Mohon tunggu...
Mitta Testiasari
Mitta Testiasari Mohon Tunggu... -

be your self...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia Pelebur Perbedaan di Antara Kita

24 September 2012   11:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:48 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Takdir akan kehidupan ini adalah milik Tuhan. Cerita kehidupanku berawal dari kelahiranku di dunia fana ini. Aku, bahkan setiap manusia di dunia ini tidak dapat memilih dimana ia akan dilahirkan dan siapa orang tua mereka. Dan aku, bayi yang terlahir di Indonesia, negara dengan sejuta budaya dan bahasa. Aku pun tidak dapat memilih siapa orang tuaku, namun Tuhan melahirkan aku dari Rahim seorang ibu berdarah jawa, begitu pun dengan ayahku. Jawa, iya orang bilang jawa itu sangat kental dengan budaya dan bahasa jawa yang mempunyai ciri khas tersendiri. Bahkan aku yang hanya berada di sebagian tanah jawa, jawa timur tepatnya, begitu merasakan banyaknya adat jawa. Sejak kecilpun telinga ini tidak asing dengan logat dan bahasa jawa. Memang bahasa jawa yang sedikit sulit karena mempunyai berbedaan penyampaian kosa kata bahasa jawa antara orang tua dengan sebaya, namun aku merasa nyaman menggunakan bahasa jawa. Hingga suatu hari aku mulai merasakan bangku pendidikan, guruku mulai memperkenalkan bahasa Indonesia. Sejak kecil yang terbiasa menggunakan bahasa jawa membuat telingaku dan mulutku sedikit asing dengan bahasa Indonesia tersebut. Kata guruku, bahasa Indonesia ini adalah bahasa persatuan bagi negara Indonesia. Sedikit pengetahuan tentang bahasa Indonesia, bahasa yang asing menurut aku, membuat ku bertanya-tanya dalam hati. Mengapa harus ada bahasa Indonesia yang konon katanya bahasa persatuan itu ketika kita, sebagai orang jawa, sudah mempunyai bahasa jawa bahkan sejak lahir kitapun sudah menggunakan dan mempelajari bahasa jawa. Yang membuat kebingunganku semakin bertambah ketika sekolah mewajibkan untuk belajar bahasa Indonesia meskipun sejak SD sampai SMP pun pelajaran bahasa jawa juga diberikan. Menurutku, mengapa kita harus wajib mempelajari bahasa Indonesia bukannya seharusnya kita yang terlahir sebagai orang jawa itu mempelajari budaya dan bahasa sendiri dengan detail. Semakin hari aku terus berusaha mencari makna akan keberadaan bahasa Indonesia yang disebut sebagai bahasa persatuan.

Hingga  jawaban akan kebingungan itu turun bagai cahaya terang di kegelapan. Suatu hari aku bertemu dengan teman yang berasal dari ibu kota. Aku yang terbiasa bertemu dengan orang jawa, berkomunikasi dengan bahasa jawa, mengajak dia berbicara dengan bahasa Jawa. Kerut wajah itu tampak begitu jelas di wajahnya. Binggung dan tak mengerti yang tertangkap dalam pemikiranku. Ibu kota itu merupakan pusat pemerintahan Indonesia dan di sana banyak orang dari berbagai daerah berkumpul. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa sehari-hari mereka. Dan akupun teringat pesan guruku, gunakanlah bahasa Indonesia ketika nanti kamu bertemu dengan teman dari daearah selain Jawa. Komunikasipun berjalan dengan lancar ketika bahasa Indonesia yang aku pergunakan ketika berbicara dengan dia. Akrab telah berada dalam perguliran pertemanan antara kita. Kita pun tak malu lagi untuk saling bertukar budaya maupun bahasa. Pernah suatu hari saat kita sedang mengikuti tamasya, di dalam bis mini itu tak luput dari alunan musik, namun musik yang terdengar adalah musik campursari yang liriknya menggunakan bahasa jawa. Temanku sangat terlihat menikmati alunan music tersebut, namun yang membuatku tertawa ketika aku menanyakan arti dari lirik lagu tersebut. Dengan wajah polosnya dia menjawab tak mengerti. Terpingkal aku mendengar dan melihat wajahnya. Batinku, sok menikmati tapi tak paham isinya.heheee…Akhirnya dengan gaya sok pintarnya, aku mencoba mengartikan sedikit demi sedikit. Dia juga sering mengalami ketakpahaman ketika lawan bicaranya menggunakan bahasa jawa, alhasil dia hanya bisa menjawab iya sambil melihat diriku berharap aku bisa menjadi penenrjemahnya. Namun dari kejadian tersebut aku mulai paham akan makna dari bahasa Indonesia. Dan disinilah sesungguhnya peran bahasa Indonesia itu. Dengan bahasa Indonesia, kita yang berasal dari daerah berbeda bisa berkomunikasi dengan lancar. Dengan bahasa Indonesia, kita yang mempunyai bahasa daerah sendiri akhirnya bisa berkomunikasi ketika berada di daerah lain. Bahkan kesalahpahaman akibat ketidakmengertian bahasa yang digunakan juga dapat kita hindari.  Mungkin perceraian akan terjadi di Indonesia jika tak ada bahasa Indonesia. Mungkin pertengkaran akan terjadi di Indonesia jika tak ada bahasa Indonesia. Bahkan mungkin Indonesia tidak akan bisa bersatu tanpa adanya bahasa Indonesia. Namun bahada Indonesia telah mengambil perannya, peran sebagai bahasa persatua, bahasa yang meleburkan perbedaan akan bahasa daerah dan budaya. Bangga dan bersyukur aku terlahir di Indonesia yang mempunyai bahasa persatuan sendiri, bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun