Zaman dimana diutusnya seorang nabi sangat sesuai dengan tuntutan zaman saat itu, begitulah Allah mengatur zaman ini dengan sebaik-baik utusan. Seperti Nabi Idris AS yang diutus Allah untuk kaumnya, Allah mengkhususkan beliau dengan mukjizatnya yaitu ahli dalam membuat besi. Hal ini tentunya disesuaikan dengan keadaan masyarakat saat itu yang mayoritas membutuhkan berbagai property dari besi. Zaman diutusnya Nabi Musa AS, juga disesuaikan dengan keadaan dimana Raja pada saat itu tergila-gila dengan pemujaan dan penyembahan terhadap dirinya sendiri, yaitu raja Fir’aun. Beliau adalah seorang raja yang dengan keegoannya ingin disembah dan diikuti semua pendapat dan keinginannya, setiap hal yang tidak sesuai dengannya akan ditindak dan dihukum tanpa ampun dan maaf darinya. Nabi Musapun datang dengan mukjizat Tuhan untuk menandingi apa yang Fir'aun punya, yaitu dapat menandingi sihir-sihir tukang-tukang sihir dan membelah laut dengan izinNYA, dan untuk membantu beliau, Allah membantu beliau dengan kehadiran saudaranya Nabi Harun dalam mentauhidkan kaumnya.
Zaman diutusnya Nabi Isa AS juga zaman dimana Allah telah mengutusnya disaat yang tepat. Umat Israil yang telah dianugerahkan Allah kepandaian dan keenceran otak yang memukau danmengagumkan mengharuskan pengutusan seorang Nabi yang berkelas seperti Nabi Isa AS. Pada Nabi Isa terdapat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, menghidupkan orang yang telah meninggalkan, dan lain-lain. Dari segi social, hal-hal tersebut juga merupakan pertanda bahwa masyarakatnya masih mempercayai hal-hal mistik, keimanan mereka akan teraplikasi dengan adanya mukjizat-mukjizat yang sebenarnya adalah kuasa Ilahi sebagai Tuhan yang menghidupkan dan mematikan makhluknya. Dengan mukjizat Nabi Isa tersebut, masyaraktpun berupaya untuk menjadikannya sebagai Tuhan, yaitu dengan berusaha menagkap dan menyalibnya ditiang. Mereka mempercayai bahwa beliau adalah Tuhan yang pantas untuk disembah, pada dirinya ada criteria keTuhanan yang selama itu mereka cari.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW lebih berbeda lagi, beliau diutus sesuai keadaan kondisi masyarakatnya, masyarakat jahiliyah yang hanya memikirkan diri sendiri, mempertahankan keegoan, berlaku brutal dan kasar dengan membunuh anak perempuan karena takut mendapatkan penghinaan, berprilaku buruk dan lain-lainnya. Rasulullah SAW sebagai utusan yang diutus Allah datang dengan hanya mengandalkan karakter dan pribadi memukau, sifat-sifat kemanusiaan yang mulia, menyayangi siyatim dan simiskin, membantu mereka yang membutuhkan, menasehati mereka yang melenceng dengan penuh lemah lembut dan berbudi. Sehingga mereka yang semulanya marah, geram dan ingin membunuhnya berbalik ingin mengikuti ajaran yang dia bawa. Mereka melaksanakan apa yang diperintah dan dianjurkannya dengan sepenuh hati tanpa rasa dongkol dan kesal. Sifat pemaafnya mengalahkan sifat pemaaf seluruh umat manusia didunia ini. Sehingga sangat cocoklah Allah megutus beliau sebagai Nabi dan Rasul pada saat itu.
Begitulah Allah mengutus Nabi dan Rasulnya disaat yang tepat, dimoment yang cocok dengan situasi dan kondisi, dan tentunya disaat itulah mereka dibutuhkan umat, agar mereka terdahulu dan kita saat ini bertauhid kepada Allah SWT saja, agar tidak keluar dari jalur yang salah, agar umat manusia berkarakter mulia, saling menyayangi, saling membantu, saling mendukung dan saling mengingatkan akan kebaikan.
Maha suci Allah atas segala pengaturannya yang luar biasa.
