Mohon tunggu...
Retno Lisnawati
Retno Lisnawati Mohon Tunggu... -

menulis apa yang ingin di tulis, mengungkap apa yang ingin diungkap :)\r\n\r\nhttp://www.nananeno507.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sakit itu...Aku

12 Desember 2013   22:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:59 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mencoba memaknai arti dlam setiap caci

Mencoba mengerti isi dari setiap maki

Aku sadar ini bukan saat aku meratap

Meraung meminta apa yang telah lewat

Merengek memohon apa yang telah pergi untuk kembali

Andai aku punya satu kali kesempatan

Akan kutarik segala ucap

Ku bungkam segala sikap

Agar aku dapat terlepas dari jerat yang semakin membuat engap

Harusnya..

Aku bisa lebih bijak dalam bertindak

Agar tak terkena kapak sebab keegoisanku sendiri

Harusnya..

Kita bisa bicara sebentar

Duduk santai sambil menyeringai pada senja di ngarai

Harusnya..

Aku tak pernah membiarkan segala lirih hanyut dalam lautan pedih

Harusnya..

Aku ada disini bersamamu

Bukannya membiarkan darahmu mendidih menahan sedih

Sebab aku lah yang tak pernah mau mengalahkan semua ego demi sebuah kasih

Tapi nasi telah menjadi basi

Kini tak akan pernah lagi kutemukan tawa dalam setiap duka

Tak akan lagi kutemukan ceria dalam setiap lara

Karena aku..

Telah membiarkan cinta itu pergi tanpa sebuah alasan nyata

Yang mungkin dapat sedikit memperbaiki yang telah sirna

Karena aku..

Telah menorehkan luka dan menambahnya lagi dengan ribuan luka yang tak seharusnya ada

Karena aku..

Adalah alas an mengapa senja tak lagi menyapa

Ia kecewa..

Kini aku hanyalah sebatangkara, hina

Setidaknya itu yang pasti pernah terlintas dibenakmu

Walau tak pernah sanggup terucap dari bibirmu

Aku tahu..

Sakit yang tak pernah henti kau rasakan adalah sakit saat kau tetap percaya, tetap tertawa, tetap menerima

Meski kau tahu persis bahwa nyatanya..

Aku benar-benar menghunuskan pedang tajam tepat dihatimu

Hingga kau sama sekali tak bisa merasakan sakit yang sesungguhnya

Karena kau selalu menutupi segala luka.. demi senyum seseorang yang tak lain adalah sumber dari luka-luka yang tak pernah kuasa kau balut.

Ya..

Lukamu.. Sakitmu..

itu Aku....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun