Mohon tunggu...
Maya Agustiana
Maya Agustiana Mohon Tunggu... -

ibu rumah tangga yang hobinya nulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kelakar Poligami

22 November 2011   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:21 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suamiku yang lucu sering berkelakar tentang poligami. Dia bilang biar aku enggak kecapen setiap hari perlu adanya pembagian tugas. Aku yang urus anak-anak. Buat yang nemenin doi ke undangan resepsi istri yang lain lagi. Buat yang beres-beres rumah ada lagi yang lain. Biar becanda, rasanya kepingin deh nimpuk suamiku pake ulekan. Kalau sudah begitu enggak lucu lagi, yang ada nyebelin.

Kelakar lain yang tidak kalah bikin bibir mengkerut soal handphone GSM and CDMA. Dia bilang, “Kan enak Bu, kalau kita punya selular dua. GSM dan CDMA. Jadi mudah dihubungi dimana-mana. Kerjaan jadi efisien, cepat dan tuntas. Begitu juga kalau punya istri lebih dari satu.”

Kelakar buat lelaki mungkin ya kelakar. tidak lebih. Buat perempuan lain lagi. Setiap kata bisa jadi banyak makna. Liat muka suami mengkerut saja, istri bisa ketakutan membuat kesalahan yang membuat suami marah. Padahal tidak tahunya muka suami mengkerut karena nahan sakit perut ingin BAB. Begitu juga dengan kelakar CDMA, GSM atau poligami. Istri bisa ketakutan suami sedang melancarkan langkah-langkah untuk ke arah itu.

On the other hand. Fungsi perempuan memang beragam. Seorang ibu, istri, teman, guru dan banyak lagi. Seorang teman yang memutuskan berhenti bekerja untuk sepenuhnya mengurus keluarga mengatakan pada saya mengurus keluarga awalnya begitu menguras air mata namun kelanjutannya membuat dirinya berbunga-bunga.

Bangun pagi. Memasak sarapan. Memandikan anak-anak. Membereskan rumah. Mencuci pakaian. Menstrika pakaian. Belanja. Begitu banyak tugas yang diemban seorang ibu. Semua hanya dilakukan oleh seorang ibu. Seorang ibu yang penuh cinta.

Coba saja jika ibu meminta gaji dari semua yang diberikan dan dilakukannya. Berapakah yang mesti dibayar untuk ASI eksklusif. Berapa yang mesti dibayar untuk membersihkan kotoran anak-anak. Berapa yang bias dibayar untuk malam-malam tanpa tidur karena menjaga anak yang sedang sakit. Wah, bisa-bisa habis gaji ayah sebulan. Bahkan tak cukup. Karena ibu melakukannya dengan kasih sayang dan kasih sayang tak pernah bisa dibayar.

Seorang ibu akan merasa sangat bahagia dia jika dia bias menciptakan rumah dengan kasih sayang. Dimana anak-anak akan penuh rindu untuk kembali ke rumah dan suami merasa nyaman dengan rumah tangganya karena disana ada pelukan hangat untuk semua.

Jangan perempuan digores hatinya dengan kelakar CDMA, GSM atau pembagian tugas segala setelah apa yang telah dia usahakan untuk keluarga. Perih man!

Menjelang tidur aku bilang pada suamiku, ”Yah, sekarang kan ada selular yang bisa dipakai buat CDMA dan GSM. Ayah ketinggalan zaman, ah!”

“Deuuuuuu…” suamiku tertawa.

Depok

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun