[caption id="attachment_190100" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Pasir Panjang, Pontianak"][/caption]
Lihatlah foto di atas. Itu adalah foto saya ketika berada di Pantai Pasir Panjang, di daerah Pontianak. Foto itu diambil bulan September 2011. Pada waktu itu, saya begitu terpesona dengan keindahan di tepi laut itu. Sempat berenang di pinggiran laut, bermain di pantai dan mengakhirinya dengan menatap pulau yang ada diseberang pantai itu. Kerennn ….
Namun, keindahan itu akan sedikit terusik dengan keadaan dibawah. Lihatlah foto itu, akan terlihat jelas bagaimana sampah-sampah berteberan di sekitar pantai. Sangat disayangkan… Di tempat yang sedemikian indah, manusia datang dan meninggalkan sampah …
[caption id="attachment_190101" align="aligncenter" width="300" caption="Sampah ... di kawasan wisata Rindu Alam"]
Tidak jauh dari Pantai Pasir Panjang, terdapat kawasan wisata Rindu Alam. Ketika saya datang, kawasan itu belum selesai dibangun. Masih ada pekerja yang mengerjakan kereta-keretaan, tetapi pengunjung sudah boleh datang untuk menikmati pemandangannya. Kawasan itu tampaknya akan dibangun menjadi kawasan wisata besar. Saya berharap demikian, supaya para wisatawan tidak terfokus di kota Pontianak.
Yang membuat saya khawatir adalah kenyataan bahwa kawasan itu sudah mulai dipenuhi sampah, padahal pembangunannya belum selesai. Jika kita menatap ke atas, kita akan melihat pohon-pohon hijau menjulang tinggi dan sangat menggoda. Jika kita melihat ke kejauhan pun akan tetap menarik, karena berhadapan langsung dengan daerah hijau. Tetapi….. keadaan akan berubah jika kita melihat ke tanahnya. Akan kita temukan sampah-sampah bertebaran. Lagi-lagi, ini adalah situasi yang menyebalkan.
Terkadang saya merasa kesal dengan keadaan-keadaan seperti di atas. Kesenangan kita seolah terganggu dengan keberadaan sampah. Apakah pengunjung yang membuang sampah itu merasa bahwa pengunjung hanya dirinya seorang ? Andai dia memikirkan orang lain, tentu dia tidak akan membuang sampah sembarangan. Atau apakah dia beranggapakan bahwa uang tiket masuk itu termasuk untuk membayar pemungut sampah ? Kalau iya, tampaknya dia tidak bisa matematika … itu tidak cukup oiiiiiii ….
Di daerah wisata lain pun saya menemukan kenyataan yang sama. Memang sulit sekali mengubah kebiasaan … tapi, tak ada salahnya kita berharap. Berharap bahwa suatu saat kita akan memiliki kesadaran untuk menjaga alam kita. Kita datang disambut keindahan, hendaknya kita tinggalkan pun dalam keadaan indah …
[caption id="attachment_190102" align="aligncenter" width="300" caption="Kawasan Wisata Rindu Alam "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H