Mohon tunggu...
Odjie Samroji
Odjie Samroji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Guru, Penulis Buku, Seniman -

Penulis Buku, Mujahid yang mencoba istiqomah berjuang di lembaga pendidikan pesantren model Boarding School di Yogyakarta, Hoby nonton bola, suka bersepeda, hidup sederhana dan berupaya menjadi manfaat bagi sesamanya. www.masodjie.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anggota Dewan Kampungan di Kampung Sebelah

2 Oktober 2014   18:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:39 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di kampung sebelah sedang ramai membicarakan tentang kelakuan para anggota dewan yang paling dihormati, menurut kawan yang kemarin sempat meliput kegiatan parlemen disana, sidang pembahasan penentuan Ketua Dewan sempat ricuh gara-gara tidak ada yang mau mengalah.  Perlu diketahui bersama, baru saja kampung yang besar dengan penduduk yang jumlahnya dua ratusan juta lebih itu melantik perwakilan rakyat. Nama parlemennya adalah Dewan Perwalian Rakyat, ada 10 partai yang berhasil menempatkan para kadernya yang katanya siap menjadi penyambung aspirasi rakyat yang diwakilinya. Maklum saja, kampung sebelah ini luasnya tak terkira, penduduknya juga jumlahnya sulit dihitung, ratusan juta.

Berita televisi swasta yang berlogo angkat satu tadi pagi menggambarkan suasana sidang yang sempat molor berjam-jam karena seringkali di skor untuk memberikan kesempatan para anggota saling diskusi diruang lobby.  Mereka yang baru saja dilantik dengan biaya tak kurang dari 16 Milyar itu masih memakai peci baru, jas baru, bahkan siap-siap menerima fasilitas uang muka membeli mobil baru. Suaranya juga masih terlihat lantang, meski jam malam semakin larut mendekati dini hari.

Suparmin, seorang tukang becak di kota pelajar bercerita tentang pengalamanya begadang semalam, dirinya rela tidak tidur demi menonton hiburan seru melalui televisi 14 inc yang dia miliki dirumahnya. Menyaksikan para wakil rakyat yang semuanya belum pernah dia kenal saling berlomba bicara. Bukan membahas masalah kepentingan rakyat, bukan pula mengurusi harga sembako yang masih sering naik, atau ngomongin cara biar tukang becak seperti Suparmin bisa sejahtera. Tapi   yang mereka bicarkan dengan suara keras-keras hingga berebut mikrofon adalah menentukan ketua sidang.

Yang menjadikan Suparmin semakin terhibur adalah, diantara mereka saling beradu argumen berdebat tentang sesuatu yang sama sekali tidak dipahami Suparmin, hingga berdiri maju kedepan meja televisi untuk menyaksikan serunya acara itu. Seperti halnya sidang, sambil berbicara keras para anggota dewan maju ke depan meja pimpinan bergerombol meunding-nuding. Suparmin jadi ingat suasana tawuran warga yang saling ngotot. Mirip anak-anak kampung yang nakal berkelahi rebutan mainan dan tidak ada yang mau mengalah. Itulah gaya komunikasi ala kampung yang sering dipraktekan suparmin dengan kawan kawan sesama warga kampung.  “Dasar Anggota Dewan Kampungan !”  teriak Suparmin tiba-tiba, namun buru-buru dia sadar, teriakannya di pagi buta bisa jadi membangunkan istri dan kelima anaknya yang tertidur pulas dikamar sebelah.    (02/10/2014)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun