Mohon tunggu...
Max Andrew Ohandi
Max Andrew Ohandi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Saya seorang penulis dan social enterpeneur

Saya superhero kocok yang berprofesi sebagai Jurnalis Warga\r\n\r\nFacebook : Max Andrew & Newhope \r\nTwitter : @maxandrewohandi\r\n\r\nHuhaaa....@Pahlawan Bertopeng :P

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyongsong Perubahan Pendidikan Lebih Baik

12 September 2012   14:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13474607591539865216

[caption id="attachment_198677" align="alignleft" width="261" caption="Harga Rp. 15.000 @ Rp. 17.000 ( luar Jabotabek )"][/caption] Pemimpin DKI 1 seyogianya bukanlah sosok yang loyalis ataupun populis, melainkan pemimpin yang berkarya, bukan berkarier. Apa karya yang diharapkan seorang pemimpin DKI Jakarta ? Tak lain adalah menjadikan DKI Jakarta sebagai kekuatan moral yang mampu menyejahterakan masyarakat melalui kiprahnya. Di antara kedua calon, siapa yang pantas duduk di kursi DKI-1? Menurut Direktur Akademis Sekretaris Saint Theresa Paul Fatruan, sebenarnya dua pasangan yang ada saat ini sudah bagus. Namun, selama masa pemimpinan pemerintahan Foke dirasakan kurang dapat melihat kondisi rill masyarakat, khususnya masyarakat marjinal. “Jakarta itu heterogen yang terdiri dari berbagai etnis, kebudayaan, agama, bahasa, pekerjaan, pengusaha, ada yang kaya, dan miskin, dan lain-lain. Permasalah sosial pun akhirnya tinggi karena merupakan miniatur Indonesia. Oleh sebab itu agar tidak terjadi gesekan akibat kebijakan dan pengaturan tata sosial masyarakat perlu pemimpin yang dapat melihat kondisi rill dan tegas dalam program-progamnya ke depan yang diembannya.” kata Paul. Paul melihat, bahwa Foke itu lahir dari keluarga kelas menengah ke atas. Sedangkan Jokowi berasal dari keluarga kelas bawah. Dari sini ada daya tarik masyarakat terhadap sosok Jokowi, dan dipandang mampu melakukan perubahan besar, khususnya bagi masyarakat marjinal. “Karena dia tahu betul dan merasakan kondisi nyata masyarakat yang ada.” Katanya. Ditanya seputar kebijakan pendidikan yang relevan untuk masa depan DKI, Paul berharap pemerintah DKI Jakarta dapat sinergis dengan pihak instasi pendidikan dan instasi pencatatan dan pendudukan agar mempermudah persyaratan masuk sekolah menerima murid atau dapat nomor NIS (nomor induk siswa), di mana sekarang sudah memakai sistem online dan akta kelahiran. Tetapi sepertinya pemerintah DKI cenderung pasif akan hal ini. Sehingga sia-sia saja program 12 tahun wajib belajar gratis. “Karena banyak anak-anak tidak bisa masuk sekolah negeri atau sekolah-sekolah yang sudah mendapatkan bantuan pemerintah akan hal tersebut. Lalu juga dana alokasi pemerintah yang terlalu memperhatikan kondisi fisik sekolah-sekolah di DKI Jakarta yang banyak ditemukan akhirnya kasus akal-akal pemerintah DKI Jakarta untuk mengambil dana APBD pendidikan Tersebut. Padahal ada hal yang lebih penting diperhatikan, yaitu kulitas guru dalam mendidik murid-muridnya. Bagi saya mementingkan kualitas lebih penting dari sekedar kuantis pendidikan. Karena siswa-siswi sudah pintar-pintar. Namun tidak cerdas dalam menjadikan siswa-siswi religus, mandiri, dan bermutu.” Tambahnya. Seberapa besar kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi-Ahok? Menurut Paul, keberhasilan dapat memenuhi janji menjadi pemimpin DKI Jakarta dalam masa 5 tahun biasanya tidak sampai 100 persen. “Mencapai sudah 50 persen saja sudah bagus,” ujarnya. Marilah kita menjadi Pemilih yang cerdas dan berkualitas ! Bagaimana cara memilih atau mencari pemimpin DKI jakarta 1 ? Penulis cenderung menggunakan kata istilah mencari bukan hanya kata memilih saja. Kalau memilih artinya hanya sekedar menetapkan dari dicalonkan, sedangkan mencari artinya menemukan calon yang sesuai tugas yang akan diembannya. Seharusnya kita benar-benar mengenal sosok calon pemimpin DKI Jakarta pada pemilu pilkada 20 September 2012 nantinya. Max Andrew Ohandi Halaman  22 Edisi 31 @ 2012 Bagi yang mau pesan dapat hubungi ke nomor 081210463668 atau 02198059334

  • Harga Majalah Rp.15.000@ Rp.17.000 luar jabotabek ( ongkos Kirim buat 1-6 majalah Rp. 10.000,-)
  • Membeli di lebih 6 majalah ongkos kirim gratis
  • Membeli 10 majalah atau lebih itu. Dikson 10% dan gratis ongkos kirim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun