Kita sebagai warga negara Indonesia sepatutnya bersyukur dilahirkan di Negeri yang memiliki keramahtamahan yang tinggi dan nilai kesopanan yang dijunjung tinnggi seluruh masyarakat. Kebebasan beragama, kebebasan mengemukakan pendapat, bahkan kebebasan memilih pemimpin sebagai wujud demokrasi Negara ini.
Namun pesta demokrasi selalu dicidrai dengan oknum-oknum yang mengadudoma satu pendukung dengan pendukung lainnya. Yang tadinya akur dan damai kini harus bersih tegang dengan pilihan masing-masing. Mengunggulkan pilihannya, kemudian menganggap pilihan yang lain tidak layak dan pilihan sendiri lah yang layak untuk menjadi pemimpin. Terlebih dengan melihat suku bahkan postur tubuh dari para calon pemimpin.
Ini sangat disayangkan ketika kerukunan dalam bermasyarakat harus dicidari dengan saling mempertahankan ego dan mau menang sendiri. Dari gambar yang diambil memberi makna bahwa para calon pemimpin yang akan bertarung di kanca pemilihan pun bahkan bisa akur dengan makan bareng dalam satu meja. Tanpa mencela dan mencela calon yang lain.
Ini adalah wujud bahwa kita bisa damai dengan sesama walau pilihan kita saling berbeda dan tidak sama. Apapun pilihannya keutuhan dan kerukuran bermasyarakat adalah hal yang utama. Jangan sampai pesta demokrasi lima tahunan ini menjadi awal hanculnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Penulis : Muhammad Nurul - Pasaman Barat, 2 November 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI