Masih membahas tentang sisi lain dari Pelalawan kali ini kami ingin singgah sebentar ke Balai Adat Melayu Riau yang ada di Kabupaten Pelalawan kami disambut dengan gerbang yang merupakan pintu masuk Kabupaten Pelalawan.
Pintu Gerbang
Tak jauh dari pintu masuk ini terdapat Balai Adat Melayu Riau. Bentuk Balai Adat Melayu Riau dihiasi dengan beraneka ragam ukiran, warna dan motif tenunan khas masyarakat Melayu Riau. Gedung tersebut terdiri dari dua lantai yang digunakan untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan adat dan kebudayaan Melayu Riau, namun sayangnya Balai Adat Melayu Riau ini tidak terawat terbukti dengan sudah ada beberapa bagian yang rusak, lantai berdebu dan kotor.
Setelah melihat Balai Adat Melayu Riau kami lanjutkan perjalanan ke desa Rantau Baru disisi kanan kiri jalan banyak ditemui para pemancing yang berasal dari Pekanbaru yang mencoba peruntungan memancing ikan di musim banyak ikan. liatlah para pemcancing mencoba peruntungannya di rawa-rawa ini jika beruntung mereka akan mendapatkan ikan sepat, lele, gabus dan lain-lain. Jalan menuju ke Desa Rantau Baru ini adalah jalan tanah yang belum diaspal jika sudah musim penghujan & banjir maka jalan menuju Desa Rantau baru ini akan dipenuhi dengan air dimana jika masyarakat desa ingin menuju ke kota mereka akan menggunakan pompong atau sampan.
Sampai di desa saya melihat nelayan yang membuat Bubu, bubu adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari pancangan tiang-tiang kayu yang berbentuk segi empat ukuran besar. Dipagar kayu ini dipasanglah jaring-jaring, bubu ini biasanya dipasang didasar sungai selama beberapa hari. Ikan yang terperangkap di dalam bubu ini beraneka ragam jenisnya seperti selais, toman, baung, lele sungai, patin sungai, gabus, sepat dan lain-lain.
selain mengunakan bubu nelayan juga menggunakan jaring, saya beruntung saat saya datang ada nelayan yang sedang mempersiapakan jaring untuk menangkap ikan.
