Hampir 3 tahun program ini telah diterapkan di SD Negeri 71 Model Parepare, koleksi buku yang digemari siswa sudah banyak. Aktivitas perpustakaan sekolah juga sudah sibuk dengan siswa yang membaca, mengembalikan buku, dan meminjam buku. Sebelum program ini dilaksanakan sekolah menjadwal kelas yang masuk di perpustakaan dengan maksud agar perpustakaan tidak kosong dari aktivitas siswa.Â
Saat ini, penjadwalan kelas yang meminjam dan mengembalikan buku, dimaksudkan agar perpustakaan tidak over kapasitas dengan aktivitas siswa. Siswa dijadwal sesuai kelasnya, kapan waktu meminjam dan mengembalikan buku. Bagi yang membaca, juga disiapkan tempat di teras-teras kelas karena daya tampung perpustakaan mulai sesak. Perpustakaan sekolah juga telah melengkapi petugas perpustakaan dengan system computer atau system barcode dalam pendataan pengunjung perpustakaan. Melengkapi ruang perpustakaan dengan pendingin ruangan juga telah dilakukan, demi tetap nyamannya pengunjung yang banyak.
Secara pisik perbedaan sebelum penerapan program pilih buku ini dengan saat program ini terlaksana, terlihat jelas perbedaannya. Aktivitas membaca siswa lebih banyak, baik di perpustakaan maupun di teras-teras kelas. Saat ini, sekolah juga telah mengadakan teras baca yang terdiri dari lemari yang berisi buku-buku hasil pilih buku.
Perbedaan nonfisiknya adalah jika sebelum program ini, siswa membaca dengan terpaksa, yang tentu saja tidak menghasilkan apapun kecuali hanya semakin menjauhkan siswa dari aktivitas membaca yang sesungguhnya.Â
Sedangkan saat ini, program pilih buku membuat siswa membaca dengan ikhlas kemauan sendiri, tanpa disuruh apalagi dipaksa. Hasilnya tentu saja sangat baik, aktivitas literasi siswa membuahkan hasil. Minat baca mereka semakin tinggi, yang merupakan modal besar untuk membudayakan membaca dalam kehidupan mereka ke depan.
Setiap permasalahan tentu ada solusi atau jalan keluarnya. Kurangnya minat baca siswa SD saat ini yang disebabkan karena kurangnya buku-buku yang mereka sukai di perpustakaan sekolahnya, ternyata dapat diatasi dengan program Pilih Buku ini.
Program ini tentu saja baik untuk menjadi program nasional demi meningkatkan minat baca siswa secara keseluruhan. Bahkan, akan lebih baik jika pada petunjuk teknis penggunaan dana BOS dirinci berkenaan dengan dana perpustakaan ada item program pilih buku di dalamnya. Â
Program ini tentu masih menyisakan beberapa kendala kecil, antara lain jika di daerah tersebut tidak atau kurang toko bukunya, atau jaraknya sangat jauh sehingga membutuhkan dana yang cukup besar.
Kendala lain, jika pihak sekolah tidak menyisihkan anggarannya untuk program ini. Namun, kendala kecil tersebut adalah hal yang lumrah sebagaimana program lainnya yang tidak luput dari kekurangan. Hanya saja, tentu kendala kecil tersebut tak membuat program ini tertolak dengan begitu besar manfaatnya untuk peningkatan minat baca siswa khususnya dan gerakan literasi pada umumnya. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H