonesia yang dapat membawa bangsa Indonesia ke masa kejayaan dan kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan adanya suatu proses. Bangsa Indonesia ini memerlukan pemimpin baru. Pemimpin yang menjadi problem solver. Pemimpin seperti ini tentu lahir dari generasi baru. Bukan dari generasi lawas pewaris kepemimpinan pola lama. Bukan juga berasal dari individu yang terlibat dan menyangga kepemimpinan masa lalu. Dibutuhkan seorang pemimpin yang amanah, visioner, berani, jujur dengan cita-cita perjuangan, memiliki komitmen dan keteguhan terhadap ideologi dan cita-cita perjuangan, serta sabar dalam berjuang. Sosok pemimpin itu seharusnya bertindak tidak harus menunggu protes dari masyarakatnya, tetapi dia mempunyai inisiatif tersendiri dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan yang terbaik. Dia memiliki sikap empati yang dalam terhadap masyarakat yang dipimpinnya.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun