[caption caption="bu Hung dan kelima anak yang luar biasa sedang berfoto bersama menyambut pendaftaran murid-murid baru."][/caption]
"Guru terbaik adalah guru yang menginspirasi"
Orang-orang yang mampu menginspirasi adalah mereka yang berhasil mendedikasi dirinya untuk banyak orang. Beragam macam penghargaan pun diberikan sebagai apresiasi atas pengorbanan yang telah mereka lakukan. Hal serupa terjadi pada nona Lui Lai Hung yang berhasil membangun kembali TK Yuen Kong yang awalnya TK suram beralih menjadi TK terkemuka di Hong Kong. Kisah yang diangkat ke layar lebar dengan judul “Little Big Master” ini berhasil meraup pendapatan HK$46,6 juta (sekitar RP 80 milyar) di Hong Kong box office. Ini merupakan bagian dari apresiasi masyarakat untuk memberikan dukungan kepada nona Lui Lai Hung sekaligus membuktikan bahwa film yang berkisah tentang seorang kepala sekolah yang mengajar TK di pelosok dengan lima murid berhasil menyentuh hati seluruh lapisan masyarakat Hong Kong, bahkan di beberapa belahan dunia lain.
Film yang disutradarai oleh Andrian Kwan dan produser Benny Chan itu sekarang bisa disaksikan di Celestial Movies pada 20 Oktober Jam 20:00 WIB oleh masyarakat Indonesia melalui Channel Indovision, K-Vision, MatrixTV, Nexmedia, OkeVision, OrangeTV, Skynindo, Transvision, TopTV, Toppas TV, UTV dan YesTV.
Bagaimana kisah dan perjalanan seorang mantan kepala sekolah elit di Hong Kong yang berjuang untuk lima gadis cilik itu? Mengapa kisahnya begitu menginspirasi dan menyentuh hati banyak orang? Dan apa yang telah ia lakukan? So, let’s check my writing out!
Perjuang Bu Hung untuk pendidikan Hong Kong
“Seorang guru adalah kewajbannya untuk mengajar. Dan akan menjadi teladan bagi murid-muridnya” balas bu Hung ketika ditawari oleh Penguasa untuk menjadi ikon ternama di Hong Kong sebagai guru privat.
Ia merasa tersinggung atas perlakuan yang juga orangtua dari Martin itu. Meskipun dibayar dengan mahal, namun ia paham kepada siapa harus berpihak. Mengajar di pelok desa dengan lima murid yang memberinya banyak inspirasi lebih berharga ketimbang hidup dalam kemewahan yang sebetulnya bersenang-senang dalam kemelaratan orang lain.
Bu Hung (yang diperankan oleh Miriam Yeung) awalnya adalah seorang kepala sekolah TK King Kids yang ternama dan berstandar internasional. Ia mengundurkan diri dari karena tidak sejalan dengan pemikirannya. Dipicu dari masalah Martin yang tidak memiliki kapasitas untuk di kelas berbakat, namun tetap dipaksa masuk kelas berbakat sebab orangtuanya adalah donator dari untuk sekolah itu. Bu Hung yang menyarankan agar Martin tetap berada di kelas biasa supaya tidak tertekan dan bisa mengekpresikan diri sesuai kemampuannya, malah tidak disetujui oleh orangtua Martin. Oleh sebab itu, selain karena tak banyak yang mendukung keputusannya, bu Hung pun lebih memilih melepas jabatannya ketimbang harus melihat muridnya tertekan.
Berhentinya ia dari jabatan bukan semata-mata tanpa alasan. Walau dirinya harus pensiun di usia muda, namun wanita yang suka dengan pendidikan tersebut punya mimpi besar untuk berkeliling dunia bersama sang suami, Dong (Louis Koo) yang bekerja sebagai perancang di sebuah museum. Impian itu sudah lama mereka nanti-nantikan.
[caption caption="Pak Do dan bu Hung yang sedang merencanakan mimpi besar mereka untuk berkeliling dunia."]