Memahami karakter peserta pelatihan menjadi hal penting bagi seroang instruktur pelatihan. Terkadang dengan bermancam-macam backgroud pendidikan dan pengalaman yang dimiliki peserta pelatihan menjadikan tingkat pemahaman dari setiap unit kompetensi yang disampaikan berbeda-beda tiap peserta. Ada yang cepat dan responsif ada juga yang butuh waktu untuk mampu menerima semua penjelasannya.
Pelatihan berbasis kompetensi di Balai Latihan Kerja pada dasarnya adalah peningkatan pemahaman pada unit kompetensi tertentu dengan metode praktek yang dominan. Contohnya saja pada kejuruan TIK program pelatihan practical office advance atau pengolahan perangkat kantor tingkat lanjut.Â
Program pelatihan ini mendorong peserta untuk mampu mengoprasikan perangkat pengolah kata, angka dan presentasi baik tingkat dasar dan tingkat lanjut. Dengan tinkat pemaham perserta pelatihan yang berbeda-beda hal ini memberikan tantangan terserndiri bagi instruktur. Instruktur harus mampu memastikan bahwa 16 peserta pelatihan mampu mengerjakan job yang diberikan dengan penjelasan sebelumnya.Â
Dari kondisi di atas perlu dilakukan beberapa sentuhan terhadap kelas agar semua peserta dapat dibawa ke arah kompeten. Salah satunya dengan cara:
1. Atur posisi dudukÂ
Mengatur posisi duduk saat awal pertemuan dapat memetakan kemampuan peserta. Contohnya di kejuruan TIK, setiap peserta diberikan wewenang PC dan seluruh perlengkapanya saat awal masuk workshop. Dan tidak boleh merubah tempat duduknya bila sudah ditetapkan oleh instruktur saat awal masuk. Dengan mengatur posisi duduk ini instruktur memposisikan peserta dengan kemampuan yang cukup tinggi berdampingan dengan peserta yang kemampuanya masih minim. Agar kolaborasi dan kerjasama menuju kompeten dapat terjalin.
2. Motivasi kompeten bersama
Memotivasi seluruh peserta untuk tidak saling mengungguli adalah hal penting. Terkadang dalam satu kelas pelatihan ada saja peserta pelatihan yang ingin Showoff kemampuannya. Tidak peduli teman disamping atau di belakangnya. Nah sifat seperti ini seharunsya dipudarkan saat pertama pertemua. Sampaikan bawah tidak ada yang masuk ke workshop ini keluar nanti melainkan kompeten semua. Bantu membantu ditumbuhkan sejak awal pertemuan.
3. Samaratakan
Sebagai seorang instruktur kadang perlu memperharikan audiensnya. Peserta yang memiliki pemahaman dibawah rata-rata kadang malu untuk bertanya atau menyampaikan kalau dia tidak mampu mengikuti semua penjelasan yang disampaikan. Umpan balik kepada peserta pelatihan ditengah-tengah penjelan perlu dilakukan agar semua peserta dalam kondisi pemahaman yang sama untuk semua unit kompetensi.