Kebakaran lahan gambut Kembali terjadi di Muara Manompas, Kabupaten Tapanuli Selatan. Kebakaran yang diduga akibat kelalaian oknum masyarakat yang membersihkan lahannya dengan cara membakar, telah menghanguskan hampir 20 hektar lahan gambut milik masyarakat. Ratusan tanaman sawit milik warga juga habis terbakar.
Kebakaran yang terjadi sejak senin pagi (10/08/2020) berhasil dipadamkan oleh Masyarakat Peduli Api (MPA) Kelurahan Manompas pada sore hari pukul 17.00, menurut salah satu anggota MPA, Pardomuan Pane api sangat sulit dipadamkan karena angin berhembus sangat kencang, selain itu keterbatasan peralatan yang dimiliki MPA yang hanya empat buah mesin pompa juga menjadi kendala dalam pemadaman api.
Setalah berjibaku hampir enam jam, tiga puluh anggota MPA yang terlibat secara langsung dalam pemadaman berhasil menaklukkan api secara bertahap. Api berhasil dilokalisir sehinga tidak merambat semakin luas.
MPA Muara Manompas merupakan kelompok masyarakat yang dibentuk oleh Wetlands International Indonesia untuk melakukan kegiatan pengurangan resiko bencana di lahan basah terutama di lahan gambut. MPA beranggotakan perwakilan dari tiga puluh lima Kelompok Tani yang ada di Muara Manompas.
Kapolsek Batang Toru, AKP Abdi Abdullah yang turut serta dalam pemadaman di lokasi, mengapresiasi keterlibatan masyarakat terutama MPA Muara Manompas yang aktif dalam kegiatan pencegahan kebakaran dan terjun langsung dalam kegiatan pemadaman. Pihaknya berjanji akan menegakkan hukum bagi masyarakat yang melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar.
Vernando Aruan Fasilitator Wetlands International Indonesia menyatakan, kebakaran yang terjadi di lahan gambut Muara Manompas selain disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat, juga disebabkan adanya pembuatan kanal atau parit yang mengakibatkan lahan gambut mengering sehingga rentan akan kebakaran.
Selain membentuk MPA, Wetlands International Indonesia juga sudah memfasilitasi pembuatan sumur bor sebanyak sembilan unit, sumur pantau sebanyak lima puluh dua unit untuk mengukur TMA (Tinggi Muka Air) dan saat ini sedang dibangun sekat kanal sebanyak dua belas unit untuk pembahasan Kembali lahan gambut.
Ia juga menambahkan, tiga puluh lima kelompok tani di Muara Manompas akan melakukan restorasi lahan gambut dengan melakukan kegiatan Paludikultut, yakni menanami Kembali lahan gambut dengan tanaman asli lahan gambut, salah satunya tanaman jelutong.
Sebagai salah satu ekosistem terpenting di dunia, lahan gambut sudah semestinya dijaga dan dilindungi, untuk itu keterlibatan semua komponen, baik masyarakat, pemerintah, swasta dan NGO terus ditingkatkan kerjasamanya, demi kelestarian lahan basah di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H