Mohon tunggu...
Samsul Ode
Samsul Ode Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

- seorang pejalan kaki - Mahasiswa MIP UNDIP 2013 - Kolektor Buku - Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Pembelajar Sejati

5 Juli 2013   20:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:57 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.”

(Mahatma Gandhi)

Belajar adalah sebuah proses dari belum tahu menjadi tahu. Begitulah deskripsi yang tidak ribet untuk kita pahami bersama. Belajar bagi sebagian dari kita mungkin adalah "ritual" yang cukup menakutkan dan cukup menjemukan. Bayangan tumpukan buku tebal, diktat kuliah dan sebagainya kerap kali membuat kita "kalah sebelum bertempur" dengan amanah yang sebenarnya merupakan kewajiban utama kita sebagai intelektual atau dalam arti sederhana yang saya sebut pembelajar sejati. Banyak dari kita sengaja menghindari belajar karena didorong hasrat budaya instan yang ingin melegalkan hasil yang baik. Pemikiran " ah, nanti kan bisa nyontek" sudah cukup mendarah daging dan menjadi senjata yang cukup ampuh untuk menghadapi "peperangan" setiap enam atau empat bulan sekali di institusi yang biasa kita sebut sekolah, kampus, dsb.

Pemikiran yang cukup sempit juga merasuki para "calon" intelektual ( baca : pelajar ). Belajar hanya dilakukan ketika menjelang ujian atau ketika mendapat tugas. Tak ada salahnya memang memilih metode belajar yang cocok bagi masing-masing individu, akan tetapi dengan memperhatikan ritme belajar yang sistematis maka akan membuahkan pemahaman yang cukup mumpuni. Bayangkan jika ilmu-ilmu yang cukup berat itu "hanya" dipelajari dengan menggunakan sistem yang sangat terkenal yakni "sistem kebut semalam". Kalaupun ilmunya "nyantol" maka dipastikan tidak akan bisa "survive " lebih lama karena belum terasah sempurna dalam ingatan. Beda ceritanya jika Belajar dengan sistematis maka pemahaman akan terbangun dengan lebih baik dan memiliki daya "survive" yang cukup baik. Dengan adanya pemahaman yang cukup baik maka kita akan lebih mudah memecahkan soal pertanyaan yang diujikan.

Menjadi pembelajar sejati belum cukup sampai disitu, pembelajar sejati bukan mereka yang hanya belajar sampai level "institusi pendidikan" saja. Paska lulus dari institusi pendidikan, rasa-rasa wajar jika ada keinginan untuk "balas dendam" dengan menjauhkan segala aktivitas "belajar". Tumpukan buku yang dulu menjadi "senjata" mungkin akan tergeletak sepi di pojok belakang rumah, tercampakkan dan mungkin akan terbuang bahkan terbakar dalam api keegoisan manusia yang ingin "bebas" dari aktivitas yang bernama "belajar". Pembelajar sejati tentu tidak ingin "senjata" ( baca : buku ) yang menghantarkannya sukses akan terbuang merana begitu saja. Pembelajar sejati tentu akan sangat menyayangi buku-bukunya, menyenangi aktivitas membaca, berdiskusi dan berbagai aktivitas yang berhubungan "asah otak". Menjadi pembelajar sejati tak harus membuat pencitraan yang berlebihan agar terlihat "WOW". Pembelajar sejati adalah mereka yang memasukan kegiatan belajar menjadi seperempat nafas hidupnya, menjadikan belajar sebagai ritual untuk menggerakkan lagi "denyut" otak dan yang tak kalah penting adalah dengan belajar "lebih" maka pembelajar sejati akan menggenggam dunia ini. ( Baca: berwawasan luas )

Ketahuilah bahwa hidup ini sesungguhnya untaian kegiatan "belajar", belajar mengeja ilmu, belajar menghadapi persoalan secara tekstual maupun aktual dan tentu saja pembelajar sejati akan siap untuk memecahkannya. Hidup ini bagi pembelajar sejati adalah suatu lahan luas dimana bermacam-macam ilmu bisa dipelajari, dimaknai dan diamalkan. Tak ada ujian yang sangat sulit sebab tuhan dalam risalah rencananya sudah begitu banyak membuat "soal" dan "tugas" untuk kita ( baca : pembelajar sejati ) pecahkan. Bukankah ujian dariNYA adalah ujian yang memiliki "strata" dan "grade" yang paling tinggi? Mungkin sebelum kita kembali padaNYA maka belajar adalah "ibadah" yang sudah tentu harus terus kita lakukan.

Siapa yang masih bermalas di usia sekarang? harusnya pembelajar sejati harus mengingat kembali proses belajar semasa kita akan lahir di dunia ini. Para pembelajar sejati sesungguhnya telah terbentuk "jiwa tangguh"nya sejak lahir. Berjuang bersama sang ibu untuk keluar dari "dunia lain" adalah proses pembelajaran untuk pertama kali. menangis dan berteriak "aaaaa....." adalah pengejaan lafal alfabet pertama, lalu belajar merayap, mengunyah makan, jatuh bangun ketika belajar berjalan, dsb. Kita harus bilang "wow" sebab kita manusia telah menjadi pembelajar sejak usia dini. Jikalau di usia dini kita sangat "tangguh" mengapa justru di usia yang begini matang kita sering "menyerah" dan malas terhadap ujian-ujian "kelas ringan" yang berdatangan menghampiri kita. Pembelajar sejati saya yakin akan menjadikan belajar menjadi "ideologi"nya yang tidak dapat sembarangan digugat oleh orang dan tentunya tidak akan usang ditelan jaman.

" KAU PINTAR, KAU BAIK, KAU PENTING " ( Quote in The Help Movie )

“Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua seperti sapi; dagingnya bertambah tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang” (Ajaran Budha ).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun