Kurangi koleksi buku yang penuh dengan tulisan tanpa gambar, apalagi tulisannya kecil dan bukunya tebal. Buku seperti ini cocoknya untuk orang dewasa yang telah punya minat baca tinggi. Perbanyak buku-buku cerita anak, tipis, dan font tulisannya besar.
 Perpustakaan Sekolah Kosong
Keberadaan perpustakaan di sekolah menjadi hal yang urgen dalam meningkatkan minat baca siswa. Itulah sejatinya fungsi perpustakaan. Namun, pada kenyataannya tidak semua dapat melaksanakan fungsinya tersebut, bahkan ada gejala bahwa sangat sedikit perpustakaan sekolah melaksanakan fungsinya tersebut. Ada dua kondisi perpustakaan yang terpantau di banyak sekolah.Â
Pertama adalah perpustakaan  yang tertata dengan baik, senyap, bersih, dan buku yang banyak tertata rapi di dalamnya, menjadi pemandangan biasa di sekolah-sekolah. Sedangkan untuk kondisi perpustakaan sekolah yang kedua adalah perpustakaan yang diisi oleh siswa yang membaca, buku berserakan karena telah dibaca siswa, serta suara-suara siswa yang kadang ribut (terutama di SD). Pada kondisi kedua ini tentu  jarang terjadi. Sedangkan kondisi pertama tadi, merupakan hal yang lazim terlihat di sekolah-sekolah.
Perpustakaan sekolah yang kosong dari siswa membaca sudah merupakan hal yang lazim di sekolah-sekolah saat ini. Siswa SD yang sejatinya menjadi moment awal dan menentukan minat baca tumbuh, akhirnya terbengkalai. Ketersediaan buku bacaan yang sesuai keterbacaan siswa SD serta buku yang diminati atau disukai siswa SD, sama sekali terlupakan.
Bagaimana mengharapkan siswa mau masuk ke perpustakaan sekolah untuk membaca, jika buku yang diminatinya tidak tersedia. Akhirnya, perpustakaan sekolah bagaikan meseum. Buku-buku banyak tertata rapi bahkan kadang berdebu bertanda tak pernah tersentuh.
Siswa SD menginginkan buku yang disukainya juga menjadi koleksi perpustakaan sekolahnya. Sekolah harus menyadari keinginan siswanya yang sejatinya seluruh sarana prasarana sekolah, tidak terkecuali perpustakaan menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa. Meski tak terucap, namun seyogianya pihak sekolah memahami tuntutan siswa tersebut.Â
Kosongnya perpustakaan sekolah dari kunjungan siswa, tentu dapat dipahami jika sekolah belum menyediakan buku-buku yang disukai siswa untuk dibaca. Mungkin saja siswa akan masuk di perpustakaan dengan jalan "dipaksa" karena ada aturan-aturan sekolah untuk masuk ke perpustakaan. Mungkin pula siswa terlihat membaca di perpustakaan, namun hanya pisik saja. Mereka melakukannya hanya terpaksa karena "dipaksa". Sangat jarang yang membaca dengan keinginan sendiri ingin membaca.
 Program Pilih Buku Solusi Siswa Suka Buku
Membangkitkan minat baca pada siswa SD diyakini sebagai sesuatu yang amat penting dalam rangkain perkembangan minat baca masyarakat secara keseluruhan. Masa SD menjadi awal atau momentum kegemaran terhadap membaca dimulai.
Oleh karena itu, sekolah harus mempu menginisiasi suatu bentuk inovasi sehingga kelalaian dan kelemahan terhadap penyediaan buku perpustakaan yang menjadi penyebab keengganan siswa membaca, dapat diatasi. Bahwa sekolah harus menyediakan buku-buku yang disukai siswa, itu harus dilakukan. Namun, bagaimana teknis yang dapat dilakukan sekolah untuk mewujudkan hal tersebut?