Sebetulnya sudah lama saya ingin menyerukan ajakan kepada Mahasiswa yang doyanmenulis di Kompasiana untuk membentuk komunitas. Dan saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya diberikan kesempatan untuk bergabung dan menuangkan ide-ide disini. Menurut pengalaman saya yang suka ikutan Nangkring di berbagai acara Kompasiana, mahasiswa terbilang sangat sedikit sekali. Lagi-lagi saya bertemu orang-orang itu saja, kalau istilah para kompasianer Lo lagi, lo lagi.Istilah ini pun bukan hanya acara nangkring, namun juara-juara yang menduduki podium juga kerap didapatkan oleh Lo lagi, lo lagi.
Maksud adanya komunitas ini paling tidak kita bisa ikut memberikan pesan-pesan positif bagi kehidupan anak-anak muda sekarang, teruntuk mahasiswa. Belajar di sekolah, kampus atau pun sejenisnya memang penting, namun banyak menulis untuk mengedukasi orang banyak juga jauh sangat penting.Â
Paling tidak kita bisa menyebar pesan postif di tengah penggunaan media yang cukup beringas mengotori pikiran kita saat ini. Cyber Waryang kadang tidak mengenal target siapa pembaca dan menyebutkan diri penulis, menuntut kita harus cerdas dan mencerdaskan melawan permainan mereka. Selain itu, dengan adanya komunitas ini pula kita bisa membentuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan belajar dari para Kompasianer senior bagaimana membangun cinta literasi di usia yang sudah tidak muda lagi, sebut saja seperti Opa Tjiptadinata Efendi. Dia salah satu Kompasianer yang sepatutnya sangat layak untuk dibandingkan dengan kita yang masih berstatus muda tersebut, namun kurang cinta dengan menulis.Â
Mungkin baik saya maupun mahasiswa yang di luar sana membutuhkan kawanan untuk bersuara, Kompasiana diharapkan bisa menjadi media atau bahkan memiliki terobosan baru lagi untuk menyatukan kami-kami yang berstatus mahasiswa ini.
Mengapa segmen mahasiswa?
Bukan untuk membedakan antara golongan tua dan muda, namun memang yang muda kadang nerveous kalau berbaur dengan yang tua untuk hal-hal tertentu. Dua golongan tersebut sangat dibutuhkan, contohnya saja ketika masa kemerdekaan yang didukung oleh dua golong tersebut. Hanya saja, entah apakah ini asumsi saja atau apa, akan tetapi kalau golongan muda bersatu, dan golongan tua menjadi penasihat buat yang muda, saya rasa akan sangat baik.. Kalau saya tidak salah, Kompasiana Muda memang ada, namun kurang berjalan dengan baik.Â
Maka dari itu, seperti butuh segmen baru atau bagaimana sistemnya agar bisa berjalan dengan baik. Sejauh yang saya liat dan bergabung dengan Kompasianer, orang-orang yang di atas 25 memang sangat bersemangat mengedukasi masyarakat melalu tulisan, lantas bagaimana dengan anak muda yang berstatus mahasiswa usia 18-25 tahun?
Jadi, apakah yang bisa kita (Mahasiswa) lakukan?
Silakan Koment untuk Masukannya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H