Mohon tunggu...
muhammad nurul
muhammad nurul Mohon Tunggu... Guru - Penulis Baru

Instruktur di Balai Latihan Kerja Pasaman Barat - Senang bermain dengan kata, semoga apa yang diketik bisa membawa manfaat untuk sesama. Insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolaborasi yang Rusak Guru dan Orang Tua, Sebab 3 Hal Ini!

20 November 2023   06:00 Diperbarui: 20 November 2023   06:14 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc: koleksi pribadi diolah melalui canva

Kolaborasi antara guru dan orang tua memang seharusnya terjalin dengan baik demi tujuan yang sama yaitu melahirgan generasi emas. Namun dewasa ini, kolaborasi itu sering rusak karena hal-hal sepele yang kadang tidak masuk dalam akal fikiran kita.

Contohnya saja kasus kemarin, salah satu orang tua yang tidak terima anaknya ditegur agar melaksanakan ibadah solat oleh gurunya dan berujung pada ranah hukum. Miris bukan? 

Sejatinya guru dan orang tua adalah tokoh utama dan kunci untuk melahirkan generasi emas.

Nah bagaimana kita menyikapi hal ini? Setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita pupuk untuk terus menjalin kolaborasi baik antara guru dan orang tua.

1. Tujuan dan Taget yang Sama

Kadang kita sebagai orang tua ingin menjadikan anak kita sebagai seorang yang penurut dan patuh. Namun kondisi guru disekolahnya tidak mendukung hal itu. Maka perlu komunikasi bahkan diskusi bersama agar keduanya saling memahami tujuan dan target yang diinginkan.

2. Komunikasi

Yang jarang terlihat dari dua peran ini adalah komunikasi. Komunikasi antara orang tua dan guru kebanyakan terjadi hanya jika anak bermasalah. Padahal komunikasi yang baik terjadi sebelum anak itu bermasalah. Sehingga tindakan prefentif dapat dilakukan. Sering berkomunikasi antara guru dan orang tua akan membangun kolaborasi yang baik.

3. Tenggang Rasa

Hal ini rasanya sulit ditemukan terutama di sisi orang tua. Jika anak bermasalah di tempat pendidikanya, guru yang disalahkan dan bahkan tidak terima jika anaknya disalahkan. Rasa egoisme yg masih tinggi akan selalu menjadi racun kolaborasi. Kembali pupuk toleransi dan tenggang rasa agar kolaborasi tidak rusak.

Itulah bebrpa cara yang dapat dilakukan agar kolaborasi orang tua dan anak dapat terus terjaga demi generasi emas Indonesia kedepan.

Penulis : Muhammad Nurul - Pasaman Barat, 20 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun