Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Game Edukasi yang Mengajarkan Anak Pintar Mengolah Perkebunan dan Peternakan

3 Januari 2015   23:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:53 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_362956" align="alignnone" width="640" caption="Dok. www.ign.com"][/caption]

Masih ingatkan Anda dengan permainan Harvestmoon Back to Nature, yang sempat booming beberapa puluh tahun silam? Ya, itu mungkin adalah permainan edukasi yang sampai saat ini masih terekam kuat oleh ingatan Anda, begitu pun sebaliknya dengan saya sendiri, bagaimana susahnya harus mengurus kebun dan ternak. Tapi jangan salah, di balik permainan itu, ternyata mampu memberikan konstribusi besar bagi pengetahuan kita, khususnya anak untuk belajar mengetahui dunia perkebunan dan peternakan.

Omong-omong masalah Harvestmoon, yang menjadi titik menarik bagi Anda apa? Apakah ketika bisa punya istri, ikutan festival, membantu tetangga yang butuh pertolongan, memancing, menambang, atau yang lainnya? Apapun itu, yang jelas di setiap event-nya banyak yang harus kita lakukan sebelum menjalaninya. Dan jelas, tanpa disadari, Anda sedang menjalani kehidupan kedua Anda, sekaligus mencari pelajaran dan pengalaman yang sulit Anda dapatkan dalam dunia nyata.

Berbicara mengenai edukasi, mengapa saya menghubungkan edukasi dengan game Harvestmoon? Pertama, game ini secara tidak langsung mengajarkan bagi pemain (penggerak) untuk bisa mengolah kebun sendiri. Awalnya, kita diminta untuk membersihkan keadaan kebun yang begitu semeraut. Disini pelajaran yang bisa diambil adalah ketika hendak mulai berkebun, langkah yang diambil adalah merapikan lahan yang akan digunakan buat berkebun. Kedua, tahukah berapa modal uang yang diberikan kepada si pengolah (aktor dalam Harvestmoon)? Ya, 500G. Uang ini jauh dari cukup untuk membeli kebutuhan selama menunggu hasil panen dan lainnya, maka pelajaran ketiga-nya adalah berusaha mencari tambahan dari menambang timah, emas, perak dan lain sebagainya di dalam gua. Atau juga bisa memungut tanaman di pemandian air panas, yakni berupa rebung. Untuk tambahnya, kita bisa mencari bunga yang bisa dijual. Biasanya tertanam di dekat pemandian air panas dan di dekat rumah Gotz, seorang pencari kayu.

[caption id="attachment_362958" align="aligncenter" width="500" caption="Berkebun. Dok. www.kotakgame.com"]

14202753333810556
14202753333810556
[/caption]

[caption id="attachment_362961" align="aligncenter" width="300" caption="Hasil berkebun. Dok. www.theisozone.com"]

1420275978822833110
1420275978822833110
[/caption]

[caption id="attachment_362960" align="alignnone" width="640" caption="Berternak. Dok. www.caya-techno.blogspot.com"]

1420275412820348393
1420275412820348393
[/caption]

Lalu, masih ada lagi nilai edukasi yang lain ,selain yang berhubungan dengan aktor dan kepemilikannya. Di luar itu, permainan ini mengajarkan untuk mampu bersosialisasi dengan baik. Caranya, memperkenalkan diri kepada warga, ikut dalam acara-acara  festival yang diadakan, kalau ada tetangga yang membutuhkan bantuan, maka kita diminta untuk membantu. Itu dalam bentuk membangun interaksi dengan orang lain.

Masih adakah yang lain? Ya, masih begitu banyak yang dapat dipetik dari permainan ini. Selain yang saya sebutkan di atas, diantaranya adalah bagaimana kita harus menyeimbangkan antara kerja dan kesehatan, pendapatan dan pengeluaran, memikirkan kebutuhan ini dan itu. sulit untuk dijelaskan satu per satu karena memang permainan ini seperti diri kita yang berada di dimensi lain. Hanya saja yang membedakan adalah kita sendiri yang menggerakkannya. Namun, tetap saja jiwa kita seolah bersatu dengan aktor Harvestmoon tersebut.

Sebagai orangtua, atau sebagai seorang gamer, kita sudah sepatutnya bisa memilih permainan mana yang sebetulnya bernilai edukatif. Hal ini dimaksudkan agar berdampak baik bagi psikologi atau yang lainnya bagi seseorang. Permainan kadang cenderung bisa mengajarkan hal yang tidak-tidak, misalnya ketika si gamer bermain game bernuasa balap. Bisa saja, di saat-saat tertentu, si gamer ingin merasakan sensasi tersebut. Oleh karena itu, pemilihan game yang tepat juga menjadi hal yang mesti dipertimbangkan oleh seseorang, terutama untuk orangtua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun