Mohon tunggu...
Muktar Ismail
Muktar Ismail Mohon Tunggu... profesional -

Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok. No Coment......................... Hepi trusssssssssssss

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersalaman Menjelang Ramadhan

1 Agustus 2012   16:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:21 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bersalaman dan saling meminta maaf sangat disunnahkan dan inilah yang dulu diajarkan Rasulullah s.a.w. kepada para sahabtnya. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda "Bila dua orang muslim bertemu lalu bersalaman, maka diampuni dosa keduanya sebelum keduanya saling berpisah" (H.R. Abu Dawud).Ibnu Hajar (dalam Fathul Bari) menukil perkataan Nawawi bahwa bersalaman hukumnya sunnah, melakukannya pada momen tertentu tidak mengeluarkannya dari kesunnahan.

Bersalaman, atau saling meminta maaf khusus pada waktu menjelang bulan Ramadhan atau setelah Iedul Fitri sebenarnya tidak diajarkan oleh Rasulullah. Tidak ada riwayat khusus yang menjelaskan tentang itu. Namun seperti pendapat Imam Nawawi di atas, melakukannya pada momen tertentu tetap tidak mengeluarkannya dari kesunnahan, asalkan tidak diyakini bahwa itu ritual yang diajarkan Rasulullah. Kita cukup meyakini bahwa bersalaman dan saling meminta maaf sangat dianjurkan oleh agama, kapan saja, dan itu juga sangat bermanfaat untuk membangun kehidupan sosial keagamaan kita.

Ramadhan yang merupakan bulan ibadah dan pensucian diri. Kita semua berharap selama melewati Ramadhan bisa mendapatkan Rahmah dan Maghfirah Allah serta pembebasan dari api neraka. Rasulullah mencela orang yang menemukan Ramadhan namun tidak mendapkan maghfirah (ampunan) Allah. "Sangatlah merugi orang yang menemukan Ramadhan, namun tidak mendapatkan ampunan Allah".

Kalau kita ingin mensucikan diri dari dosa-dosa selama bulan Ramadhan dengan memperbanyak amal ibadah kita dan meminta ampunan Allah. Kita juga selayaknya mensucikan diri kita dari hak-hak dan kesalahan-kesalahan yang kita perbuat terhadap saudara-saudara kita. Ini yang disebut "haq-ul-adami". Hak ini tidak akan dimaafkan dan tidak akan gugur sebelum kita kembalikan kepada pemiliknya. Untuk itu, alangkah baiknya kalau sebelum kita masuki bulan Ramadhan dimana kita akan mensucikan diri kita dari dosa-dosa yang kita perbuat terhadap Allah, kita telah bersihkan diri kita dari dosa-dosa yang kita perbuat terhadap saudara kita dengan bersalaman dan meminta maaf. Kalau kita masih menyimpan hak orang lain, selayaknya segera kita kembalikan hak tersebut.

Pada bulan ini juga perasaan seorang muslim menjadi lembut, hatinya terbuka lebar, seperti yang dialami Rasulullah, kedermawaannya meningkat drastis semala Ramadhan. Itu mungkin karena perut yang merupakan sumber nafsu bisa kita kendalikan dengan baik, sehingga nafsu kita pun dapat kita redam. Berikutnya hati kita terasa jernih dan lapang karena jauh dari intervensi nafsu.

Tidak heran kalau selama Ramadhan, begitu mudah kita memaafkan dan banyak dendam kita luruhkan. Ini juga alasan kuat mengapa bulan Ramadhan merupakan momen yang sangat tepat untuk meminta dan memberi maaf kepada saudara-saudara kita. Dalam meminta maaf kepada Saudara sesama muslim, tidak harus dilakukan sebelum bulan Ramadhan. Bisa kapan saja, misalnya pada saat bulan Ramadhan atau pertengahan. Sekali lagi bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa karena pada bulan ini amal ibadah kita dilipatgandakan. Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. Semoga amal kita diterima Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun