Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Rega, Alfa Records, dan Masyarakat Dalam Menegakkan Industri Musik Tanah Air

18 Februari 2015   04:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:00 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_369443" align="aligncenter" width="490" caption="Dok. Pribadi"][/caption]

Dari sekian macam jenis musik, suka atau tidak pada hakikatnya adalah manifestasi yang tercipta dari proses kreatif manusia. Tentu saja proses kreatif ini terlihat dari warna musik, lirik lagu, instrumen, juga yang menjadi bagian paling penting adalah kualitas penyanyi, sehingga bisa melahirkan sebuah maha karya yang besar. Jenis musik dan segala aspek di dalamnya yang beragam itu sebetulnya berangkat dari perjalanan pengarangnya; pengalaman, suasana dan perasaan yang terjadi. Itu mengapa aliran musik lahir dengan warna yang berbeda dengan melahirkan penikmat yang berbeda pula, ada yang suka musik pop, jazz, dangdut, dan sebagainya. Dengan demikian, warna musik yang berbeda itu pada esensinya adalah memberikan ketenangan batin bagi para pendengar maupun penciptanya. Walaupun kita tidak bisa menyimpulkan segala jenis musik berlaku bagi semua kalangan, namun setelah sampai kepada pendengar, musik bisa menjadi salah satu pengobat hati yang sedang gundah gulana.

Sebuah musik yang baik pada dasarnya memiliki hubungan yang baik antara konsumen dan produsen, kita bisa merasakan hal demikian melalui instrumen-instrumen yang ada, tentunya juga yang sangat kita perhatikan dengan lirik-lirik yang diciptakan oleh song writter-nya. Keunikan musik dengan lirik merupakan tuntutan mutlak, sebab, ini tak lain merupakan perbedaan antara warna musik yang satu dengan yang lainnya. Lirik ini lah yang akan nantinya memberikan ingatan yang panjang kepada para pecinta musik. Oleh karena itu, antara musik dan lirik harus seimbang agar eksistensi sebuah musik benar-benar bisa diterima oleh masyarakat. Dan keberhasilan terbesar adalah ketika musik tersebut mampu hidup di hati khalayak dalam rentan waktu yang lama.

Mungkin kita mengenal penyanyi hebat dengan lirik-lirik lagunya yang menggugah masyarakat, di antaranya; Iwan Fals, Ebit G. Ade, Slank, dan masih banyak lagi penyanyi dengan karyanya yang hidup sampai sekarang. Sebetulnya untuk menciptakan itu semua, mereka selalu berusaha menemukan sesuatu yang bisa mengena di hati publik, caranya dengan terus belajar dan belajar. Dan jelas, yang mereka sampaikan itu adalah sesuatu yang memang berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat, atau bisa kita katakan adalah pengalaman yang nyata dari mereka.

Lalu, apakah ini juga terjadi dengan penyanyi masa kini? Selalu berusaha mencari potensi diri dan membuat lagu yang memang berangkat dari pengalamannya? Yuk, cari tahu penyanyi muda berbakat yang berhasil saya temui dalam acara Kompasiana Nangkring dalam tulisan saya berikut, untuk melihat sejauh mana seorang penyayi solo di Indonesia bergerak meniti karir dalam usia yang masih sangat muda.

Jumat, 13 Februari yang lalu, saya berkesempatan hadir dalam sebuah acara nangkring kompasiana bersama Rega MeetTheLabels. Dalam kesempatan itu para kompasianer yang hadir dipertemukan dengan seorang penyanyi muda berbakat—Ia adalah—Rega. Siapa Rega? Bagaimana ia bisa terjun ke dalam dunia tarik suara dan bisa bertemu dengan Label yang sekarang menjalin kontrak dengannya? Dan apa tanggapan Label mengenai pria tersebut? Dalam hal ini, saya akan memberikan ulasan mengenai perjalanan seorang Rega dalam meniti karir sebagai seorang penyanyi. Tak lepas juga tanggapan seorang Ai dari Label mengenai penyanyinya tersebut.

Rega dalam kacamata Kompasianer

Sebetulnya nama asli dari anak muda tersebut bukan Rega—seperti yang disampaikan oleh pembawa acara—sayangnya saya lupa mencatat itu. Tidak terlalu penting membahas nama asli dari seorang penyanyi karena seorang penyanyi memang butuh pada nama yang mudah diingat oleh penggemarnya, bahkan hampir semua penyanyi melakukan hal yang demikian. Rega meruapakan pemuda asal kota Kembang, Bandung. Informasi ini saya dapatkan ketika mendengar percakapan teman saya dengan Rega sebelum meninggalkan lokasi acara. Ia juga bercerita sedikit mengenai aktivitasnya, menurut penuturannya, awal mencoba mempublikasikan dirinya dimulai dari sebuah Media dan Unit Kampus yang dimiliki oleh salah satu kampus swasta di Bandung, sebelum pada akhirnya Alfa Records menggaet Rega sebagai penyanyinya seperti sekarang.

Sebelum terjalin kontrak dengan Alfa Records, Rega mengikuti kompetisi bersama teman-teman band-nya yang diadakan di Bali. Hingga akhirnya ia menjadi penyanyi solo. Bagaimana ini bisa terjadi? Selanjutnya bisa membaca pada bagian “Rega menurut Alfa Records”. Bergabungnya Rega di bawah manajemen Alfa Records terjadi pada tahun 2013. Salah satu single yang sekarang sedang hits dibawakannya berjudul “Takkan Lagi”, sebuah single yang terinspirasi dari salah satu band papan atas di Tanah Air. Ia juga mengatakan bahwa lagu ini untuk mewakili generasi patah hati, yang berangkat dari curahatan hatinya sendiri.

Selain sebagai penyanyi, Rega juga seorang song writter. Keahlian tersebut lahir ketika ia duduk di bangku SMA, saat-saat masa remaja yang sedang berbunga-bunga, yang menurut penyampainya juga awal dari cerita cintanya saat itu. Itu sebabnya lirik-lirik lagu yang banyak diciptkan sejak SMA itu berasal dari pengalaman pribadi dan penuh dengan bahasa yang indah. Kalau kata Rega “Pengalaman pribadi banget” tuturnya dengan senyum lebar kepada para kompasianer ketika ditanya mengenai latar belakang lagu-lagu yang berhasil diciptakannya itu. Ia juga menambahkan kalau dalam menciptakan lagu, inspirasi yang datang dari apa yang ia rasakan, hal yang muncul dalam pikiran dan tidak melulu dengan hal-hal yang sedang booming di masyarakat saja. selain itu, kadang dengan modal kepepet, lagu pun bisa diciptakan.

Soal kepiawannya, Rega salah satu penulis lagu yang tidak mudah terkalahkan oleh suasana, menulis bisa dimana saja, kapan saja dan tidak mengenal mood.  Karena menurutnya berkarya itu bukan hanya untuk konsumsi pribadi, tetapi juga untuk orang lain. Ia juga berceita kalau tuntutannya menulis sebuah lagu juga bisa datang dari permintaan teman-temannya, misalnya ketika ada teman yang akan menikah. Selain itu, teman-teman yang biasa curhat kepadanya pun bisa mengundang ide untuk menelurkan karya baru, tak heran jika ia pun bisa melahirkan maha karya yang banyak dengan caranya itu. Ketika ditanya oleh Nadia, host yang memandu acara tersebut yang juga sekaligus sebagai seorang song writter, Rega mengatakan bahwa ia telah menulis lagu kurang lebih sekita 50 lagu, yang idenya itu lahir langsung dari pengalaman pribadinya. Pantas lah kalau bahasa yang digunakan dalam menulis lirik-lirik dalam bahasa sehari-hari mudah sampai ke hati masyarakat.

[caption id="attachment_369444" align="aligncenter" width="560" caption="Nadia (Host) dan Rega (Penyanyi). Dok. Pribadi"]

14241792341588753957
14241792341588753957
[/caption]

Dalam menulis lagu, Rega bukan tipe yang harus bekerja dengan fasilitas yang serba canggih. Katanya, dia hanya butuh kertas dan gitar saja sebagai alat utama, selebihnya hanya sebagai tambahan saja, itu pun hanya untuk menyesuaikan dengan instrumen-instrumen yang lain, yang sesuai dengan lagu yang diciptakannya. Salah satu yang bisa membantu urusannya itu adalah keyboard karena memang fasilitas yang ada pada instrumen ini tersedia dengan beragam seperti Rhytime, dan sebagainya.

Itu sedikit cerita seorang Rega dalam meniti masa depannya sebagai penyanyi sekaligus sebagai seorang penulis lagu. Satu lagi yang menjadi sorotan saya adalah keinginannya yang kuat untuk menjadi seorang penyanyi yang dilontarkan kepada para Kompasianer. “Saya akan terus belajar dan belajar sehingga bisa menemukan sesuatu yang baru dan unik dari diri saya untuk masyarakat” ujarnya. Sebuah prinsip yang sangat menunjang seseorang sebagai bentuk membenahi diri agar benar-benar bisa memancarkan kualitas terbaik bagi orang lain.

Rega menurut Alfa Records

Dalam kesempatan itu, Bang Ai sebagai perwakian dari Alfa Records bercerita banyak mengenai Rega dan bagaimana akhirnya bisa menarik Rega untuk bergabung. Ia mengatakan ketertarikan mereka terhadap seorang Rega karena ia mempunyai suara yang unik, yang sekaligus mampu melahirkan lagu-lagu dari tangannya sendiri dengan tema yang bagus. Ini menjadi sebuah paket jumbo yang layak untuk dipertimbangkan sebagai bagian dari aura seorang bintang. Selain itu memang ada faktor X yang mempengaruhinya sebagai penyanyi, tetapi itu tidak lah cukup.

[caption id="attachment_369445" align="aligncenter" width="420" caption="Bang Ai (kacamata) sedang bercerita mengenai Rega. Dok. Pribadi"]

1424179767317987758
1424179767317987758
[/caption]

“Dari pihak Label melihat Rega mempunyai warna suara yang khas, meskipun ada yang bilang ada kesamaan dengan para penyanyi solo seperti Afgan dan yang lainnya, tetapi tetap setiap penyanyi memiliki keunikan tersendri. Dan kami menemukan itu dari seorang Rega” tutur Bang Ai.

Rega awalnya datang dengan teman-temannya ketika mengikuti kompetesi di Bali. Mereka terbentuk dalam sebuah band. Namun ketika performance berlangsung, dari Label tidak begitu tertarik dengan aksi para personil lainnya, kecuali dengan Rega. Bang Ai mengatakan kalau mereka mengambil keputusan untuk menarik Rega saja, sementara band-nya tidak masuk hitungan. Sedikit ada masalah saat itu, terkait dengan alasan yang dilontarkan oleh teman-teman Rega mengenai kebersamaan mereka selama bermain di dunia musik, jika pihak Label hanya mengambil Rega. Tapi, dengan keputusan yang matang, pihak Label tetap ingin mengajak Rega saja untuk bergabung. ­“Karena keputusan ada di tangan gue, jadi band-nya wassalamulaikum” kata Bang Ai kepada para kompasianer.

Jika melihat perjalanan seorang Rega ditambah lagi bagaimana pihak Label begitu memperhitungkan dengan matang menarik Rega untuk bergabung, sebetulnya industri musik tidak main-main untuk melahirkan para penyanyi berbakat seperti Rega dan yang lainnya. Dengan sistem yang ada, salah satu tindakan yang tampak yakni ketika memisahkan Rega dengan teman-temannya bukan semaunya, tetapi memang melihat kualitas dan profesionalitas.  Karena memang kualitas Rega lebih bisa dijual ketimbang band-nya, mau tidak mau mesti memilih itu. Tindakan ini adalah sebuah keputusan yang sangat dipikirkan oleh pihak Label, dan hasilnya melahirkan seorang Rega yang berkualitas seperti sekarang.

Setelah melihat seorang Rega dan kemudian Label itu sendiri, sebetulnya yang menjadi perhatian kita saat ini adalah bagaimana mendukung industri musik yang ada di Tanah Air. Pemuda berbakat seperti Rega dengan kemampuan menciptakan puluhan lagu ditambah dengan suaranya yang begitu khas, tidak akan mampu bertahan tanpa dukungan masyarakat sekali pun. Label dalam hal ini sebagai jembatan yang memperkenalkan ke masyarakat bagaimana potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak bangsa. Bisa saya katakan ini  hanya sebatas melahirkan saja, selebihnya dikembalikan kepada masyarakat juga sebagai penikmat sekaligus pendukung kemajuan sebuah musik, terutama musik dalam negeri sendiri.

Seperti yang sampaikan oleh Bang Ai bahwa  musik Indonesia adalah salah satu  musik yang terbaik di Asia Tenggara. Ini merupakan sebuah prestasi yang mesti dan harus dibanggakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dengan memberikan dukungan penuh agar musik tanah air ini terus maju ke depannya nanti.

[caption id="attachment_369447" align="aligncenter" width="560" caption="Rega sedang membawakan lagu di depan Kompasianer. Dok. Pribadi"]

1424180074687345742
1424180074687345742
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun