[caption id="attachment_357480" align="aligncenter" width="400" caption="source : www.redeemthecommute.com"][/caption]
Di dalam hidup, memang sudah kodratnya setiap manusia pasti akan mengalami tantangan. Tantangan yang dihadapi pun sangat beragam. Ada tantangan berat yang bahkan membuat kita berputus asa menghadapinya, ada juga tantangan ringan yang hanya sekedar menjadi penghalang tetapi untuk menghadapinya pun kita harus mengerahkan seluruh semangat, tenaga, bahkan pikiran dan waktu. Tantangan ini pun tidak jarang akan memberatkan kita menjalani rutinitas dan aktivitas yang kita jalani.
Saya mengambil contoh pengalaman diri saya sendiri yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Sangat banyak tantangan yang saya peroleh selama di dunia perkuliahan. Dari pertama kali masuk ke dunia perkuliahan hingga mencapai semester akhir pada saat ini, saya sudah sangat familiar dengan berbagai tantangan, seperti misalnya: kewajiban untuk mendapat nilai minimal C selama perkuliahan agar bisa lulus, menghadapi dunia perkuliahan yang mengandung unsur ketidakjelasan, tugas yang sangat menumpuk dan deadline yang sangat memberatkan, situasi perkuliahan yang mengharuskan saya membuat keputusan yang tepat di waktu yang tepat, tugas akhir atau skripsi yang sampai mengorbankan pikiran, banyak tenaga, bahkan perasaan, dan masih banyak lagi tantangan lainnya. Semuanya itu terkadang membuat saya merasa terbebani sehingga berdampak pada banyaknya target yang tidak tercapai. Lebih jauh lagi akan mengundang rasa malas, rasa pesimis, dan memperlambat gerak dalam menjalaninya. Tidak heran saya sering mengalami kejadian di mana suatu ketika tugas perkuliahan sudah menumpuk tetapi usaha dan semangat untuk mengerjakannya tidak kunjung datang, timbul rasa bosan untuk masuk kelas perkuliahan, dan lain sebagainya. Di sinilah kondisi di mana tantangan itu mengurangi semangat untuk terus maju ke depan.
Dari berbagai kondisi itu, saya kemudian banyak belajar dan berani mencoba hal baru demi melepaskan diri dari rasa pesimis, malas, dan tidak bersemangat itu. Beberapa hal berikut terbukti menaikkan kembali semangat saya, membuat saya bergerak lebih cepat, menghilangkan rasa malas saya, dan memberikan rasa optimis dalam menghadapi tantangan yang saya hadapi di dunia perkuliahan.
1.Ciptakan Impian atau Cita-Cita
Hal inilah yang pertama sekali perlu dilakukan sebagai dasar dari segalanya. Saya sadar, dengan adanya impian, kita akan terdorong untuk mencapainya walau apapun yang menghalangi. Ciptakanlah impian atau cita-cita yang harus kita raih. Usahakan impian ini merupakan hal yang kita senangi dan memang betul-betul kita inginkan di masa depan. Saya misalnya. Saya memiliki impian dan keinginan di masa depan bergabung dan bekerja di Bank Indonesia (BI). Saya sangat senang apabila saya bisa diterima di BI di masa depan. Dengan timbulnya impian seperti itu, saya kemudian merenungi dan menyadari bahwa apa yang saya sedang alami yaitu rasa malas, rasa pesimis, dan tidak adanya semangat menjalani perkuliahan akan membuat hal itu menjadi sia-sia dan tidak akan mungkin saya raih. Saya langsung tergerak disertai usaha dan semangat yang besar ketika mulai mengangan-angankan hal tersebut. Dengan mengingat impian tersebut di setiap aktivitas saya terutama di dalam perkuliahan, badan dan jiwa saya terasa ringan kembali untuk menghadapi segala tantangan. Rasanya semangat baru muncul kembali disertai ambisi dan rasa optimisme di setiap aktivitas. Diibaratkan mobil balap, cita-cita dan impian inilah yang menjadi nitro atau pendorongnya sehingga menaikkan kecepatan mobil dengan spontan.
[caption id="attachment_357470" align="aligncenter" width="400" caption="source : careerrocketeer.com"]
2.Motivasi dari Dalam Diri Sendiri
Motivasi menjadi hal lain yang penting menaikkan semangat untuk menghadapi segala tantangan. Motivasi itu bisa berasal dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Motivasi dari luar misalnya bisa bersumber dari pengalaman sukses orang lain seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan orang terkenal lainnya, sedangkan dari dalam diri harus kita ciptakan sendiri. Menurut saya sendiri, motivasi yang berasal dari pribadi sendirilah yang sangat efektif untuk menaikkan rasa optimisme dan semangat kita menghadapi tantangan. Hal tersebut dikarenakan motivasi itu terbentuk dari pikiran dan perasaan kita sendiri, sehingga pastinya tidak akan bertentangan dengan pribadi kita. Saya buat contoh yang paling sederhana. Misalnya kita sedang mendengarkan motivasi dari luar seperti menghadiri talk show atau seminar di mana Bill Gates menjadi pembicara yang akan menceritakan kesuksesannya untuk memotivasi banyak orang. Tentunya Bill Gates akan menguraikan cara-cara untuk menjadi sukses yang pernah dialaminya. Di sinilah kemungkinan pertentangan dengan diri kita itu terjadi. Belum tentu kita sendiri termotivasi cara-cara sukses yang diuraikan seorang Bill Gates. Dengan kata lain, pasti tidak semua orang setuju cara-cara seorang Bill Gates dalam memotivasi untuk sukses. Hal itu kemungkinan besar terjadi karena sudah kodratnya di setiap kejadian ada pihak yang pro dan ada pihak yang kontra. Oleh karena itulah motivasi dari luar pribadi tidak selalu efektif meningkatkan semangat dan optimisme menghadapi tantangan. Lain halnya dengan motivasi dari dalam diri sendiri. Hal tersebut pastilah 100% sesuai dengan kepribadian kita. Misalnya saya sendiri. Saya langsung membayangkan kedua orang tua dan keluarga saya yang bersusah payah menyekolahkan saya dari dulu sampai menginjak perkuliahan dengan disertai pengorbanan biaya yang besar ketika saya mulai dihinggapi oleh rasa pesimis, malas dan tidak bersemangat. Hal itulah yang menjadi motivasi terbesar dari dalam diri saya. Dengan membayangkan hal tersebut, semangat saya otomatis mencapai titik maksimal dan di dalam pikiran dan hati saya mulai terbentuk rasa optimis dan percaya diri yang tinggi menghadapi tantangan terutama di perkuliahan.
[caption id="attachment_357472" align="aligncenter" width="400" caption="source : www.nadinemuller.org.uk"]
3.Ubah Mindset yang Salah, Lahirkan Mindset yang Benar
Mindset menjadi hal yang tak kalah penting dari impian dan motivasi. Mindset itu merupakan pola pikir di dalam pemikiran kita masing-masing. Pola pikir atau Mindset yang salah akan membuat apa yang kita lakukan juga akan erat dengan yang namanya kesalahan. Sebaiknya, mindset yang salah haruslah kita ubah menjadi mindset yang baik. Contoh mindset yang salah itu bisa saya contohkan sebagai berikut: Saya memiliki pola pikir bahwa “tantangan yang berat pastinya akan menghancurkan pribadi seseorang dengan cepat”. Dengan adanya pola pikir seperti itu, otomatis di dalam kehidupan, saya akan menjauhi yang namanya tantangan karena dapat menghancurkan pribadi. Mindset seperti itulah yang perlu diubah. Untuk melahirkan semangat, gerak lebih cepat, dan rasa optimisme menghadapi tantangan hidup, saya mengubah salah satu mindset saya sebagai berikut: “Jangan kerjakan hal yang memberatkan dan tidak kau sukai dalam hidup”. Dari pola pikir tersebut jelaslah bahwa pribadi saya tidak menyukai tantangan, sehingga dalam menghadapi tantangan saya selalu tidak bersemangat dan jauh dari rasa optimis. Maka dari itu, saya menciptakan mindset baru sebagai berikut: “Tantangan hidup diibaratkan garam. Rasanya asin dan apabila disentuhkan ke luka akan sangat sakit. Tetapi, coba campur ke dalam masakan, maka akan dihasilkan masakan yang nikmat dan enak”. Dari mindset yang baru tersebut, jelaslah bahwa dalam menghadapi tantangan saya akan selalu melihat sisi baiknya. Tantangan tersebut pasti akan membentuk pribadi yang tangguh, kuat, dan cerdas tentunya. Hadapilah tantangan, karena di baliknya ada kebaikan menunggu.
[caption id="attachment_357475" align="aligncenter" width="400" caption="source : birminghamsettlement.org.uk"]
Saya merasakan bahwa ketiga hal di atas sangat efektif di dalam meningkatkan semangat, optimisme, dan gerakan yang lebih cepat di dalam menghadapi tantangan di dalam hidup. Dengan melahirkan impian atau cita-cita, motivasi yang kuat dari dalam diri sendiri, dan mindset yang benar, maka saya merasa tantangan yang saya alami terutama di dunia perkuliahan tidak terasa memberatkan saya. Ketiga hal tersebut benar-benar menguatkan semangat, rasa optimisme, dan menggerakkan jiwa dan raga saya menghadapi segala tantangan hidup. Sekarang bagaimana dengan Anda? Mari Bergerak Lebih Cepat Menghadapi Tantangan.