Mohon tunggu...
Heri Sutrisno
Heri Sutrisno Mohon Tunggu... -

hidup dalam keluarga sederhana namun bahagia.berusaha mengejar mimpi

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Buah Kesabaran

20 Oktober 2013   14:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Heri Sutrisno

peserta nomer 335

Buah kesabaran.

Dunia para hewan merupakan dunia yang mengasyikkkan. Tak pernah terlihat jelas rasa gembira yang terpancar dari raut wajahnya. Namun, tanpa kita sadari setiap mahkluk hidup mempunyai kesenangan tersendiri tanpa harus kita mengetahuinya. Mereka hidup berdampingan, walau kadang perbedaan menjadi sebuah penghalang untuk menjalin sebuah persahatan. Mereka juga mempunyai cara dan ciri khusus untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Ada hewan yang hidup bergelangtungan di pepohonan, ada juga yang hidup di perairan, bahkan ada pula yang hidup di lumpur yang menjijikkan. Namun, ada kalanya seekor hewan yang hidup seperti dalam istana yang megah nan indah. Mereka di sayang, mereka di manja. Terkadang ada juga yang di timang seperti anak manusia pada umumnya, seperti halnya perjalanan hidup Pushy dan Pushka.

Hidup dalam satu rumah seharusnya ada ikatan batin yang dapat mempererat persaudaraan, walau mereka beda dari perindukan. Seharusnya mereka saling menyayangi satu sama lain, bukan malah menebar kebencian yang berujung pada sebuah pertengkaran.

“Heyy … kerdil! Mau kemana kamu?” Tanya Pushka pada Pushy yang berjalan melintasinya.

“Tu … ke gang sebelah.” Jawab Pushy sambil menunjukkan tempat yang di maksud.

“Pasti mau mencuri.”

Pushy terus berjalan, mempercepat langkahnya untuk menghindrai ocehan Pushka yang tidak karuan. setiap hari Pushka selalu mengolok-olok Pushy, tapi Pushy hanya bisa mendengarkan apa kata Pushka dan belajar untuk bersabar.

Namanya Pushka. Ia adalah seekor anjing penjaga kesayangan Smith. Tubuhnya tidak terlalu besar. Ya, miriplah seperti Scooby doo, hanya saja warna yang membedakannya. Kalau Scooby doo warnanya coklat pekat. Adapun Pushka warnanya hitam dengan corak putih di punggungnya. Pushka adalah anjing yang pintar, penurut dan sigap. Namun, ia juga arogan, usil dan iri. Setiap kali ada yang mempunyai makanan yang lebih atau perhatian yang lebih, maka, sifat jeleknya muncul. Bisa di lihat ketika ia tidak mau makan, itu tandanya Pushka lagi marah dan ingin di manja seharian oleh Smith. Mungkin karna itu pula yang menjadi alasan Angel adikknya Smith tidak suka dengan Pushka, Angel lebih suka sama Pushy si manis ratu malam.

Si manis ratu malam begitu mempesona dimata Angel, Pushy namanya. Pushy adalah seekor kucing betina kesayangan Angel. Pushy mempunyai bulu yang lebat, matanya berwarna kuning tajam dengan tubuh agak besar. Pushy begitu di sayang oleh Angel. Setiap pulang dari sekolah, Angel sempatkan menengok Pushy, sekedar mengobati rindu maupun memberi asupan makanan. Ia begitu special dimata Angel, karena Pushy adalah hadiah ulang tahunnya ketika berumur 4 tahun. Ibunya memberikan Pushy padanya agar Angel betah di rumah dan tidak lama-lama bermain di luar rumah.

“Pushy manis, makan dulu biar sehat dan tidak gampang sakit.” ucap Angel menggendong Pushy sambil mengelus-elus bulu lembutnya.

“Ada anak kecil tu, makan aja pengen di suapin.” ucap Pushka sinis.

“Siapa anak kecil?”

“Itu yang lagi di gendong.” Jawab Pushka terkekeh.

Pushy hanya diam menikamti makanan yang di berikan Angel padanya. Ia tak mau melanjutkan percakapannya dengan Pushka, bisa-bisa nanti mati berdiri karena ledekan Pushka yang dating tiada henti. Setiap kali Pushy sedang asyik dengan Angel, kala itu juga ocehan Pushka berdatangan satu persatu, seperti sebuah tembakan peluru yang menembus tepat di dinding hati Pushy. Terkadang Pushy juga heran dengan sikap Pushka. Apakah dirinya salah atau ada alas an lain yang membuat Pushka begitu benci padanya.

Matahari sangat terik, memberikan sebuah kehangatan lebih pada setiap penduduk bumi, begitu juga yang di rasakan Pushka dan Pushy.

“Kerdil! Merasa panas gak, sih?” Tanya Pushka sambil menggerakkan kipas yang di pegangnya.

“Iya, nih. Ka.aku juga kepanasan.mana aku harus pergi lagi.”

“Kemana?”

“Ke rumah sebelah.”

“Mau mencuri, ya?” Tanya Pushka datar.

Pushy berjalan pelan ke rumah sebelah, meninggalkan Pushka sendiri tanpa menjawab pertanyaan terakhir Pushka. Di rumah sebelah, Pushy ada sedikit urusan yang harus segera di selesaikan.

Selang beberapa menit Pushy kembali membawa bingkisan plastik hitam berisi ikan yang. Segar. Ia begitu gembira pulang dengan membawa oleh-oleh atas usahanya.

“Tu kan habis mencuri, pantesan tubuhmu agak besar.” Ledek Pushka melihat Pushy berjalan di depannya.

Pushy begitu jengkel atas tuduhan Pushka yang tidak berlandasan. Pushy sudah tidak sabar menghadapi sikap Pushka yang menjadi-jadi.

“Dengar ya, Pushka. Aku sebenarnya tidak suka dengan teman yang banyak bicara sepertimu. Dengarkan baik-baik penjelasanku!. Ketika aku banyak tidur di siang hari, itu karena kalau malam aku menggantikanmu menjaga rumah ini. Adapun setiap seminggu sekali aku membawa bungkisan hitam, aku tidak mencuri. Aku hanya mengambil hak ku pada manusia yang tidak mau membayar zakat ataupun menyisihkan sedikit harta untuk membantu orang lain. Jadi jangan banyak bicara kalau kamu belum tahu alasan yang pasti.” Jelas Pushy dengan nada marah.

“Ii … ya Pushy, ma’afkan aku. Aku sekarang sadar, selama ini sikapku salah padamu. Aku janji akan berubah menjadi anjing yang baik.”

“Beneran?” Tanya Pushy datar.

“Iya, aku, akan berubah menjadi seorang teman yang baik. Mau kan kamu mema’afkanku.”

“Sekarang kita berteman.” Ucap Pushy menghampiri Pushka dengan mengacungkan jari kelingking tanda persahabatan.

Semenjak kejadian itu, mereka sekarang hidup rukun. Tidak ada lagi pertengkaran diantara mereka. Mereka juga sering bermain bersama, makan bersama bahkan bercanda berrsama. Mereka sekarang menjadi sahabat indah tanpa adanya rasa iri dan dengki dalam hati.

Tulisan ini di ikutkan untuk festival fiksi anak yang diadakan oleh fiksiana community.

NB: untuk membaca karya peserta lain silahkan masuk akun Fiksiana Community dan silahkan gabung di grup FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun