Mohon tunggu...
Mokhamad Solikhan
Mokhamad Solikhan Mohon Tunggu... lainnya -

Mokhamad Solikhan adalah seorang penulis yang juga praktisi dan pemerhati pendidikan di Indonesia . Kecintaannya kepada dunia pendidikan menjadikannya seorang pendidik yang fokus untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia. Saat ini, selain aktif mengajar ia juga seorang master trainer di bidang motivasi, presentasi, pendidikan, dan parenting.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru yang Mempesona

10 Oktober 2012   06:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:59 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Sebagai salah satu anggota komite sekolah, Bu Susi sering mendapatkan pengaduan dari orangtua siswa. Salah satu pengaduan yang paling mengejutkan Bu Susi adalah bahwa guru sekarang sombong – sombong, Hal itu terlihat dari kurangnya senyum para guru terhadap wali murid pada saat berjumpa atau berpapasan di sekolah. Hal ini menyebabkan para orang tua merasa ada jarak antara guru dengan mereka, padahal guru adalah orang pertama yang mengerti tentang kondisi anaknya di sekolah.

Pada dasarnya kita sebagai guru selalu memperhatikan orang lain entah itu siswa maupun orangtua siswa. Dalam kondisi beban yang berat adakalanya kita tetap bisa tampil dengan riang, murah senyum, penuh humor, toleran, dan berempati. Namun adakalanya sifat itu menurun atau melemah sehingga membuat kita menjadi frustasi, malas – malasan, cemberut dan gampang tersinggung, Hal ini berakibat pada menurunnya penghargaan terhadap diri dan profesi kita, sehingga sikap hormat siswa dan orangtuapun juga berkurang. Jika kita menampilkan wajah yang ceria meskipun ini bukan perasaan kita yang sebenarnya, siswa akan merasakan keceriaan kita dan siswa juga akan terbawa ceria sehingga pelajaran yang kita ajarkan bisa berjalan dengan ceria. Sikap ceria kita akan menguntungkan bagi kita karena pelajaran yang berjalan lancar akan menghemat energi kita sehingga kita tidak mudah capai karena didukung oleh siswa.

Sikap riang, murah senyum, rasa humor, menunjukkan bahwa kita sangat menghargai profesikita sebagai guru. Kita bersyukur bisa menjadi guru, karena dengan menjadi guru kita bisa berbagi ilmu. Kita harus bisa menjaga semangat kita dalam mengajar sehingga kita selalu bergairah ketika mengajar di dalam kelas dan di luar kelas. Untuk menjaga semangat, kita bisa melakukannya dengan selalu mengingat betapa bermanfaatnya ilmu yang kita ajarkan kepada siswa. Hal ini membuat kita selalu bergairah sehingga kita mengajar dengan suara yang menggelora penuh semangat, seperti sedang berada di atas panggung untuk menghibur orang lain, kita harus selalu tampil semangat dan bergairah.

Semua orang termasuk kita lebih suka bergaul dengan orang yang ceria, begitu juga siswa dan orangtua akan lebih suka bergaul dengan guru yang selalu ceria, murah senyum dan tidak mengeluh. Senyum kita itu menular, karena itu banyak tersenyum kepada siswa dan orangtua membuat hubungan kita dengan siswa dan orangtua lebih dekat. Kedekatan hubungan dengan siswa dan orangtua sangat baik buat kesuksesan kita sebagai guru. Hubungan yang dekat membuat orang tua tidak segan untuk bertanya secara mendalam tentang kondisi anaknya dan apa yang bisa dilakukan demi kesuksesan anaknya. Begitupun juga kita, kita juga tidak segan untuk menyampaikan apa adanya demi kebaikan atau kesuksesan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun