Mohon tunggu...
Panji Kartiko
Panji Kartiko Mohon Tunggu... -

Suporter Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Berkaca pada Tim Dragon Boat Indonesia

11 Desember 2010   03:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:50 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Berkaca pada Tim Dragon Boat Indonesia

(dimuat pada Tabloid BOLA, Senin 1 Desember 2010)

Publik olahraga Indonesia, terhenyak gembira setelah pada tanggal 18 November 2010 Tim Nasional Putra Dragon Boat meraih emas pertama di ajang 1000 meter Dragon Boat Lake Asian Games. Raihan Emas tersebut telah ditunggu oleh masyarakat selama 6 hari yaitu sejak awal pesta olahraga se-Asia itu dibuka pada Jumat 12 November 2010.Prestasi Tim Nasional Dragon Boat dilanjutkan dengan gemilang dengan raihan emas kedua dan ketiga pada 19 November 2010 di ajang 500 meter putra dan 20 November 2010 di 250 meter putra .

Sebenarnya kalau mau dirunut kebelakang lagi, Timnas Dragon Boat ini nyaris tidak diberangkatkan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ke ajang Asian Games (AG) XVI/2010 karena dianggap memiliki jumlah atlet yang banyak dan minim dalam potensi medali. Jumlah Tim Dragon Boat yang meraih emas dan menyelamatkan muka Indonesia di Ajang Asian Games adalah 22 orang, yang berarti nyaris sama dengan jumlah tim inti plus cadangan skuad sepakbola.

Timnas Dragon Boat Indonesia, berani mengajukan diri menjadi peserta Asian Games (AG) XVI/ 2010 di Guangzhou China, bukan tanpa alasan yang kuat. Selain raihan emas yang kontinyu pada ajang Sea Games serta turnamen mancanegara, Timnas Dragon Boat Indonesia juga baru saja sukses meraih 2 emas di nomor 1000 meter putra dan putri pada ajang Asian Beach Games (ABG) di Bali pada tahun 2008. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan prestasi timnas sepakbola Indonesia yang terakhir kali hanya pernah meraih emas di ajang Sea Games 1987 di Jakarta dan Sea Games 1991 di Manila. Meskipun sebenarnya PSSI selalu memendam hasrat untuk ikut Asian Games dengan alasan bahwa takut terkena sanksi, berani menanggung biaya sendiri sampai dengan alasan klasik yaitu olahraga yang paling dicandui oleh masyakarat luas, tapi nyatanya alasan tersebut diatas belum mampu mendapat lampu hijau dari KONI / KOI karena prestasi yang hancur lebur di sejumlah turnamen.

Prestasi terakhir timnas sepakbola Indonesia di Pra- Asian Games Doha 2006, malah sangat memalukan dengan menjadi lumbung gol saat ajang babak pra-Asian Games digelar. Timnas U 23 yang telah berlatih di Belanda selama beberapa bulan tidak mampu mencatat hasil seri sekalipun di ajang pra Asian Games tersebut, sehingga kekalahan demi kekalahan senantiasa memayungi setiap laga mereka.

Sebenarnya dari generasi emas yang ditorehkan oleh timnas dragon boat tersebut, PSSI sebagai induk olahraga sepakbola Indonesia dan para punggawa skuad timnas sepakbola putra Indonesia dapat memetik pelajaran sebagai berikut :

1.Menjaga ritme dan kerjasama tim.

Dragon Boat putra 1000 meter dan sepakbola merupakan jenis olahraga yang sama-sama mengandalkan kerjasama tim. Keduanya menuntut alur dan ritme kekompakan yang mesti dijaga sejak awal laga. Hanya disini terlihat bahwa tim dragon boat putra lebih memahami arti ritme dan kerjasama tim yang ditentukan oleh taktik pelatih serta dikomandoi oleh sang penabuh gendang sebagai motivator dan acuan ritme kekuatan dan kecepatan mendayung.

Tim Sepakbola dari sini dapat belajar tentang bagaimana stamina dan ritme permainan dapat dijaga oleh pelatih dan para pemain. Pola menyerang, bertahan dan possesion football harus disesuaikan dengan kondisi stamina, jenis lawan, kondisi lapangan, cuaca dan taktik permainan.

2.Meningkatkan Rasa Nasionalisme.

Nyaris tidak pernah terdengar akan adanya penolakan bergabung, indisipliner serta keluhan bonus serta uang saku di Timnas Dragon Boat Indonesia. Hal ini tentunya merupakan hal yang langka dalam timnas sepakbola kita, begitu banyak alasan klasik yang diajukan oleh para pemain kita saat mereka terlambat atau malas bergabung dengan pelatnas sepakbola. Kondisi ini mungkin perlu ditingkatkan dengan membakar rasa nasionalisme mereka dengan hadirnya motivator dari psikolog atau diskusi dengan senior-senior mereka di tahun 80’an yang masih kental rasa nasionalismenya. Bergabungnya seorang pemain dalam timnas hendaknya tidak melulu diukur dengan materi uang saku, dan bonus belaka, tetapi lebih pada rasa bangga dan menjaga nama baik bangsa!.

3.Menjaga Mental dan Semangat Baja.

Mental dan semangat baja yang terpancar dari para anggota timnas putra dragon boat Indonesia begitu jelas terpancar dan dibumbui dengan rasa optimisme yang memicu energy berkali lipat di setiap pertandingan. Saat ini sangat jelas terlihat bagaimana lemahnya fighting spirit yang ditampilkan para pemain timnas sepakbola Indonesia saat berlaga di lapangan hijau, gairah, semangat dan optimise yang menggelegak dan mampu menutupi kekurangan skill mereka di ajang Piala Asia 2007, seolah hilang tak berbekassetelah melihat ajang ujicoba timnas akhir-akhir ini. Hal ini tentunya merupakan “PR” besar bagi BTN dan jajaran pelatih timnas Indonesia saat ini.

4.Latihan dan Ujicoba Rutin

Sebelum timnas dragon boat berlaga di Asian Games 2010, mereka telah memulai latihan rutin sejak bulan Mei 2010 dan ditambah dengan ujicoba baik di turnamen local maupun turnamen yang berskala Internasional seperti di TurnamenDragon Boat di Korea Selatan. Timnas sepakbola Indonesia, karena kesibukannya berkompetisi di sering tidak bisa mengumpulkan pemain secara full team di ajang pelatnas. PSSI, BTN dan BLI seakan tak mampu bersinergi untuk membuat garis koordinasi yang jelas akan waktu lowong yang dapat digunakan sebagai latihan rutin timnas serta ajang ujicoba timnas baik berupa pertandingan ujicoba maupun turnamen segitiga. Jadwal latihan timnas acapkali tidak jelas karena banyak pemain yang ditahan dan lebih mementingkan membela klubnya dibanding bergabung dengan latihan pelatnas. Hal inilah yang perlu mendapatkan perhatian oleh para petinggi PSSI, BTN dan BLI akan koordinasi mereka lebih seksama, disiplin dan matang agar program latihan timnas sepakbola Indonesia tidak terbengkalai

PSSI dibawah nahkoda Nurdin Halid mungkin telah lumayan sedikit sukses dengan mampu memutar roda kompetisi di berbagai divisi (ISL, Divisi Utama, Divisi I, Divisi II) secara rutin dan lumayan konsisten. Tapi kompetisi yang besar secara kuantitas ternyata tidak bisa dibarengi dengan hasil yang mumpuni, yaitu tidak dapat memunculkan input dan output bagi prestasi timnasnya. Rangking Timnas SepakbolaIndonesia yang terus melorot di posisi 141 (Oktober 2010) adalah parameter penilaian utama yang dipakai dan sangat-sangat nyata menunjukkan bahwaprestasi timnas sepakbola dibawah komando PSSI Era Nurdin Halid terus menuai kegagalan demi kegagalan. Kompetisi junior sebagai pelapis timnas senior kurang diperhatikan oleh PSSI dengan alasan yang tak jelas.

Jika PSSI dengan percaya diri untuk meminta anggaran sebesar Rp.30 milyar kepada pemerintah sebagai jaminan agar timnas sepakbola Indonesia meraih emas pada ajang Sea Games 2011 di Palembang dan Jakarta, apakah nilai tersebut berbanding lurus dengan torehan prestasinya, apalagi kalau dibandingkan dengan timnas dragon boat yang anggarannya jauh dari kisaran angka yang diminta PSSI pada pemerintah. So kalau sudah begitu harapan agar timnas sepakbola Indonesia dapat berkaca dan belajar dari timnas dragon boat, bukan merupakan yang memalukan bukan??

Penulis

Panji Kartiko

Warga Sepakbola Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun