Perubahan adalah keniscayaan, perubahan seperti siklus waktu, setiap detiknya berdetak bergerak tanpa henti dan berdenyut seperti nadi. Jarum waktu selalu berputar ke depan, bukan ke belakang, menuntut manusia bergerak ke depan, bukan menoleh ke belakang. Jam tidak memasang kaca spion, karena memang waktu tak ingin kita melihat ke belakang. Waktu memapah kita berjalan, melangkah dan melesat.
Semua manusia berkembang mengikuti perputaran waktu, tak satupun yang bisa melawan waktu, karena memang tak bisa dihentikan. Itulah mengapa waktu adalah kepastian bukan keragu-raguan. Hal yang sama dengan perubahan.
Bagi manusia pilihannya adalah berubah atau dirubah oleh waktu. Jawabannya tergantung diri manusia sendiri. Apakah memilih berubah atau dirubah, dengan segala resiko dan kenikmatannya masing-masing.
Berubah adalah pilihan yang tepat. Sebab kita bisa menentukan pilihan sendiri jenis dan bentuk perubahan itu. Hal yang tidak bisa dilakukan jika kita dirubah, dimana pilihannya telah ditetapkan, tinggal kita menerimanya dengan pasrah.
Agama mengajarkan bahwa orang yang beruntung adalah yang melakukan perubahan bukan menunggu dirubah. Jika kebaikan hari ini adalah jalan menuju keburukan hari esok, maka itu adalah kerugian. Sebaliknya jika keburukan hari kemarin adalah tapak jalan kebaikan hari ini, itu adalah keberuntungan.
Maka berubahlah selagi waktu memberi kesempatan, dahului waktu dengan semangat dan keyakinan bahwa kebaikan akan hinggap sesudah usaha dan kerja keras. Semoga tahun baru membawa semangat baru bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H