Manusia dalam kodratnya adalah makhluk sosial.Makhluk yang mengenal kehidupan komunal.Dalam komunitasnya,manusia akan bermasyarakat atau bersoaialisasi dan mensosialisasikan dirinya.Untuk menjalankan kegiatan sosialisasinya manusia mutlak memerlukan komunikasi.Dan dalam melakukan komunikasi,manusia senantiasa melibatkan indrawinya.Yang utama adalah mata,mulut dan telinga.Tentu juga otak dan apa yang dikenal sebagai perasaan. Untuk dapat melakukan komunikasi dengan semestinya,manusia memerlukan konsepsi pemahaman akan materi yang sedang dikomunikasikan.Dan pemahaman ini sebetulnya sangat bergantung pada daya penerimaan indrawinya.Semestinya,untuk dapat memperoleh pemahaman,ada keseimbangan asupan terutama antara mata dan telinga.Sayangnya,di jaman sekarang kita sudah terlampau memanjakan mata dan secara tanpa sadar menganak tirikan telinga. Tengok saja misalnya pada sebuah pertunjukan musik.Orang lebih tertarik pada pinggul penyanyi.Ketampanan pemain gitar.Atraksi pamer ketiak,sembulan dada dan goyang pantat.Dibandingkan dengan menikmati musiknya.Penyanyi bertubuh gembrot meski memiliki suara emas,pasti akan kalah pamor dengan penyanyi bersuara tokek namun lihai memamerkan ketiak.Ini sebuah fenomena bahwa kita lebih tertarik dengan sesuatu yang sifatnya visual.Kasat mata.Dan jelas kita lebih memanjakan mata daripada telinga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H