Penulis: Salam Kak Budi, sebelumnya saya mau nanya kalau selama tinggal di luar negeri, kak Budi melakukan transaksi pengiriman uang ke Indonesia menggunakan apa?
Kak Budi: Ketika di Inggris, saya menggunakan western union. Saya biasanya ke toko, terus langsung kirim uang. Durasi pengirimannya memakan waktu paling lama dua hari. Kalau sekarang di Amerika saya pakai Transferwise karena sudah online dan langsung bisa transaksi pengiriman.
Wawancara di atas saya lakukan setelah mengikuti acara nangkring Kompasiana bareng BCA di salah satu kawasan K. H Wahid Hasyim bertempat di Lounge D’Consulate yang bernuasa Arab dengan mengusung tema Cara Mudah Kirim Uang ke Luar Negeri (3/12/2015). Setelah mendapati informasi ada e-Rate BCA yang menangani dan melayani pengiriman valas, saya penasaran untuk bertanya langsung ke salah satu orang yang saya kenal di Bengkulu, yang kebetulan sudah melanglang buana di negeri orang karena mendapatkan beasiswa belajar luar negeri.
Dari percakapan saya tersebut, apakah anda sudah mengenal salah satu yang disebutkan oleh Kak Budi? Kalau belum, mungkin saja itu hanya ada di luar negeri. Kalau tidak salah untuk western union memang tidak asing bagi orang Indonesia, kita bisa temukan itu di beberapa kota besar. Namun sebagai orang Indonesia, saya ingin memperkenalkan salah satu terobosan baru dan produk unggulan BCA yang diberi nama e-Rate BCA. E-Rate BCA merupakan kurs mata uang asing (valas) real time yang dapat diperoleh melalui e-Bangking BCA.
[caption caption="Dok. www. Kompasiana.com"][/caption]
e-Rate BCA sangat cocok buat anda yang suka keluar-masuk luar negeri, jadi tenaga kerja di luar negeri, atau sedang study di luar negeri seperi Kak Budi, atau juga yang suka melakukan transaksi berbasis internasional, namun sering kali menghadapi berbagai masalah yang terkait dengan valas. Saya pikir tepat apabila anda mengubah haluan ke produk terbaru BCA tersebut, mengapa? Karena E-Rate BCA sudah bertransformasi ke dalam berbagai valas sehingga bisa melakukan transaksi kiriman valas ke bank manapun dengan 14 macam mata uang, di antaranya;
- Dolar Amerika Serikat (USD)
- Dolar Singapura (SGD)
- Dolar Hong Kong (HKD)
- Franc Swiss (CHF)
- Poundsterling Inggris (GBP)
- Dolar Australia (AUD)
- Yen Jepang (JPY)
- Kroner Denmark (DKK)
- Dolar Kanada (CAD)
- Euro (EUR)
- Riyal Arab Saudi (SAR)
- Dolar Selandia Baru (NZD)
- Yuan China (CNY)
- Krona Swedi (SEK)
Jadi, dengan strategi e-Rate BCA yang memasuki berbagai pasar dunia semacam ini, maka nasabah pun bisa terbantu banyak hal. Yang pasti, anda tidak perlu ribet dan melakukan segala administrasi ketika berada di negeri orang; pergi dan mencari toko untuk change mata uang yang akan anda kirimkan, harus menunggu lama karena sistem administrasi, bahkan setelah menemukan jasa dan tempat, anda masih mendapati masalah pengiriman yang memakan waktu mungkin 1-2 hari, atau bisa jadi lebih.. Cukup dengan bantuan e-Rate BCA, anda tetap bisa melakukan aktivitas lain tanpa harus terhenti karena mengurus valas yang cukup rumit. Selain itu, dengan sistem real time yang digaet oleh e-Rate BCA, anda bisa update mengenai perkembangan ke 14 mata uang tersebut selama jam transaksi berlangsung.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) selalu berusaha melahirkan inovasi-inovasi baru untuk menjawab tantangan zaman. Apalagi di era sekarang ini, arus nasional-internasional bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan, namun sayangnya masih sering mendapatkan kendala yang berhubungan dengan valas. Padahal valas merupakan salah satu yang sangat penting untuk diperhitungkan dan dipertimbangkan dari segala kebutuhan lainnya. Tidak terbayang kalau ingin mengirim uang, baik dari kita ke orang atau sebaliknya, namun prosesnya ribet. Untuk itu, dalam hal ini, BCA mencoba memberikan kemudahan bagi masyarakat supaya melakukan transaksi valas dengan tidak perlu ribet, njelimet, administrasi yang bertele-tele dan sejeninsya. BCA pun berani dan percaya dengan menghadirkan terobosan barunya yang diperkenalkan dengan nama E-Rate BCA atau Elektronik Rate akan sesuai dengan permntaan masa kini.
Mungkin bagi anda yang sudah menggunakan BCA tidak asing dengan 2 saudara e-Rate BCA sebelumnya; Telegraphic Transfer (TT) Counter Rate dan Kurs Bank Notes yang ikut meramaikan dalam transaksi kurs valas BCA saat ini. Diluncurkannya e-Rate BCA bertujuan untuk memberikan kurs yang lebih baik kepada nasabah dan tentunya agar nasabah lebih mudah melakukan transaksi valas tanpa harus mengunjungi cabang. E-Rate BCA ini termasuk dalam kurs real time yang digunakan untuk seluruh transaksi media elektronik channel (E-Channel) BCA sehingga bisa selalu up to date setiap perubahan kurs sesuai dengan supply dan demand yang sedang berlangsung di dunia pasar. Mungkin kalau ada yang sudah mengenal TT dan Bank Notes, E-Rate BCA sedikit berbeda dengan keduanya itu, sebab tidak secepat E-Rate dalam membaca dunia pasar kurs valas dan juga prosesnya lebih mudah kalau menggunakan e-Rate BCA. Datangnya E-Rate BCA juga sangat membantu para nasabah untuk mendapatkan nilai mata uang yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan.
Bersama dengan 50 Kompasianer terpilih, termasuk saya sendiri, Bapak Lian Lubis selaku Perwakilan BCA, Junanto Hendrawan seorang traveler, blogger sekaligus penulis buku, dan Ranissa, salah satu Kompasiner yang sekarang sedang berada di AS, turut berbagi cerita mengenai pengalaman mereka bertransaksi valas dari dan ke luar negeri. Acara yang dimoderatori oleh oleh Iskandar Zulkarnaen atau yang akrab disapa Bang Isjet tersebut menarik antusias para Kompasianer untuk menggali seputar dunia transaksi luar negeri yang diusung oleh BCA. Acara pun tepat pukul 15:30 dimulai dengan serangkaian lomba live tweet yang dibuka dengan aksi para kompasianer yang sibuk menekan tuts pada smartphone-nya masing-masing.
Bang Junanto sebagai traveller yang senang melancong ke luar negeri bercerita kalau dirinya sering kali harus menukarkan uang rupiah ke uang negara yang menjadi tujuannya. Ia pun juga bercerita bahwa dalam proses dan perjalanannya melakukan traveling mendapati masalah rate valas yang beragam, kadang harga valas tidak sesuai karena perubahannya yang cepat dan tidak up to date. Ia pun menambahkan kadang masalah juga datang dari durasi transfer yang memakan waktu cukup lama, apalagi kalau kita membandingkan perbedaan waktu Indonesia dan luar negeri.