Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rega Sang Pujangga Muda, Melepas Suara Hati Lewat Lirik

20 Februari 2015   20:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:49 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1424412626830391573

[caption id="attachment_369802" align="aligncenter" width="700" caption="Rega sedang menyanyi lagu yang dibuat dari puisi. Dok. Pribadi"][/caption]

Sebagian orang berpikir bahwa menulis lirik lagu itu sulit sekali, butuh ini, itu dan sebagainya. Padahal, kalau kita gali secara mendalam mengenai penulisan lirik lagu pada ahlinya, sedikitnya asumsi awal kita bisa terpatahkan. Ini terjadi kepada saya setelah akhirnya mengikuti kegiatan Kompasiana Ngulik Bareng MeetTheLabel (13/2/2015).

Siapa yang saya berhasil mengubah asumsi saya itu? seorang anak muda, pendatang baru di dunia industri musik. Dan yang pasti ia adalah seorang penyanyi. Loh, penyanyi, apa hubungannya dengan perubahan kepda saya? apakah karena lagunya atau bagaimana? Atau dia penyanyi baru sudah bisa menciptakan lagu sendiri? Kalau benar, sangat jarang ditemukan pendatang baru dengan lagunya sendiri di dunia musik di Indonesia. Mungkin seperti ini lah pertanyaan sebagian orang mengenai penyanyi muda di Indonesia.

Kebanyak penyanyi solo di Indonesia, terutama laki-laki, jarang sekali kita temukan yang mampu menciptakan lagu sendiri. Kalau pun bisa, butuh proses waktu yang sangat panjang. Tetapi untuk pemuda yang satu ini—Rega namanya—sudah memulai menulis lagu sejak di bangku SMA. Hebatnya lagi, semua lagu yang diciptakannya perwakilan dari jerita hatinya langsung. Saat-saat sedang dilanda cinta, putus cinta, ya hal-hal yang berhubungan dengan pribadinya. Tidak itu saja, lagu-lagunya juga berangkat dari permasalahan orang lain, misalnya ketika teman-temannya curhat mengenai masalah yang sedang dihadapi. Langsung otak penyanyi muda berbakat itu bekerja, lirik-lirik lagu mulai bergentayangan di benaknya. Begitu lah penafsiran saya terhadap pernyataan Rega mengenai kegemarannya menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan lirik lagu.

Kecendrungan orang yang suka menulis lagu, biasanya juga mampu menulis puisi. Kok bisa? Ya, pada awalnya, puisi adalah sarana ekspresi batin seseorang. Dari situ kemudian difasilitasi melalui bahasa yang bertujuan memberikan kesan dan suasana emotif ternetu untuk mempengaruhi perasaan dan pikiran penikmatnya. Menurut Pradopo (2002:7) menyimpulkan puisi memiliki unsur-unsur berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan pengarang semua hal tersebut terungkap dalam media bahasa. Pada perkembangannya, bahasa puisi pun diapresiasikan oleh sarana kesenian, salah satunya, ya lirik lagu dalam seni musik. Seni musik yang awalnya adalah kegiatan mengolah nada dan irama untuk menghasilkan komposisi suara yang harmonis hingga jadi seni musik yang kita dengarkan sampai sekarang ini.

Setelah memahami pengertian puisi menurut ahlinya, saya pun menyimpulkan bahwa Rega bukan hanya bernyanyi, namun juga penyair yang pasti mampu bersyair. Kalau mencermati secara perlahan, puisi dan lirik lagu memiliki makna yang sama, hanya saja instrumen yang membedakan. Selebihnya puisi bisa dibuat lagu atau sebaliknya, lagu bisa dibuat puisi. Pendapat lain mengenai lirik pun saya temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Offline), yang mengartikan lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi. Kemudian diartikan lagi bahwa lirik adalah karya puisi yang dinyanyikan.

Betulkan seperti itu? ya seperti itu lah tanggapan saya mengenai lirik lagu dengan puisi. Hal ini kemudian juga terjawab setelah seorang kompasianer memberikan beberapa bait puisi kepada Rega, kemudian Rega pun menyanyikannya. Walhasil, lagu yang tercipta dari lirik puisi tersebut dibawakan dengan begitu syahdu, beserta makna yang kuat dari sebuah puisi. “Wah,wah, wah, bagaimana dengan Rega yang telah menciptakan kurang lebih 50 lagu dari SMA, itu artinya ia sudah menjadi peyair sejak masih usia remaja” ujar hati kecil saya.

Berbicara soal lirik, juga membicarakan soal perasaan, pastinya. Karena ekspresi akan lebih mengena jika melalui kata-kata indah, yang jelas sesuai dengan kemampuan seseorang. Seorang Rega mampu menciptakan kata-kata itu dalam lirik. Ada orang yang mampu menciptakan kata-kata dalam puisi, dan ada yang mampu menciptakan kata-kata itu dalam karya apapun, salah satunya apa yang sering dilakukan oleh para kompasianer juga, tentu dalam hal menulis.

Melihat sosok seorang Rega, saya pun kemudian menyimpulkan kalau ia penyair yang mampu membuat hati para wanita hanyut ketika mendengar lirik-lirik yang diciptakanya. Saat saya mendengar lagunya yang berjudul “Takkan lagi”, saya membayangkan seorang wanita akan terlena dan terbawa oleh suasana dengan kata-kata dan suaranya Rega, ditambah lagi wajahnya yang rupawan, jelas fasilitas yang serba mendukung. Statement yang keluar dari mulut Rega pun menambah kuat pendapat saya bahwa lirik yang diciptakanya langsung dari hati. “Dari hati banget” begitu ujar pria asal Bandung itu.

Nah, setelah tahu bagaiman menciptakan lirik lagu, mulai sekarang tidak perlu ragu untuk berpuisi, apalagi puisi juga bisa dibuat lagu. Menarik untuk dicoba karena selain bisa menjadi seorang penyair, kita juga bisa menjadi seorang song writter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun